Selamat datang reader baru, selamat bergabung di dunianya Corin dan Felix. Semoga kalian suka. Ditunggu kritik dan sarannya ya, dear :)
Dan maaf buat komenan yang nggak sempet aku bales.
*****
"Aku merasa seseorang menguntitku."
"Pada akhirnya, rasa penasaran itu yang mengantarkanmu menjemput ajal!"
Potongan kalimat yang punya intonasi bertolak belakang kembali terdengar dengan samar. Memenuhi rungu, juga mengakuisisi seluruh pikiran. Pun dengan adegan mengerikan yang berkelebat di pelupuk mata. Bayangan hitam, genangan darah, raungan pilu, mata yang menyala dalam kegelapan, juga tubuh yang tergeletak dengan napas tersengal.
Aku kira segalanya sebatas mimpi. Nyatanya, rentetan peristiwa itu tersimpan dalam memori. Berjejalan silih berganti, menyerbu tanpa henti sejak nyeri menjadi satu-satunya rasa yang mampu kukenali.
Mengabaikan bayang kelam yang mengungkung, netraku mengedar. Menyisir setiap sudut yang mampu kujangkau. Single sofa berwarna nude di dekat jendela kaca, vas keramik dengan tiga tangkai tulip, pintu berwarna latte, dan tiang infus, empat benda yang tak akan pernah kudapati berada dalam teritoriku. Itu artinya, aku tak pulang sejak semalam. Sejak gelap menjemputku pasca rongga paru-paru nyaris melompong tanpa oksigen.
"Berapa kali kukatakan, jauhi dia. Jangan libatkan dia dalam kehidupan kita."
"Berhenti mengaturku dan bersikap sok bijak, kau pikir siapa dirimu? Dengan atau tanpa campur tanganmu, aku tetap akan melibatkan dia. Karena masa depanku bergantung padanya."
Sepasang alisku bertaut tatkala desibel bernada sengit menelusup dari celah pintu. Memaksa diri tuk acuhkan pening yang mendera demi selami makna di balik setiap aksara. Sembari menahan ngilu dari ujung kepala hingga ujung kaki, siku kanan kujadikan tumpuan, berusaha duduk bersandar sembari menajamkan rungu.
"Terlambat, Felix. Terlambat. Tidak ada lagi masa depan untuk kita."
"Omong kosong! Sampai kapan kita harus melarikan diri? Sampai kapan kita harus bersembunyi?"
"Selamanya."
"Berengsek! Setelah orangtuaku memberikan nyawanya untukmu, hanya ini yang bisa kau lakukan? Bersembunyi dibalik identitas palsu, tidakkah kau malu?"
Melarikan diri? Nyawa? Identitas palsu? Hey, tidak cukupkah orang-orang bermain peran dalam aksi pembunuhan Dusan? Sandiwara macam apa lagi yang mereka sungguhkan? Apa yang tidak kuketahui dari semua ini? Satu teka-teki belum terpecahkan, tapi misteri baru merundungku tepat setelah kesadaran terenggut sepanjang malam.
Felix sungguh luar biasa. Satu pilihan yang ia tawarkan mengantarkanku dalam lorong gelap tak berujung. Hingga sisakan keinginan dalam diri tuk menyelam lebih jauh lagi. Masuk ke dalam alur kematian Dusan yang menyimpan sejuta risiko.
"Tidak, aku tidak malu sama sekali. Sekalipun kau menganggapku pengecut, aku tidak peduli. Karena bagiku, lebih baik menjadi pengecut daripada harus mengorbankan orang-orang tak berdosa. Dia tidak tahu apapun, Felix. Dia berhak hidup seperti manusia lainnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice Of Sacred [END]
Misteri / ThrillerCorin Lafebvre, seorang reporter yang harus mengalami jungkir balik kehidupan karena Felix, model papan atas yang dikenal sebagai raja skandal. Pertemuan keduanya dan juga insiden tak terbayangkan di acara reuni sekolah melahirkan skandal yang menga...