Terdengar seperti dongeng pengantar tidur. Itulah yang terlintas di pikiranku saat menyimak Felix. Apalagi selama ini aku tidak pernah percaya pada makhluk mitologi.
Bahkan cerita-cerita horor yang kerap ibuku gunakan untuk menakutiku semasa kecil pun justru terdengar konyol. Satu-satunya yang membuatku bergidik ngeri hanyalah pemakaman. Seringkali aku merasa heran pada diriku sendiri kenapa terlahir sebagai sosok pemberani dan terlalu rasional. Padahal, ada hal-hal tertentu yang tidak bisa diterima nalar, tetapi benar adanya.
Seperti eksistensi Felix yang membuatku mau tak mau harus mempercayai bahwa dunia ini tidak hanya dihuni manusia. Pun dengan cerita panjangnya. Jika menilik ke belakang, satu per satu misteri telah terjawab.
Kenapa aku kehilangan salah satu ingatan semasa sekolah menengah atas? Felix sengaja menghapusnya, menghilangkan jejak dirinya demi melindungi identitas yang sesungguhnya. Kenapa Stannes terdengar kurang setuju dengan pernikahan kami? Karena dia bukti nyata dari prinsip yang dilanggar. Mungkin juga terselip rasa benci dalam dirinya; benci terhadap orangtuanya maupun diri sendiri.
Luar biasa, bukan, kejutan yang aku terima setelah terlibat dengan Felix Francois? Dan kini rasanya dunia makin suram. Keberanianku seolah lenyap tak tersisa, hingga berulang kali aku berpikir ulang tentang rencana kembali bekerja.
"Jadi, yang Debora sebut sebagai saudaramu itu Stannes," gumamku setelah sepi mengungkung kami dalam waktu yang cukup lama. Bantal di pangkuan kupeluk semakin erat sembari menatap Felix yang duduk di ujung ranjang memainkan gelasnya.
"Debora pernah bercerita tentangku? Kapan?"
"Saat hari pernikahan kita. Dia membantuku mengurangi kegugupan selama perjalanan menuju katedral dengan menceritakan masa kecilmu." Felix menoleh, menatapku dengan mata memicing penuh curiga. "Tidak banyak yang dia ceritakan. Hanya tentang kau yang merupakan keturunan bangsawan, tapi harus turun kasta serta hidup nomaden bersama ibu dan saudaramu."
Felix kembali menyesap wine yang tersisa hingga tandas, kemudian terkekeh singkat. "Kau pasti mengira Stannes lah yang menjagaku selama ini. Faktanya justru terbalik. Dia yang kami jaga selama 24 jam. Aku harus memastikan Raimond tidak menyentuhnya. Bahkan, Debora rela menemani Stannes tinggal di apartemen untuk memastikan anak sialan itu tetap aman."
"Tapi aku tidak melihatnya bersamamu saat sekolah menengah atas. Kau meninggalkannya di mana?"
Ya, Stannes cukup asing di mataku. Jika tidak salah ingat, ia baru terlihat mengekori Felix sekitar 1 atau 2 tahun terakhir. Sebelumnya seorang pria berambut cepak yang sering kujumpai setiap kali bertemu dengan Felix secara sengaja—sebagai narasumber—maupun tidak.
"Dia bersama Philip, ayah Dusan. Aku tidak bisa mengatakan tepatnya di mana, yang jelas setelah pensiun dari kepolisian, Philip punya tempat persembunyian yang sampai saat ini tidak dapat ditemukan oleh siapa pun. Dia sengaja membawa Stannes untuk mengecoh musuh, karena saat itu jumlah mereka terlalu banyak untuk dihadapi. Klan kami yang tersisa memilih mengasingkan diri, mereka lebih sayang nyawa daripada harus bertarung.
"Apalagi, kelompok kami terpecah usai kematian ayahku. Sebagian dari kami menyalahkan Victor dan keturunannya karena menimbulkan pertempuran yang membuat pemimpin kami mati. Mereka memilih pergi dan tidak mau ikut campur lagi. Sebagian bergabung dengan musuh untuk mengejar Stannes. Tidak sedikit pula yang menyatakan kesiapannya mendukungku jika sewaktu-waktu harus terjadi pertumpahan darah.
"Waktu itu Philip memintaku fokus mengawasimu sebagai balas budi pada Antoine yang telah menyelamatkan kami. Sayangnya beberapa tahun belakangan kondisi kesehatan Philip terus menurun. Tidak memungkinkan baginya untuk menjaga Stannes, sehingga aku harus turun tangan memastikannya tetap aman ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice Of Sacred [END]
Mystery / ThrillerCorin Lafebvre, seorang reporter yang harus mengalami jungkir balik kehidupan karena Felix, model papan atas yang dikenal sebagai raja skandal. Pertemuan keduanya dan juga insiden tak terbayangkan di acara reuni sekolah melahirkan skandal yang menga...