26. Emosi Saka

3.8K 389 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ada hal yang paling tidak masuk akal untuk aku dengar, itu adalah hal yang aku dengar dari Mbak Yah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ada hal yang paling tidak masuk akal untuk aku dengar, itu adalah hal yang aku dengar dari Mbak Yah. Untuk beberapa detik aku membiarkan keterkejutan menguasaiku sampai akhirnya aku menggeleng pelan untuk menepisnya. Seringai muncul diwajahku saat aku menatap Mbak Yah.

"Benarkah? Saya harap saya bisa bertemu siapapun yang berhasil membuat Pradana menyukai bunga untuk mengucapkan terimakasih karena telah berhasil menjadikan pria menyebalkan sepertinya menjadi sosok romantis dan berjiwa seni yang lumayan."

Raut wajah Mbak Yah yang sebelumnya begitu dominan dengan isyarat jika tengah menggodaku dan berharap jika aku akan menangkap kode-kode yang tersirat seketika dipenuhi kecewa, ya aku sangat tahu jika Mbak Yah ingin aku berpikir jika semua hal yang ada di rumah ini sengaja Pradana buat untukku, aku tidak tahu apa motivasi Mbak Yah melakukan hal ini tapi dibandingkan Mbak Yah aku sedikit lebih mengenal Pradana, dan yang paling penting aku tahu jika Pradana tidak mungkin menyukaiku dalam hal apapun terlebih masalah romantis.

Mbak Yah mendesah pelan, namun keluhan itu tidak aku pedulikan, apalagi saat aku mendengar suara riang Saka menyerbu masuk memenuhi rumah diikuti Nyonya Maryam yang tergesa mengekori langkah cepat cucunya.

"Miss Lili......."

Mau tidak mau aku turut tersenyum saat Saka berlari dengan antusias, tidak, jangan bayangkan Saka akan berlari memelukku, laki-laki kecil ini adalah miniatur dari Pradana yang menyebalkan karena sikap sok kuatnya, jadi tidak heran, meskipun dia sangat bersemangat menghampiriku, dia berhenti tepat di hadapanku dengan pandangan mata paling berbinar yang pernah aku lihat selama 8 bulan ini.

Nikah KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang