"Sudah siap?"
Tanya sang wanita pembawa bendera.
3
2
1
Motor pun melesat dengan cepat tanpa ada motor dan mobil lain di arah sini karena mereka tau setiap malam minggu selalu ada saja balap liar jadi mereka mengalihkan arah kemudi tidak jalan sini.
Jeno melirik motor di samping yang tengah mencoba menaikan kecepatan nya, ya sekarang jeno mulai tertinggal dengan orang yang tadi di sampingnya.
Jeno sudah tertinggal agak jauh sampai ia sudah melihat garis finis di depan sana dengan motor lawan sudah sampai di garis finis sana dengan banyak wanita yang sedang menggoda pemenangnya.
"Halo, Jeno Long time no see"
"Cih. So kenal lu sama gw"
"Gw tau lu, lu ketua Moonlight kan?!"
"Lu siapa emng"
"Gw Mark Shatered Light"
"Oh"
Jeno menaiki motornya menuju jaemin yang tengeh menunggunya.
"Kenapa kok mukanya kesel banget?" Tanya jaemin
"Tau ah kalah"
"Tenang aja nanti aku yang menang"
"Hmm"
"Ya udah aku kesana dulu ya kamu gak semangatin aku gitu"
"Gak buat apa gak guna"
"Dih malu kamu tuh" jeno hanya mengulirkan matanya lelah
"Ya udah tunggu aku ya"
Jaemin pun berjalan menuju garis start dengan motor kesayangannya yang di dominansi warna hitam dan ada beberapa garis berwarna putih dan bertulisan bunny.
Di depan sana sudah ada seorang gadis dengan benderanya.
"Sudah siap? "
Tanya wanita yang memegang bendera hitam putih tersebut. Di anggukin oleh 2 pemuda yang sudah naik di atas motornya tersebut.
"Baiklah"
3
2
1
Kedua pemuda yang menaiki motor tersebut sudah melewati saat bendera hitam putih di depan mereka dijatuhkan.
Pemuda yang sudah melakukan lebih depan melihat sepion nya dan ternyata ia melihat pemuda di belakangnya yang tertinggal tidak jauh dengannya.
Pemuda yang di depan tidak terlalu menghiraukan dan tepat didepan sana ada belokan jadi ia memperlambat kecepatannya sedikit sampai akhirnya pemuda di belakang menerobos begitu saja di belokan itu.
Bruk
Srettt
"Akh, sialan kenapa licin banget"
"Kau tidak apa?" sambil menjulurkan tangan nya
"Tidak apa kau duluan saja ke sana"
"Tidak, biarku bantu"
"Terimakasih"
Pemuda yang tadi terjatuh pun sudah menaiki motornya kembali sama saja dengan pemuda yang telah membantunya.
Sekarang pemuda dengan motornya masing-masing sedang menjalankan motornya sampai finis dengan berdampingan sampai saat finis.
Banyak sorakan yang aneh dengan kedua pemuda tersebut mengapa malah berdampingan tidak berdampingan satu sama lain.
"Kok bisa sih mereka berbarengan"
"Padahal mereka lagi balapan kok bisa mereka berbarengan seperti itu"
"Sama saja gak ada yang menang dong kalo gitu"
"Lebih aneh kenapa mereka bawa motor pelan banget"
Dan banyak sorakan dari yang lain
Jaemin pun menghampiri jenonya. Dengan senyuman yang selalu ia layangkan pada Jeno.
"Kamu kenapa kok gak balapan sama tu orang"
"Nggak tadi dia jatoh di belokan sana"
"Bukannya itu bagus buat kamu tinggalin dan kamu menang"
"Nggak sayang aku gak tega liat dia jatoh aku bantu dan gak niat balapan sama dia"
"Kamu kok gitu sih jaem, tau lah terserah kamu aku pulang duluan males aku sama kamu"
"Lah kok kamu marah sih"
"Terserah kamu mau nganggep aku marah atau apa deh jaem capek gw"
"Loh kok kamu tambah marah sih jen"
Tanpa menjawab lagi Jeno sudah mengendalikan pedal gas motornya. Jaemin yang melihat itu dia langsung berlari ke motornya dan menancap gas begitu saja.
"Apa kita terlupakan lagi le? "
"Mungkin"
"Hadehhhh"
.
.
.
.
.Tolong abaikan typo
Semoga kalian suka ya dengan chapter ini. Saya sangat berterimakasih🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight (END)
FanfictionMau bagai mana lagi aku tolak juga percuma saja papa sama mama juga pasti akan memaksa itu semua, jadi tidak ada gunanya juga aku menolak. Tapi jangan harap aku akan menyukainya. Sampai kapan pun aku tidak akan menyukainya.