"Jadi, akhirnya kamu akan menikah lagi?"Sedari tadi Pradana dalam sikap siap siaganya saat dia meminta meminta izin atau lebih tepatnya memberitahukan kepada atasannya perihal dirinya yang akan menikah, selama ini melajang dengan status duda satu anak membuat Pradana sedikit kerepotan karena kenyataannya statusnya tersebut tidak membuat para wanita ataupun para orangtua mundur dari misi mereka untuk mendekatinya.
Termasuk salah satunya adalah adik ipar dari Dandimnya yang masih muda ini, Letkol Agus Nugraha, usianya bahkan belum mencapai 40 tahun tapi beliau nyatanya sudah menjadi Dandim termuda, salah satu hal kenapa Pradana merasa penting untuk menemui beliau adalah Pradana ingin secara halus menolak adik ipar beliau yang selama ini begitu getol mengejar Pradana.
Dimulai dari sepik tipis-tipis, sampai kadang Bu Dandim turun tangan dengan meminta Pradana mengantarkan adiknya tersebut untuk ke kantor atau menjemputnya, itu belum termasuk saat Pradana menghadiri kondangan dan tiba-tiba saja Gita, adik ipar Letkol Agus dititipkan begitu saja kepada Pradana. Diantara banyaknya orang yang mengejar-ngejar Pradana, Gita dan backingannya menurut Pradana yang paling merepotkan . Pokoknya ada-ada saja hal alasan yang dibuat. Menolak sungkan, tapi dibiarkan tidak peka.
"Siap, benar Komandan. Saya dan calon istri sudah mulai mengurus berkas-berkas pernikahan. Mohon doakan agar semuanya cepat selesai."
Letkol Agus yang mendengar kalimat tegas dari anggotanya tersebut hanya mengangguk pelan, sejujurnya meskipun Agus tidak segetol istrinya dalam menjodohkan Pradana dengan Gita, tetap saja Agus berharap jika dia bisa bersaudara dengan Pradana. Memiliki saudara ipar seorang yang genius seperti Pradana, pandai dalam strategi, terbukti dari gelar yang di dapatkannya dari Fort Moore, bukan cuma cemerlang tapi Pradana juga disokong ekonomi yang kuat. Hanya tinggal menunggu waktu saja karier militer Pradana melesat lebih cepat dibandingkan rekannya yang lain.
Namun meskipun agak kecewa dengan kabar yang dibawa oleh Pradana, Agus berusaha menempatkan dirinya sebagai seorang Komandan yang baik yang menghargai sikap anggotanya.
"Semoga semuanya lancar, Dan. Saya juga turut senang kamu akhirnya menikah lagi, kasihan anakmu kalau tumbuh tanpa sosok Ibu. Semoga kali ini untuk selamanya."
Pradana mengangguk mengaminkan meskipun jika boleh memilih Pradana enggan kegagalannya diungkit, namun tidak cukup hanya disana, Agus yang penasaran siapa wanita yang akhirnya mampu meluluhkan duda dingin tersebut pun lantas bertanya, "kalau boleh tahu siapa calonmu, Dan? Anak siapa? Barangkali saya kenal."
"Siap, Komandan. Calon istri saya bukan berasal dari kalangan militer. Kami teman SMA dan setahun yang lalu kami kembali bertemu karena calon istri saya kebetulan mengajar anak saya."
Mendengar siapa calon istri Pradana bukanlah dari kalangan militer membuat Agus sedikit terkejut, Agus mengira calon istri Pradana adalah putri para Jendral yang berada di lingkaran presiden, mengingat betapa glamornya nama Aryaatmaja di dunia bisnis, pernikahan bisnis menguntungkan adalah hal yang biasa dilakukan. Tapi teman SMA, dan apa tadi, seorang guru? Agus merasa Pradana telah kehilangan akal, sebagai seorang yang tidak punya backingan, Pradana terlihat tenang sekali tanpa jendral dibelakangnya untuk memuluskan kariernya.
"Aaaahhh, teman lama rupanya. Saya kira calon istrimu itu putri Danjen Andika atau Danjen Marsidi, secara kamu itu idaman anak-anak para Jendral, Dan. Saya yakin hari H pernikahanmu nanti pasti banyak yang patah hati, kamu sih dulu nikahnya kecepetan, semoga kali ini untuk selamanya ya, jangan pisah-pisah lagi, nanti menghambat di karier."
"Siap Komandan, mohon doa terbaiknya untuk kami." Pradana hanya mengangguk pelan, jika Pradana boleh memilih siapa sih yang ingin pernikahannya berakhir? Pradana pun tidak ingin hubungannya dengan Monica kandas, terlebih membuat Saka terlunta-lunta dengan kasih sayang orangtuanya yang tidak lengkap, meskipun ada Ibunya tapi tetap saja kasih sayang seorang Ibu tidak tergantikan. Tapi bagaimana lagi, kesalahan Monica sudah terlalu fatal, dengan dalih kesepian dan kurangnya nafkah batin dari Pradana karena pria itu fokus pada karier dan pendidikannya, bahkan sampai keluar negeri juga, Monica pada akhirnya mendua.
Banyak kesalahan Monica yang bisa Pradana maafkan, tapi tidak dengan perselingkuhan, membayangkan meniduri istrinya yang sudah ber'main' dengan laki-laki lain membuat Pradana jijik. Itu sebabnya, meskipun Pradana sepakat untuk tidak membuka perselingkuhan Monica dengan mantan pacarnya, tetap saja Pradana memilih melepaskan. Hal yang sebenarnya Pradana sesali hingga sekarang karena membuat Monica melenggang bebas menuntutnya atas hak asuh atas anak yang bahkan tidak pernah diurusnya dengan benar.
Ya, Monica memang bukan Ibu yang baik, dia hanya melahirkan Saka, dan pada akhirnya tatapan penuh damba Saka justru diberikan kepada sosok guru lesnya, putranya tersebut selalu menceritakan kepada Saka betapa manis Ibu guru yang mengajarnya les, bukan hanya manis dan menyenangkan tapi Liliana juga seringkali memanjakan Saka dengan kue-kue buatannya, yang harus Pradana akui jika rasanya memang luar biasa.
Aaah, jika Pradana mengingat si Culun manja, Liliana yang berusia 16-18 tahun, Pradana tidak akan percaya jika pada akhirnya si picky eater yang tidak bisa minum sembarang minuman tersebut menjelma menjadi sosok tangguh yang bertahan dari buruknya dunia yang tengah jungkir balik lengkap dengan mengembangkan keahliannya memasak dan baking. Aarrrghgg, memikirkan Liliana dan hobinya yang membuat bermacam-macam kue membuat Pradana tanpa sadar menahan senyumannya sendiri, satu hal yang menjadi kebiasaan Pradana karena tidak ingin Liliana tahu jika Pradana mulai terbiasa dengan kehadirannya. Terbiasa dengan Saka yang merengek untuk mendatangi Lili, terbiasa untuk Saka tidur di rumah yang Dana sediakan untuk Lili, dan sialnya lidah Pradana sudah terbiasa dengan setiap makanan yang dibuat musuh bebuyutannya tersebut.
Dan rupanya sikap Pradana yang jauh lebih manusiawi inipun tertangkap oleh Agus, sungguh hampir 2 tahun Agus mengenal Pradana sebagai seornag atasan, Agus nyaris tidak pernah melihat Pradana tersenyum setulus sekarang ini.
"Sepertinya kamu sangat mencintai calon istrimu, Dan?"
Cinta? Lima huruf yang membentuk kata sederhana yang seringkali diucapkan tanpa beban oleh para anak muda tersebut sukses membuat senyum Pradana memudar, namun itu hanya sekejap karena detik berikutnya Topeng bekunya kembali terpasang saat Pradana tersenyum penuh kepura-puraan kala menatap atasannya.
"Tentu saja saya mencintai calon istri saya, Komandan. Saya mencintainya sejak masa sekolah dahulu, cinta yang musti saya pendam dalam-dalam karena saya terikat perjodohan dengan wanita pilihan orangtua saya. Dan sekarang, saat akhirnya takdir mempertemukan kami kembali dengan keadaan saya yang berbeda, tentu saja saya tidak akan melepaskannya, Komandan."
Yah, sebuah kisah indah yang sudah diatur sedemikian rupa oleh Pradana untuk menyempurnakan pernikahan kontraknya. Sebuah hal pintar hingga Agus pun merasa jika Pradana memang benar-benar jatuh cinta. Terlebih ditengah obrolan mereka tentang banyak hal, ponsel Pradana berdering pelan, nama Liliana yang terpajang dilayar pun tidak luput dari perhatian Agus aaat senyuman tulus Pradana kembali mengembang. Sebelum Pradana meminta izin, Agus sudah lebih dahulu memberikan pengertiannya.
"Dari calon istrimu, angkat saja dulu."
Tidak perlu diperintah dua kali untuk Pradana bangkit dari duduknya, selama beberapa waktu ini Liliana memang mencoba menjalin kedekatan dengan Pradana agar tidak canggung, namun baru kali ini Liliana meneleponnya, tentu saja hal ini membuat Pradana bertanya-tanya sebelum akhirnya Pradana mengangkatnya dan mendengar suara Liliana yang nyaris tidak pernah berubah sejak 12 tahun menyapa telinga Pradana, namun kali ini dengan nada mesra menggelikan yang mau tidak mau membuat Pradana tersenyum geli tanpa dia sendiri sadari.
"Mas, bisa jemput aku nggak, aku ada di depan Batalyon sama Saka mau nganterin bolu karamel buat kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Kontrak
RomanceDalam hidupnya Liliana tidak akan pernah bermimpi jika hidupnya akan menjadi begitu nelangsa. Keluarganya bangkrut karena korupsi gila-gilaan yang dilakukan adik dari Papanya, perusahaan keluarganya pun seketika dipailitkan, dan aset yang tersisa ha...