🍒 A N O Z 14 🍒

733 63 3
                                    

"Jangan lupa jika kita akan kembali pada alam."




Di dalam ruangan itu, terdapat sebuah tabung kaca besar yang berdiri tegak di tengah-tengah. Di dalam tabung itu, terbaring tubuh Gabriella, kembaran Gabriel yang katanya telah meninggal. Wajahnya pucat, dan matanya terpejam lemah. Namun, Diana melihat ada gerakan perlahan di dadanya-nafas Gabriella masih terlihat.

"Gabriella," bisik Diana dengan hati-hati. "Apa yang terjadi dengan anda!?"

Jack menatap Diana dengan wajah penuh pertanyaan. "Ibu, apa kita harus membuka tabung ini?"

Diana ragu, namun dia tahu mereka tidak punya banyak waktu. Dia memutuskan untuk membuka tabung itu, Diana ragu harus apa hingga memutuskan menekan tombol hijau disamping tabung dan benar tutup tabung terbuka. Udara dingin mengalir keluar, dan Diana merasa nafasnya tercekat. Gabriella membuka matanya perlahan, dan senyum lemah terukir di wajahnya.

"Kalian berdua datang menyelamatkanku," bisik Gabriella dengan suara serak. "Aku terperangkap di sini selama berbulan-bulan. Gabriel ... Dimana saudaraku!?"

"Nona ... Ini benar anda?" Diana terhuyung, "Ya tuhan ... Nonaku ...."

"Tante ... Dimana saudaraku?" Suara Gabriella merendah.

Diana dan Jack saling pandang. Apa yang sebenarnya terjadi? Dan mengapa Gabriel menyembunyikan Gabriella di dalam tabung ini? Pertanyaan-pertanyaan itu menghantui pikiran mereka.

"Tuan muda Gabriel sedang berada di rumah sakit, nona ... Tuan muda mengalami kecelakaan bersama kakak saya Marvel."

"APA!? KITA HARUS KESANA SEKARANG!!!"

Ketika Gabriella mulai melangkah ia malah ambruk ke depan, dimana hidung mancungnya menyentuh lantai dahulu.

"Nona!" Pekik Diana dan Jack bersamaan lalu menghampiri Gabriella yang terjatuh.

"Nona, lebih baik anda istirahat sebentar." Ucap Diana. Diana sangat yakin 1000% kalau Orang yang tangannya ia pegang adalah nona kecilnya, Gabriella. Ia telah mengurus Gabriella selama 16 tahun, bagaimana mungkin ia tak tahu?

"Benar ... Nona, apa ada yang anda perlukan?" Jack bertanya.

"Aku ingin bertemu Gabby ... Gabby ... Aku ingin Gabby ...!" Gabriella yang telah dalam posisi duduk menitikkan air matanya.

"Nona, saya mohon tunggu sekitar 5 menit saja!" Ucap Jack menenangkan.

"Kalian ingin mendengar cerita?" Tanya Gabriella.

Gabriella terdiam, lantas mulutnya terbuka.

• • •

Di sebuah rumah sakit yang sunyi, Gabriel duduk di kursi besi di lorong sepi. Dia merasa lelah dan penuh pertanyaan. Di sebelahnya, jendela menghadap taman kecil yang diterangi sinar matahari sore.

Gabriel menunggu kembarannya Gabriella yang sedang Check up karena telat haid.

Tiba-tiba, pintu ruangan disebelah terbuka perlahan. Seorang anak kecil berjalan masuk dengan langkah gugup. Rambutnya pirang, matanya berbinar, dan dia memegang boneka kelinci kesayangannya. Gabriel melihatnya dengan heran. Anak itu berhenti di depannya dan tersenyum.

"Halo, Mommy," kata anak itu dengan suara lembut.

Gabriel terkejut. Dia bukanlah ibu siapa pun, parahnya dia seorang laki-laki T.U.L.E.N. "Maaf, apa adik kecil yang manis ini salah alamat?" tanya Gabriel.

[END] Gabriel Von Hundberd || TRANSMIGRASI || Crt Ke 1 || HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang