Ella dan adiknya dibawa turun dari kereta, mereka dibawa ke ruang bawah tanah dengan sedikit pencahayaan, hanya diterangi beberapa obor.
“Tuan.” Ella berlutut di depan seorang pria yang duduk di kursi.
“Aku kecewa padamu, bagaimana bisa kau membunuh Clara jika tidak bersamanya?”
Ella menutup kedua telinga adiknya, lalu menyuruh gadis kecil itu pergi. “Maafkan saya Tuan Jeremy, putra mahkota menjauhkan saya darinya.”
Sejujurnya Jeremy adalah orang yang membebaskan Ella dari kelaparan, dia dan adiknya pasti sudah menjadi gelandangan jika Jeremy tidak memungutnya dan membiarkan Ella bekerja di kediaman Duke. Bagi Ella, Jeremy adalah satu-satunya Tuan, dan ia bersedia melakukan apa pun perintah pria itu.
“Ahh, sial. Lagi-lagi Jevano.” Kedua tangan Jeremy mengepal erat, Jevano selalu saja menghalangi jalannya. Pria itu selalu menghalanginya untuk membunuh Clara.
“Padahal aku sangat ingin melihat adikku tersayang mati, pasti dia masih sangat cantik saat terbaring tak bernyawa.” Jeremy bangkit, mengusap lukisan besar di ruangan itu, potret anggun Clara yang dilukis dengan sempurna.
“Aku menyayangimu, sayangku. Tapi kau harus mati, agar aku bisa menjadi Duke,” ujarnya yang kemudian menyeringai.
Jeremy ingat jelas bertahun-tahun lalu ia mendengar percakapan Duke Lauren dengan Raja.
Flashback
Saat itu Jeremy baru saja datang dari klub berkuda bangsawan, ia melihat rombongan kerajaan di depan rumahnya. Dengan langkah penasaran, ia pergi ke ruang Duke Lauren, dan tak sengaja mendengar percakapan Duke dengan Raja.
“Ini permintaanku, bukan perintah. Tolong Lauren, sebagai teman lama.”
Duke Lauren berpikir cukup lama. “Tapi Clara putriku, dia keturunanku satu-satunya. Atas izin Yang Mulia, dia yang akan melanjutkan gelarku dan memimpin Duchy di masa depan. Bagaimana bisa sekarang Yang Mulia memintanya menjadi Putri Mahkota?”
Jeremy tak habis pikir. Padahal selama ini, ia selalu menjadi putra yang patuh agar Duke menganggapnya sebagai anak kandungnya, Dengan bodoh Jeremy melakukan apa pun keinginan Duke dan berpikir pria tua itu akan mewariskan gelar padanya.
“Aku mohon, Lauren.” Raja melepas mahkotanya.
“Yang Mulia, apa yang Anda lakukan? Tolong pakai kembali mahkota Anda.”
Raja menggeleng. “Mahkota ini terasa sangat berat... Sebenarnya Putra Mahkota sakit,” cicitnya pelan yang langsung membuat Duke terkejut.
“Karena jatuh dari kuda, mentalnya terganggu. Sejak saat itu Jevano tidak pernah mau bicara padaku, dan untuk pertama kalinya, dia meminta agar aku menikahkannya dengan putrimu.”
Duke merasa turut prihatin, tapi dia tidak bisa menyerahkan putrinya yang berharga. “Jika Putra Mahkota sakit, aku tidak bisa membiarkan putriku menikah dengannya.”
“Mungkin, bersama Clara dia bisa sembuh.” Raja baru saja melihat harapan, dan ia tidak akan menyerah. “Begini saja, pernikahan akan dilangsungkan 4 tahun dari sekarang, jika Jevano sembuh. Namun jika tidak, aku tidak akan memaksa keputusanmu.”
Duke masih menimang-nimang. “Baiklah, tapi aku punya syarat. Jika mereka menikah, anak pertama mereka akan tinggal di sini, dan mewarisi gelar Duke.”
Raja tersenyum dan mengangguk. Apa pun akan ia lakukan agar putra mahkota sembuh, untuk itu mereka menandatangani perjanjian yang menyatakan bahwa setelah Jevano dan Clara menikah, anak pertama mereka akan memimpin Duchy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Crown Prince
Fantasía"Tidak! Aku tidak mau terjebak dalam novel mesum ini!" *** Kim Chaeyun mengumpati Tuhan yang tidak pernah mengabulkan permintaannya, padahal setiap tahun ia memohon untuk diberikan seorang pacar yang tampan, namun ia masih saja sendiri diusianya ya...