13

151 12 8
                                    

"Ayah mu? Siapa biu?"

Biu yang di tanya hanya diam, tangan nya memilin pakaian yang ia gunakan tanpa melihat bian yang sekarang menatapnya intens.

Sebenarnya biu tidak mau bilang hal itu dengan bian tapi yaaa namanya juga biu, berbohong sedikit lidah nya langsung keseleo. Ia tidak pandai berbohong dengan bian.

Entah mungkin bian yang terlalu jeli memperhatikan biu yang sendari ia pulang ke rumah atau apa entahlah, yang biu rasa dia hanya makan, main sama white, nonton, dan ciuman sama bian, hehehe.

Tapi untuk kali ini bukan biu yang ngajak duluan kok, biu hanya menatap bian lalu tiba tiba HAP.. hehehe.

Tapi lupakan!!! Kita balik ke topik..

Bian yang tak mendapat respon apapun dari biu menghela nafasnya panjang, kalau sudah begini pasti akan sulit untuk biu jelaskan. Karna biu hanya bilang kalau ayah nya akan datang nanti malam membuat bian yang tadinya ingin melahap biu tertunda.

Untung bian iman nya agak kuat yaa, jadi bisa ngesampingin nafsu nya dulu, hehe.

"Dia yang minta datang bukan biu" cicit biu pelan. Bian hanya mengangguk lalu membawa biu kedalam pelukannya, tidak tega dia melihat biu menunduk takut dengan nya.

"Dia juga sama seperti biu, bisa terbakar kalau terkena matahari dan aura nya tenang makanya biu tidak takut tapi awal ketemu takut kok, kan bian bilang jangan akrab sama orang asing jadi biu enggak akrab dengannya. Bian jangan marah" jelas biu, ia terus menjelaskan pertemuan nya dengan Nara sedetail mungkin tanpa di kurang atau lebihkan dan bian tersenyum mendengar biu bercerita.

Di sini bian tau kalau biu selalu mengingat apa yang ia pesan dan beritahu, tanpa melawan ataupun menyepelekan perintah nya. Bian sangat mencintai biu nya ini, sungguh.

"Baiklah, ayo masak makan malam buat ayah biu, kita harus menjamu nya bukan" ucap bian. Biu mengangguk semangat lalu ikut berjalan ke dapur.

Mereka berdua terus berkutat dengan masakan yang akan di hidangkan, biu mengiris beberapa bawang, cabe, dan sayuran. Ia juga membantu bian meletakkan masakan yang sudah jadi ke meja makan, menata alat makan dan juga mengisi teko air untuk minum.

Bian tersenyum melihat biu yang semangat membantunya, senyumnya selalu tercetak di bibirnya setiap ia melakukan sesuatu, entah itu meletakkan makanan ataupun mencuci alat masak yang sudah selesai di pakai.

"Biu mandi dulu gih, ini bian saja yang selesaiin" perintah bian. Biu menggeleng sembari memajukan bibirnya lucu tanda tidak setuju.

"Biu masih ingin membantu" ucap biu, kaki nya menghentak kelantai dengan wajah yang cemberut menatap bian kesal.

Dia masih ingin membantu lohh, masa tidak boleh sih!!.

"Ini sudah hampir selesai, biu mandi saja dulu...biu kalau mandi kan lama"

Biu memikirkan ucapan bian, ada benar nya juga. Biu kalau mandi lamanya melebihi mandi nya pengantin, bian saja sampai jengah menunggu biu mandi.

Setelah berdebat kecil, biu mengangguk setuju untuk mandi lalu pergi dari dapur menuju kamar pribadinya. Ia mengisi bathub dengan air hangat lalu melemparkan bath bom ke dalam, seketika busa busa mulai bermunculan membuat biu melepaskan pakaiannya lalu berendam di dalamnya.

Merasakan air hangat membasahi seluruh tubuhnya dan wangi dari bath bom menyeruak seluruh ruangan. Wangi bunga mawar dan stroberi kesukaan biu.


Sedangkan bian yang selesai dengan urusan dapur dengan segera ia membersihkan diri sebelum sang tamu datang. Tak lama terdengar suara pintu kamar mandi terbuka menampakkan wajah segar bian dengan wangi sabun yang tercium harum di tubuhnya. Wangi mint.

BÌÜÑÂÑDRÆ||Biblebuild||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang