✰✰✰✰✰✰✰
Setelah beberapa waktu mereka ---Taufan, Gempa, Blaze, dan Solar--- bersiap-siap, mereka akhirnya selesai dan mulai melakukan perjalanan ke rumah sakit ASTNOM menggunakan mobil dengan Gempa sebagai sopirnya.
Tidak lama pun mereka telah sampai ditujuan, memarkirkan mobil dan kemudian masuk ke dalam rumah sakit itu lalu mencari keberadaan Ice dan Thorn.
Setelah mendapatkan informasi mengenai ruangan Halilintar dirawat, tanpa basa basi mereka semua pun mulai menuju ke ruangan Halilintar sedang dirawat, ruangan 167.
Saat sampai mereka disuguhkan dengan pemandangan Ice yang bersimbah darah di seragam sekolahnya sambil duduk di salah satu kursi tunggu dan Thorn yang terlelap di bahunya.
"Ice" panggil Gempa.
"Kak Gem...?" tanya Ice, dapat terdengar suaranya serak saat menjawab panggilan Gempa.
"Bisa tolong jelaskan apa yang terjadi?" tanya Taufan langsung ke intinya.
Sebelum Ice bangkit dari duduknya, Solar sudah lebih dulu mengambil alih tubuh Thorn untuk disandarkan ke senderan di kursi tunggu itu.
"Huh... tadi pas aku sampai rumah, aku lihat kak Hali pingsan di lantai dengan luka goresan disetiap tubuhnya, di belakang kepalanya juga terlihat darah..."
"Cuman itu yang kau tau?" tanya Taufan.
"Ya... cuman itu" jawabnya.
"Jadi, maksud kak Ice kak Hali dipukul di bagian kepala lalu pelakunya ngelukain kak Hali begitu aja?" tanya Solar memastikan.
Ice mengangguk.
"Sepertinya pelaku itu bukan seorang perampok ataupun orang iseng" ujar Gempa.
Taufan mengernyit, "maksudmu Gem?" tanyanya.
"Pertama, pas aku bersih-bersih tadi aku ngga nemuin ada satupun barang kita yang hilang ataupun rusak kecuali kaca jendela dan pintu halaman belakang." Gempa mengambil napas sejenak.
"Kedua, kak Hali ngga mungkin kalah saat bertarung kalau memang itu cuman orang biasa, kalian juga pasti tau kan seberapa mahirnya kak Hali di bidang itu?"
"Kak Gem ada benarnya, aku setuju. Kak Hali juga ngga mungkin kalah kalau lawannya banyak atau... menggunakan senjata" tambah Solar.
Hening...
"Jadi di mana sekarang kak Hali, Ice?" tanya Blaze memecahkan keheningan.
"Dia masih di dalam, dirinya masih diperiksa dan diobati oleh dokter" jawabnya.
"Udah nunggu lama?" tanya Blaze lagi.
"Lumayan" jawabnya.
Ceklek
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY [ON GOING]
RandomSLOW UP/UP TAK MENENTU Maybe this story is a little 'cringe' -------------------------------------- Prolog-8 telah direvisi Menceritakan tentang keseharian Halilintar dan usahanya untuk mendidik adik-adiknya agar tidak menjadi pribadi yang buruk. T...