Telah direvisi sebanyak 55%
✰✰✰✰✰✰✰
Beep
Beep
Beep
"Kak Gem!"
"Eh itu bukannya suara saudaramu, Gem?" tanya salah satu teman Gempa.
"Oh! iya kayaknya, penjemput ku udah tiba nih, aku balik duluan ya" ucap Gempa sambil melambai.
"Iya, hati-hati Gem!" balas teman-teman Gempa.
Gempa pun melangkahkan kakinya ke luar rumah temannya, lalu mendapati Solar yang tengah menunggunya di atas motor.
"Loh, Solar?" tanya Gempa yang nampak heran saat melihat Solar.
"Iya, kenapa kak?" tanya Solar balik sambil memberi Gempa helm.
"Ngga, kok kamu yang jemput aku? kenapa bukan kak Hali?" ucap Gempa sambil memakai helm yang diberi Solar.
"Panjang ceritanya" balas Solar.
"Pendekkan" minta Gempa.
"Kak Hali demam" jawab Solar.
"APA?!- ekhem... kok bisa?" tanya Gempa kaget.
"Pas awal kak Gem pergi-" jelas Solar namun terpotong oleh Gempa.
"Eh entar dulu Sol, kita ke cafe aja gimana?" tawar Gempa.
"Boleh aja, kalau gitu naik" perintah Solar.
Mereka berdua pun menaiki motor dengan Solar yang menjadi pengemudi dan Gempa yang menjadi penumpangnya.
Tidak membutuhkan waktu lama mereka berdua pun telah sampai di salah satu cafe yang terlihat cukup sederhana.
Mereka kemudian segera turun dari motor setelah memarkirkan motor tentunya, lalu melangkah memasuki cafe itu.
Kring
Suara bel dari pintu cafe berbunyi kala mereka memasuki cafe itu, aroma kopi dan rerotian dapat tercium dengan jelas di indra penciuman mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY [ON GOING]
RandomSLOW UP/UP TAK MENENTU Maybe this story is a little 'cringe' -------------------------------------- Prolog-8 telah direvisi Menceritakan tentang keseharian Halilintar dan usahanya untuk mendidik adik-adiknya agar tidak menjadi pribadi yang buruk. T...