Debu jalanan, terik matahari, orang-orang baru, dan deadline begitu melekat dalam hidupku. Empat tahun melaporkan berita ter-update dengan segala dinamikanya tentu bukanlah hal mudah. Standby 24/7 kerap kali membuatku nyaris gila. Tidak peduli terlelap sekalipun, saat dering ponsel memekakkan telinga, tak ada kata untuk menolak.
Bersantai dengan tenang adalah hal mewah bagi kami. Sebab tugas liputan datang tanpa diundang. Keluhan tentang hari libur yang berantakan bukan lagi hal asing, hingga umpatan pun seringkali lolos begitu saja. Hampir separuh dari penghuni ruang redaksi pernah merasakannya-diterjunkan ke tempat kejadian perkara terdekat saat jadwal libur demi breaking news yang harus secepatnya diinformasikan ke dunia. Atau tentang panggilan masuk tengah malam yang paling dihindari saat piket.
Kadang kala terasa tidak manusiawi memang. Namun, kegilaan itu kini kurindukan. Rasanya begitu aneh ketika tiga hari lalu aku kembali menginjakkan kaki di Paris, tetapi tidak tahu apa yang harus dikerjakan.
Semua orang memiliki kesibukannya masing-masing. Flo kian fokus pada pekerjaannya usai diamanati memegang koleksi terbaru di butik Bibi Claire yang akan launching beberapa bulan lagi. Jangankan bertemu empat mata untuk melepas rindu, bertukar pesan pun kadang lupa. Ambisinya di dunia fashion tidak main-main. Sejak pertama kali masuk ke Ecole Nationale Superieure des Arts Decoratifs hinggi kini, mimpinya tak berubah. Flo ingin memiliki brand sendiri dan menjadi bagian dari Paris Fashion Week.
Zo pun senada dengan Flo yang fokus pada karier. Terakhir kali bertukar pesan, wanita berkacamata tebal itu kembali menjalani kehidupan 'normal'. Ia tidak perlu kewalahan menghadapi permintaanku yang terkadang tidak tahu diri, terutama sejak terlibat dalam kasus kematian Dusan. Pemilik mata bulat itu juga tidak perlu khawatir perihal penguntit. Sebab Pierre telah tenang di alamnya.
Ya, tiga hari lalu aku benar-benar dikejutkan oleh fakta lain yang Pierre bagi lewat catatannya, perihal penguntitan yang membuat Zo harus bersembunyi selama dua hari. Insting mendiang Pierre memang tak perlu diragukan lagi. Dari gelagatku, sosok berambut ikal itu berhasil menemukan siapa saja yang kuandalkan dalam mengumpulkan fakta.
Mencengangkannya lagi, alasan Pierre menguntit Zo adalah demi keselamatanku. Pria itu hanya ingin memastikan bahwa aku tidak melangkah terlalu jauh hingga lupa jalan pulang dan terperangkap dalam jebakan musuh. Pierre mengikuti kami saat bertemu di Square du Vert-Galant. Dan ia yang memberitahu Felix saat aku nyaris meregang nyawa lantaran antek-antek Raimond turut membuntuti. Entah apa yang akan terjadi malam itu seandainya Pierre tidak menguntit kami.
Lalu Aimee ... aku tak ingin menyulitkan gadis itu lagi. Biarkan dia menikmati tugas menggunung di ruang arsip baru. Aimee bisa menggeser dominasi Bianca dalam urusan bergosip jika terlalu sering aku hubungi.
Sementara Felix kembali disibukkan dengan rutinitasnya. Bahkan selang satu jam kedatangan kami di Paris, ia harus mengikuti meeting terkait kolaborasinya dengan salah satu rumah mode ternama untuk Paris Fashion Week musim gugur mendatang.
Sebenarnya ada rasa iba tiap kali melihat wajah lelahnya. Terlebih mengingat seperti apa ia menjalani hidup. Bukan hal mudah menyatu dengan manusia dan menyembunyikan jati dirinya. Ada banyak hal yang bertolakbelakang dengan keinginan Felix, tapi tetap harus ditahan. Salah satunya adalah menjadi public figure.
"Kau tahu, sebenarnya menjalani hidup sebagai model bukanlah keinginanku. Menerima perhatian dari banyak orang benar-benar melelahkan."
"Kau bisa berhenti jika itu terlalu membebanimu. Kita pindah ke pinggiran kota dan menjalani hidup sebagai orang biasa."
"Tidak ... aku masih butuh popularitas itu, Corin. Hanya dengan cara ini aku bisa mengabarkan pada kelompok kami, bahwa keturunan terakhir dari pemimpin mereka masih hidup. Dan hanya dengan cara seperti ini aku menjaga asa mereka untuk tidak menyerahkan diri menjadi budak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice Of Sacred [END]
Misterio / SuspensoCorin Lafebvre, seorang reporter yang harus mengalami jungkir balik kehidupan karena Felix, model papan atas yang dikenal sebagai raja skandal. Pertemuan keduanya dan juga insiden tak terbayangkan di acara reuni sekolah melahirkan skandal yang menga...