10

109 12 2
                                    

Pagi harinya, sesuai kata bian.. mereka memasak sarapan bersama. Dapur di rumah itu penuh dengan suara tawa dan candaan dari kedua nya, ahhh rasanya seperti sudah berumah tangga saja.

Bian dengan sabar mengajari biu memotong sayuran dan juga bumbu dapur, lalu di lanjutkan dengan dirinya yang menumis bumbu lalu memasukkan sayuran kangkung yang sudah di potong itu ke dalam wajan.

Biu juga membantu menyiapkan alat makan dan juga mengisi beberapa botol minum yang kosong lalu meletakkan nya di dalam kulkas.

Biu udah bisa membuka kulkas kok, bian yang mengajarinya

Sangat mudah, hanya saya dulu ia tidak tau jika pintu nya hanya tinggal di tarik, kalau tau mahhh gk usah nunggu di ajarin.

"Bian..biu mau susu"

Bian mengangguk lalu mengambil gelas untuk membuatkan biu susu coklat kesukaannya.

Setelah lama berkutat di depan kompor, akhirnya beberapa masakan siap di hidangkan untuk menu sarapan. Menu nya tidak banyak banyak, hanya tumis kangkung dan telur dadar serta nasi putih, sangat sederhana tapi jangan di ragukan kelezatannya.

Selesai menghidangkan makanan, bian kembali ke kamar untuk mandi, sebelum itu ia menyiapkan keperluan mandi biu dan juga air hangat untuk biu mandi.

Ia memasuki kamar mandi yang sering biu pakek, dahi nya mengkerut melihat genangan air di dalam bathub. Airnya keruh seperti habis di pakai tapi siapa? Biu tadi malam tidur dengan nya dan biu juga belom mandi..apa ada yang memakai kamar mandi sebelum nya?.

Membuyarkan pikiran dan melanjutkan tujuan nya, setelah semua nya siap, bian memanggil biu untuk mandi lalu dirinya pergi dari sana.

Dentingan alat makan saling bertautan tanpa ada suara yang menyempil, mereka berempat makan dalam diam dan menikmati sarapannya.

"Bian, biu dah habis" keheningan yang bertahan agak lama itu pun buyar saat suara lucu dari biu terdengar. Bian tersenyum kecil lalu mengusap sudut bibir biu singkat.

"Pinter.. habiskan susu nya" kata bian dan di angguki oleh biu.

"Emmm bian, kita habis sarapan ini mau siap siap pulang" bian mengalihkan pandangannya ke arah Natta.

"Kenapa? Gk nyaman di sini?" Tanya bian.

Natta menatap sekitar lalu kembali menatap bian.

"Bukan gitu..tapii-"

"Natta lihat hantu, bi" saut milp. Bian mengerutkan keningnya mendengar ucapan milp.

"Hantu apa? Dimana?"

"Katanya di kamar mandi, lagipula liburan kita berdua udah habis Ian, besok sudah mulai masuk class lagi" milp menghela nafasnya dan membuat mimik wajah jengkel.

"Males banget ketemu habitat nya paman Ryan, bikin darah naik turun" bian tertawa lepas mendengar ucapan milp.

"Jangan begitu, nanti kalau Daniela denger bisa bisa Inces lu jadi sate" ucap bian. Milp melebarkan matanya saat mengingat sesuatu.

"INCESSS, MY INCESSS...astaga gw lupa sama anak gw, bian!!" Teriak milp saat ia mengingat anak kesayangannya. Sangat bodoh, kenapa ia bisa melupakan kambing kecil nya itu, pasti Daniela menggoda kambing kecil nya itu sampe stress.

"Lu makan lama amat njir, cepet napa" tanpa menunggu Natta lagi, milp berlari ke arah kamar nya untuk packing supaya ia bisa mampir ke rumah sang paman sebelum ia pulang ke rumah.

Natta menatap milp jengah dan mengikuti milp dari belakang. Sedangkan bian dan biu menggelengkan kepalanya lalu lanjut berbincang kecil.

"Hoodie nya pas di tubuhmu, honey" ucap bian yang di angguki oleh biu.

BÌÜÑÂÑDRÆ||Biblebuild||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang