Bismillah.
Tandai typo ya, teman-teman.
Happy reading!
***
Hari kamis. Hari yang akan aku ingat sampai kapan pun. Hari itu, seragam sekolahku adalah pramuka. Dari rumah, aku berharap semoga hari ini berjalan dengan lancar. Ya memang, hari ini berjalan lancar menurutku, tapi saat aku pulang sekolah, dan sedang menunggu Caca di dekat lorong sekolah disitulah kesenanganku terganggu.
"HILWA!!" pekik Kak Ruby.
Aku celingukkan mencari keberadaan kak Ruby, dan--dapat! Sumpah demi apapun. Rasanya, aku ingin melempar batu besar ke kepala gadis cantik itu.
Bagaimana tidak kesal? Gadis itu--merangkul lengan pria bernama Raidhan. Bahkan, yang lebih menyebalkan lagi, gadis itu menjulurkan lidahnya kearahku. Menyebalkan.
Kak Ruby menunjuk pria disampingnya. Pria yang mengenakan balutan crew neck berwarna coklat susu, kalau aku boleh jujur dia terlihat sangat tampan. "Liat, Hil, ini siapa?!" pekiknya, tepat di tengah lapangan.
Aku hanya menggerutu kesal dibalik masker yang menutupi bagian mulut dan hidungku.
"Ini Raidhan, Hil!" sambungnya lagi.
Aku memutar bola mata ku malas. Tanpa diberitahu pun, aku sudah tahu! Sumpah, dia membuatku--iri(?), huuuuu, menyebalkan!
Aku bersyukur, karena Caca datang tepat waktu. Aku dan Caca pun melangkah menuju gerbang. Dan ya, aku dan kak Ruby tidak pulang bersama hari ini, karena gadis itu ingin bermain bersama temannya, yaitu kak Lily dan kak Kaniya.
***
Seperti malam-malam sebelumnya. Aku dan kak Ruby kini asik duduk di teras rumah kak Ruby. Tapi kali ini, ia lebih asik dengan ponselnya. Jemarinya sibuk mengetik keyboard diponselnya. Sedangkan aku? Hanya diam kebingungan menatap kak Ruby yang terkadang tertawa tidak jelas.
Sebenarnya aku bingung, kenapa seseorang selalu seperti orang gila ketika sedang chattan? Bahkan, sampai jatuh cinta? Pacaran virtual? Lucu sekali. Modal huruf saja, dibilang perjuangan. Ya, masih mending sih, dibanding aku yang baper sama fiksi yang bahkan wujudnya cuma nama. Kasihan, bukan? Ya, begitulah. Yang penting, aku tidak merasa sakit berulang kali seperti para pacar-pacar virtual yang ketauan selingkuh. Setelah minta maaf, malah diulangi lagi kesalahannya. Jadi guys, aku saranin, kalian lebih baik menyukai fiksi aja, karna fiksi itu lebih menarik. Contohnya, Raidhan. Hehe.
Aku berdecak sebal. "Kamu lagi chat sama siapa sih?"
Kak Ruby menoleh kearahku sebentar. "Chat Rama." balas gadis itu.
"Rama? Siapa?" tanya ku bingung.
"Temennya Raidhan loh, yang selalu berdua sama dia," jawab kak Ruby.
Aku mengangguk paham. "Oh, itu namanya kak Rama. Chat apa?"
"Dia mau kesini. Gak tau mau ngapain," ujarnya dengan mengendik. "nanti kamu ikut aja, kita ngobrolnya di depan kok."
"Gak tau," ujar ku. "aku mau pulang deh, mau temenin abi cari lauk."
Kak Ruby mengangguk, "Nanti samperin ya, mba."
"Iya, kalo bisa, ya. Dadah!" ujar ku melambaikan tangan.
Setengah jam kemudian, aku sudah kembali ke rumah setelah mencari lauk bersama abi. Aku lihat, kalau kak Ruby tengah berbincang dengan kak Rama di bawah pohon yang berada di depan rumah kak Ruby.
Ah, aku sangat ingin ikut nimbrung. Tapi, abi menyuruhku untuk menjaga adik ku yang paling kecil. Jadi, aku tetap diam di rumah menjaga Hayyan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilwasya Raidhanaya
Teen Fiction[Diikutsertakan dalam lomba PENSI VOL-9] DILARANG MEMPLAGIAT CERITA INI DI PLATFORM MANAPUN DAN DALAM BENTUK APAPUN! yang plagiat, ku doakan jari kamu disentil malaikat. *** Januari 2021. "Aku janji, aku bakal buat kak Raidhan abadi di karya-karya k...