"Dari mana semalem?"
"Main lan dad kemana lagi"
"Kamu ini ya tau main mulu bisanya"
"Itu daddy tau"
"Kamu ini ya, besok ada tamu kamu gak boleh main nanti malem"
"Suka-suka nono lah dad kalo main yang penting besok nono ada, emang acara apa sih kayak penting banget nono harus ikut"
"Udah intinya kamu besok gak boleh main"
"Iya deh"
Jaemin baru saja akan memanggil grandma dan grandpa nya tapi ternyata grandma dan grandpa nya sudah berjalan menghampirinya.
"Baru saja nana mau manggil"
"Tidak usah na grandma sama grandpa sudah tau kalo kamu udah masak"
"Iya grandma terimakasih"
"Untuk apa kamu berterimakasih yang harusnya berterimakasih adalah grandma dan grandpa yang selalu menyusahkan mu na"
"Nana tidak merasa di repotkan grandma"
"Ya sudah kita makan terlebih dahulu yuk"
"Baik grandpa
Suara sendok, garpuh dan piring berbunyi menandakan keluarga sedang menyantap makanan yang setiap pagi sudah di siapkan oleh nana kesayangannya.
"Nana semalam dari mana saja sampai larut belum pulang"
"Nana menemani nono main grandma"
"Ya sudah lain kali kamu jangan malem-malem ajak nono pulang"
"Iya grandma"
Setelah acara makan selesai jaemin memutuskan untuk kembali ke kamar dan membaca buku catatan nya yang akan di pelajari besok siang di kampusnya.
Jangan salah jaemin itu pintar ia memasuki juara pertama di berbagai olimpiade.
Drettt.. Drettt..
Suara hp mengalihkan fokus jaemin.
"Jaem sini markas gw butuh bantuan lu"
"Kenapa sih gw lagi belajar juga"
"Gw butuh bantuan lu banget sumpah sini"
"Iya-iya bentar gw otw"
Jaemin pun mematikan ponsel tersebut.
'Ribet banget dah si boncel.'
Setelah mendapatkan telpon jaemin bergegas mengambil kunci motor nya dan menuju ke basecamp.
Rumah mewah dengan pagar yang begitu tinggi.
Jaemin memarkirkan motornya di dekat gerbang.
Ia berjalan menuju pintu utama. Sambil terkadang menggerutu.'aish belajar gw kelewat'
'ahh grandma sudah minum obat tidak ya?'
Jaemin meronggoh sakunya dan mengambil ponselnya. Ia mencari kontak grandmanya.
"Hallo grandma"
"Ada apa jaem"
"Grandma sudah minum obat tidak?"
"Ahh tenang lah grandma sudah meminumnya tadi"
"Syukurlah jaem lupa tadi, ya sudah kalo gitu jaem tutup ya grandma"
"Iya sayang"
Jaemin melanjutkan jalannya menuju ke dalam rumah yang ternyata sudah ramai. Hangan tanya mengapa tidak terdengar keluar jarena di basecamp nya itu serba ada. Oke kita absen yang berasa di ruang tamu, ac, kulkas 3 pintu, sofa mewah dan banyak lagi. Sebenarnya ini bukan seperti basecame melainkan sudah seperti sebuah rumah.
"Oi jaem sini"
"Kenapa cel gw kan gak jadi belajar gara-gara lu"
"Cal cel cal cel kurang ajar lu, oh ya minggu nanti ada arena nih sama Shatered Light ada 2 round jadi kita mau diskusi ini sama jeno lu lupa ya?"
"Ohh padahal tanpa gw ikut diskusi juga gpp kali gw terima hasil aja siapa yang kepilih gitu"
"Tapi jeno mau lu hadir ego"
"Sekarang mana jeno?"
"Bentar lagi dateng"
Jaemin pun mendudukan diri di ujung sofa menunggu kesayangannya datang.
"Eii jaemin udah dateng aja kamu"
"Udah di suruh si boncel kamu kok tumben lama"
"Biasa mom dama dad"
"Ini pasti izin sama aku keluarnya"
"Ya iya lah"
"Hei hei sudah-sudah cukup bermesraannya ayo kita rapat"
.
.
.
.
Jujur saja tidak banyak harapan tentang buku ini tapi semoga kalian suka dengan chapter ini ya. Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight (END)
FanfictionMau bagai mana lagi aku tolak juga percuma saja papa sama mama juga pasti akan memaksa itu semua, jadi tidak ada gunanya juga aku menolak. Tapi jangan harap aku akan menyukainya. Sampai kapan pun aku tidak akan menyukainya.