14. Masalah Pradana

3.1K 336 17
                                    

"Sebelumnya masuk ke pekerjaan  yang akan aku tawarkan, aku ingin kamu tahu kehidupanku sekarang Liliana."

Kembali, aku merasa sedikit ganjil dengan apa yang dikatakan oleh Pradana, tapi menyela aku rasa bukan hal yang tepat, itu sebabnya aku memilih untuk mengangguk, mempersilahkannya untuk terus berbicara agar semuanya cepat selesai.

"Dua tahun setelah aku selesai pendidikan, orangtuaku memintaku untuk menikahi salah satu anak dari partner bisnisnya. Aku yakin kamu paham dengan maksudku, perjodohan, pernikahan bisnis demi keuntungan......" ada jeda yang diambil oleh Pradana, dia menatapku seolah dia menungguku untuk mencibir apa yang dilakukan oleh keluarganya, namun aku tidak melakukan hal itu, perjodohan mungkin hal yang menyebalkan dan kuno untuk sebagian orang namun di lingkungan
Keluargaku dan Pradana, itu adalah hal yang wajar.

Sederhananya, para orangtua berusaha melindungi harta mereka agar tidak jatuh ke orang yang salah, dan agar anak mereka tidak dimanfaatkan oleh orang-orang yang seringkali disebut panjat sosial demi naik kelas.

"Ya, aku paham. Lanjutkan, Dan."

Pradana mengangguk, "singkat cerita aku dan Monica sepakat menikah walaupun aku tahu dia pun sama sepertiku, sama-sama tidak ada perasaan dan merasa jika lebih baik menurut saja kepada keputusan orangtua daripada merepotkan diri, kami hidup selayaknya pasangan suami istri, sampai akhirnya aku memiliki Saka." Uniknya, sekalipun Pradana bercerita dengan nada datarnya yang membosankan saat dia mengingat mantan istrinya, tapi saat Pradana menyebut nama Saka, putranya, ada kasih sayang mutlak yang bisa aku rasakan. "Aku memang tidak mencintai Monica, begitu pula dengan Monica yang tidak bisa lepas dari mantan pacarnya, itu sebabnya saat ditahun keenam pernikahan kami, tepatnya dua tahun lalu, dia meminta bercerai aku mengabulkannya, karena aku sendiri merasa pernikahan kami tidak akan berhasil."

"Dan saat perceraian itu mantan istrimu nggak ada nuntut soal hak asuh? Tapi kenapa kata Nyonya Maryam sekarnag dia tiba-tiba nuntut hak asuh Saka?"

"Jangankan ngurusin Saka, aku sendiri ragu Monica ingat ulang tahun anaknya atau tidak. Mantan istriku lebih suka menghabiskan waktunya untuk arisan, kumpul dengan gank-nya. Saat kami bercerai dia justru bilang kalau dia nggak bisa bawa Saka karena dia mau ikut pacarnya ke Aussie."

Aku mengernyit keheranan, tumbuh dalam keluarga cemara yang penuh kasih sayang membuatku sama sekali tidak related dengan sikap mantan istrinya Pradana, ada ya Ibu yang bisa pisah dari anaknya, mana masih kecil pula, ini malah lebih mentingin pacarnya.
Gelo emang. Dulu waktu mau jodohin Nyonya Maryam ini nggak periksa kejiwaan calon mantunya apa!

"Lantas kenapa dia tiba-tiba nuntut hak asuh setelah dua tahun kalian cerai?"

Pradana meraih kopinya, dengan sebelah tangan dia membuka klipnya dan jujur saja aku agak terkejut dengan kekuatan tangannya, dia bahkan melakukannya tanpa melihat ke arah kaleng yang dipegangnya. Bodohnya diriku adalah hal sesederhana seperti ini kenapa harus aku perhatikan? 😭

"Resort milik orangtuanya gulung tikar, kamu tahu sendiri kan kalau COVID bikin semua sektor pariwisata ambruk. Salah satu yang terdampak adalah usaha milik keluarganya Monica, aku nggak tahu tepatnya namun yang aku dengar resort dan wisata milik keluarga Monica sudah diambil alih pihak lain. Bahasa mudahnya, Monica bangkrut, dan dengan dia mendapatkan hak asuh Saka maka dia akan mendapatkan tunjangan dariku untuk keperluan anak kami."

Jika sebelumnya aku mengangguk-angguk seperti boneka neko toko Cici, maka sekarang aku hanya bisa geleng-geleng dengan kelakuan tidak wajar mantan istri Pradana. Bisa-bisanya dia berpikir segila itu sampai memanfaatkan anaknya sendiri demi uang tunjangan. Aku sedikit mulai paham dengan kekhawatiran Pradana, bukan masalah uangnya, aku yakin Pradana lebih dari mampu tapi niat awal ibunya Saka sudah buruk. Bukan tidak mungkin hanya uangnya saja yang diterima kemudian Saka tidak diurus dengan benar.

Nikah KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang