Sebuah pencapaian

36 9 1
                                    

'Tu Ghata Hai Phuhaar Ki, Main Ghadi Intezaar Ki.'

(Kau adalah awan yang dipenuhi hujan, Sementara aku sedang menantikanmu)

'Apna Milna Likha Issi Baras Hai Na.'

(Apakah pertemuan kita ditakdirkan di musim hujan mendatang?)

'Jo Meri Manzilon Ko Jaati Hai ...'

(Ada suatu jalan yang menuju ke arahku.)

'Tere Naam Ki Koi Sadak Hai Na ...'

(Sebuah jalan dengan namamu, bukankah begitu?)

'Jo Mere Dil Ko Dil Banaati Hai.'

(Ada sebuah debaran di dalam hatiku.)

'Tere Naam Ki Koi Dhadak Hai Na ...'

(Detak jantung menyebut namamu, bukankah begitu?)

Lagu dengan judul 'Dhadak' itu mengalun indah di pendengaran Ku. November 2021, Aku ingat itu adalah hari pertama Aku bertemu dan mengenal kak Raidhan.

Dan ... Lagu ini, entah mengapa sangat cocok artinya dengan Ku. Haha. Salah satu alasan Ku menyukai lagu Bollywood, karena banyak lagu-lagunya yang relate dengan Ku.

Tapi, tunggu! Di mana Aku berada?

Sebuah taman bunga yang cantik dan semuanya terlihat bercahaya. Aku juga ... Melihat kak Raidhan ada di hadapan Ku lagi.

Sebentar, apakah ini mimpi?

Aku tak ingat jelas dengan apa yang Ia lakukan. Kak Raidhan tak berkata apapun pada Ku. Ia hanya berdiri dengan jarak yang cukup jauh dengan senyuman yang mengembang, hingga bulan sabit di matanya muncul. Aku senang melihatnya dan Aku ikut tersenyum.

Tapi ... Senyum Ku luntur tatkala Aku melihat lengan pria itu dirangkul oleh seseorang yang tak dapat Ku lihat wajahnya secara jelas. Namun yang dapat Ku pastikan, Ia perempuan. Tidak hanya merangkul, gadis itu juga menarik kak Raidhan untuk ... Meninggalkan Ku, di taman itu sendirian.

Ini sesak.

Aku membuka mata Ku. Hari sudah pagi. Hari itu, hati Ku terasa sangat ... Kosong. Seakan tak ada yang pernah terjadi. Katakan jika, Aku sudah ikhlas. Saat itu, tepatnya pada tanggal 01 Maret 2023, Aku merasakan hal yang tak pernah Ku rasakan.

Di tahun ini, Aku yakin akan ada banyak sekali perasaan asing yang tak pernah Ku dapat sebelumnya.

Aku bangkit dari tidur Ku. Ah, tidur di lantai membuat sekujur tubuh Ku nyaris remuk. Tadi saat subuh, Aku sempat bangun dan shalat ... Lagi dan lagi, Aku menangis hingga tertidur di atas sajadah, alhasil Aku terbangun pukul setengah enam.

Aku demam dan jatuh sakit. Ya, tidak sakit parah ... Aku rasa hanya karena banyak pikiran, kelelahan dan ... Terlalu banyak menangis.

Tapi, tunggu ... Bukan kah katanya ketika seseorang sakit maka dosa-dosanya diangkat oleh Allah SWT? Itu berarti, segala permintaan maaf Ku semalam diterima oleh Allah? Semoga saja.

Mata Ku rasanya perih, tubuh Ku menggigil. Aku bahkan izin tak masuk sekolah. Oh iya, pada saat itu sedang masuk musim hujan.

November 2021-Maret 2023. Selama satu tahun, tidak! Ini nyaris tiga tahun. Ya ... Setelah dua tahun Aku merangkak, kapan Aku akan mulai berjalan untuk menepati janji Ku? Tidak. Sudah tidak ada waktu!

Aku tidak akan berjalan. Tapi Aku akan berlali!

Cegil? Bukan. Aku bukan Cegil. Aku perempuan yang gak mau ingkar janji.

Untuk kak Raidhan. Maaf. Maaf karena pada Desember 2022, Aku sempat berjanji untuk mengakhiri segalanya. Nyatanya, Allah berkata lain, kak. Justru pada bulan ini ... Semua di mulai!

Apa yang seharusnya Aku berikan untuk Mu sedari dua tahun lalu, baru saat ini Ku mulai.

Aku harap, setidaknya ... Kamu bangga mengenal Ku.

***

Maret 2023.

Aku melangkahkan kaki keluar kelas bersama Izzi, teman sekelas Ku. Saat ini, Aku menginjak bangku kelas sebelas semester dua. Sebentar lagi Aku akan naik kelas dan lulus dari sekolah ini. Tapi ... Aku belum berhasil membuat kak Raidhan ada di dalam sebuah buku. Setidaknya, biarkan Dia ada di buku kumpulan cerpen hasil lomba Ku.

"Eh, Hil!" panggil seseorang di lorong sekolah. Dia teman lomba Ku di bulan November 2022 saat hari guru. "Ada lomba nulis cerpen di Instagram. Ikut gih, siapa tahu kamu bisa lolos." itu ucapnya.

"Kamu ikut juga?" tanya Ku.

Gadis bernama Salsa itu menggeleng. "Enggak lah. Aku gak bisa buat cerpen cuy. Kamu aja udah, bilang sana ke pak Firdi, kamu kan deket sama dia."

Aku nampak diam. Berpikir sebentar. "Kirim linknya aja ke Aku, nanti Aku chat pak Firdi." putus Ku pada akhirnya.

Salsa tersenyum, mengacungkan ibu jarinya. "Sip deh! Aku duluan, ya!" ucapnya, kemudian berpamitan pulang.

Aku melambaikan tangan Ku dengan senyuman. 'Bismillah ... Semoga dengan ini, mimpi Ku tercapai.' Aku membatin.

Berprasangka baik terhadap Allah akan membuat hasil Mu tidak akan pernah mengecewakan. Aku percaya hal itu. Maka dari itu, Aku selalu berpikir bahwa ... Allah memiliki jalan lain untuk Ku. Rasa sakit ini akan diganti dengan kebahagiaan yang tak pernah Ku pikirkan sebelumnya. Aku yakin.

Allah tidak akan menguji hamba-Nya diluar batas kemampuan sang hamba. Jadi, Ku pikir Allah memberikan Ku ujian ini karena Aku bisa menghadapi ujian yang diberikan-Nya.

Optimis, ikhtiar dan tawakkal. Aku melakukan hal ini setiap harinya. Awalnya sulit, namun ketika dijalani dengan setulus hati ... Maka ini akan menjadi bagian dari apa yang Aku lakukan di hidup Ku. Mungkin kalian bisa melakukan ketiga hal ini juga saat sedang berusaha.

Aku mengirim pesan pada guru yang selama ini merangkul Ku untuk menjadi penulis muda. Pak Firdi. Guru bahasa Indonesia yang selalu mendukung Ku.

09 Maret 2023.

Aku mulai mengirimkan satu naskah cerpen Ku pada sebuah lomba yang ada di Instagram. Lomba yang diberikan oleh teman Ku yang bernama Salsa itu. Cerpen Ku dengan judul 'Tuan, aku berhenti ya?' Ku kirimkan dengan harapan lolos seleksi, atau mungkin menjadi pemenang.

Aku terus berdoa, agar bisa lolos seleksi tersebut. Tapi diselingi itu, ada banyak sekali ujian yang menguji kesabaran Ku. Entah itu dari moodKu sendiri atau yang lainnya.

Aku terus dibantu oleh guru Ku yang bernama pak Firdi. Ingat? Guru bahasa Indonesia Ku yang selalu membimbing Ku dalam hal menulis ini.

Pada bulan Juni 2023, Aku dititahkan untuk kembali mengikuti lomba oleh pak Firdi. Lomba kali ini dari Dinas Asrsip Perpustakaan Daerah atau DISARPUSDA. Lomba-nya antar sekolah.

Tema saat itu tentang 'Tips anti galau' Aku kembali membuat cerita di aplikasi office word seperti apa yang sudah di tentukan pada persyaratan lomba tersebut. Rasanya seperti berputar pada satu titik. Karena tahu mengapa?

Ya ... Karena apa yang Ku tulis meski sudah Ku bedakan nama-nya dan tokohnya. Namun tetap saja yang berhasil Ku rangkai dan Ku bentuk adalah tokoh seorang Raidhan. Padahal tadinya, Aku tidak ingin mengisahkan tentang pria itu, tapi ... Semua seakan berputar pada satu titik. Dunia kepenulisan Ku hanya terpusat pada satu tokoh. Dan tokoh itu adalah Raidhan.

Di 2024 ini, aku sudah memiliki sekiranya 4 buku anatologi cerpen yang di dalamnya ada karya milik ku dan nama Raidhan. Dan aku berharap, aku bisa menjadikannya sebuah novel dengan menyebut gamblang namanya.

Tahu tidak? Selama aku melangkah untuk bangkit, Arunika selalu sama membuat aku kembali jatuh. Dia selalu membuat sebuah postingan yang membuat hati ku hancur.

Pertanyaan ku hanya satu, apa aku sepenting itu untuk dicari tau dan dijadikan saingan? Disaat dia sudah jadi pemenangnya.

Hilwasya RaidhanayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang