15

108 11 2
                                    


Tittttttttttttt

Suara monitor detak jantung itu menunjukkan garis lurus, menunjukan pria manis itu sudah pasrah dengan hidupnya.

Sang dokter menghela nafasnya dan menyeka keringat yang membasahi keningnya.

Mereka tidak berhasil menyelamatkan pria kecil itu, mereka gagal. Pria kecil itu sudah berpulang ke pangkuan sang pencipta.

"Meninggal pukul 15:43" ucap sang dokter serak.

Dia gagal menyelamatkan pasien nya, mengusap air matanya lalu tersenyum sendu kearah para suster.

"Bersihkan"

*********

"Bian sabar" tenang Milp yang mengejar bian di lorong rumah sakit, ia kewalahan mengejar bian yang berlari bak kesetanan.

Setelah mendengar biu yabg tertabrak bian menangis histeris, ia memukul pipinya berkali kali karna mengabaikan biu dan lebih memilih mengobrol dengan teman lamanya. Sampai di rumah sakit pun bian berlari kearah resepsionis, wajahnya memerah, matanya ikut memerah karna menangis sendari tadi.

"Gimana gw bisa sabar milp? Biu kesakitan di dalam sana" ucap bian sengau, ia terus berlari sampai akhirnya ia sampai di depan UGD.

sebelum tangannya meraih knop pintu, pintu UGD itu terbuka menampakkan seorang dokter yang keluar dengan wajah sendu. Sang dokter juga terkejut melihat bian yang berantakan dengan mata memerah sedang menatapnya tajam.

"Bagaimana keadaannya dok? Biu baik baik saja kan? JAWAB!!" Bian kehilangan kesabaran nya, ia dengan tidak sopan membentak dokter itu dan mencengkram kuat kerah sang dokter.

Sang dokter mencoba menenangkan tapi orang di depannya ini sungguh kuat, tubuhnya di guncang hebat dan lelehan air mata itu terus membanjiri pipinya.

"Saya ikut berduka-"

"APA YANG KAU KATAKAN?!!"

Dokter itu memejamkan matanya, ia tersenyum sekilas dan menepuk bahu bian menguatkan.

"Saya tau ini berat bagi anda tapi kita tidak bisa melawan takdir dan tuhan sangat menyayangi nya" ucap dokter itu tenang, seketika tubuh bian limbung, kaki nya lemas dan dadanya berdenyut keras. Air matanya semakin mengalir deras saat melihat ranjang pasien yang di dorong oleh suster keluar, ia melihat tubuh lemah itu tertutup kain putih dan ada sedikit bercak darah yang menempel.

Milp melihat itu juga terpaku, pertahanan nya seketika hancur melihat orang yang sangat sangat lembut dan ceria itu terbaring kaku di atas ranjang.

"Jangan bercanda honey.. bukannya kau ingin selalu bersama ku? Kenapa kau malah meninggalkanku?" Ucap bian lemah.

"Bagaimana keadaan bi-" ucapan natta yang saat itu baru tiba jadi terhenti saat melihat tubuh seseorang terbaring kaku di ranjang dengan kain putih yang menutupi nya. Natta mencoba mengusir pikiran buruk nya dan kembali bertanya pada Milp.

"Milp itu siapa?" Tanya natta, hatinya sudah tak karuan. Kalau boleh jujur natta sedikit takut dengan jawaban Milp dan juga pikiran buruk itu terus berputar putar di otaknya.

"Milp, itu buk-"

"Biu meninggalkan kita natta"

BRUK

BÌÜÑÂÑDRÆ||Biblebuild||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang