Mengenal

1.1K 91 2
                                    

Beberapa minggu sebelumnya
"Lisa ayolah proyek ini nilainya tidak main-main, aku baru melihat nominal proyek sebesar ini setelah kamu bergabung kembali" ucap jisoo yang berada di dalam ruangan lisa

"Aku tidak butuh uang, uangku juga sudah banyak" ucap lisa malas

"Sekali ini saja, temui pihak UTC karena mereka meminta bertemu denganmu" ucap jisoo memohon

"Aneh sekali, kenapa mereka tidak memintamu saja, kan sama saja, dan kenapa harus aku, jika aku yang maju aku harus mengurus proyek ini dan itu akan menyita waktuku bersama june dan ruby, aku tidak mau" ucap lisa

"Kamu hanya temui pihak UTC untuk menandatangani kesepakatan kerja sama kita selebihnya aku yang urus, aku berjanji tidak akan melibatkanmu dalam prosesnya, aku mohon lisa sekali ini saja" jisoo kembali memohon

"Sekali ini saja, aku tidak akan membantumu lain waktu, haissss ada-ada saja" lisa menggerutu namun jisoo tentu saja senang bukan kepalang, keuntungan milyaran won untuk perusahaan tentu saja sudah terbayang di depan matanya tentu itu akan membuat perusaha milik lisa menjadi top tiga besar di korea

"Yakkk....Termakasih lisaya, akan ku kirimkan alamat kantornya" ucap jisoo yang langsung berlari keruangannya

.
.
.

Setelah mendapat alamat kantor UTC yang diberikan jisoo lisa langsung berangkat ke alamat yang akan ia tuju, waktu sudah menunjukan pukul lima sore, lisa sudah mengabari ruby jika ia akan terlambat pulang karena akan bertemu client penting diluar perusahaan

Roll royce phantom hitam milik lisa berhenti di lobby kantor UTC, gedung itu cukup megah bangunan dua puluh lantai yang terletak di kawasan sentral bisnis korea, seorang wanita dengan name tag di dadanya menyambut kedatangan lisa

"Selamat malam apakah anda tuan lalisa manoban?" Ucap receptionist berparas cantik pada lisa

"Akh ya saya lalisa" ucap lisa yang masih memperhatikan interior gedung UTC

"Baik, silahkan ikuti saya karena pimpinan UTC sudah menunggu anda" ucap wanita itu lagi, kemudian lisa mengekori wanita itu masuk menuju lift, mereka akan menuju ke lantai sembilan belas dimana ruangan pimpinan UTC berada

Ting...

Lisa kini berada di lantai sembilan belas, receptionist mengantarkan lisa untuk masuk kesebuah ruangan, dari arah jendela lisa melihat seorang wanita sedang duduk di dalam ruangan tersebut

Tok...
Tok...
Tok...

"Masuk...." Ucap wanita yang berada di dalam ruangan itu

Wanita itu berdiri menyambut lisa, ia mengulurkan tangan lebih dulu pada lisa, melihat keramahan wanita di depannya lisa menyambut tangan wanita itu untuk dijabat

"Lalisa"....

"Han so hee".....

"Silahkan duduk lisa, akh maaf tuan lisa maksud saya" ucap han

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Silahkan duduk lisa, akh maaf tuan lisa maksud saya" ucap han

"Akh tidak apa panggil lisa saja, aku pikir kita seumuran" lisa duduk di kursi berhadapan dengan han, kemudian lisa mengeluarkan dokumen yang jisoo berikan

Han mengambil dokumen tersebut membacanya sekilas kemudian menandatanganinya lantas ia mengembalikannya lagi pada lisa

"Semudah itu?" Lisa bingung han sama sekali tidak di dampingi oleh pengacaranya untuk membubuhkan tandatangan pada dokumen kerjasama bernilai miliaran won

"Kenapa? Bukannya kita sudah menyepakatinya? Atau ada hal lain?" Han bertanya

"Tidak, ngomong-ngomong kenapa anda meminta saya untuk datang membawa dokumen kerjasama ini? Maksud saya anda bisa melakukannya dengan rekan saya kim jisoo" lisa masih bertanya-tanya maksud dari pimpinan UTC yang memintanya datang secara pribadi

"Akh... panggil han saja, kita memang seumuran bukan, aku hanya ingin mengenal siapa pemilik MHC sesungguhnya karena aku tidak akan membiarkan miliyaran won miliku jatuh ketangan orang yang tidak aku kenal kemampuan bisnisnya" ucap han yang berjalan kearah lemari penyimpanan dan mengeluarkan minuman untuknya dan lisa

"Apakah kamu mengenalku?" Lisa kembali bertanya

"Akh kamu melupakanku begitu saja, sungguh? Kita pernah satu almamater di harvard delapan tahun yang lalu, kita juga pernah mengerjakan proyek bisnis bersama, ck" ucap han sedikit kecewa

Lisa mencoba mengingat han, namun ia tidak begitu jelas mengingat bagian dimana ia bersama dengan han karena delapan tahun adalah waktu yang cukup lama bagi lisa untuk kembali mengenali seseorang

"Kita mengerjakan aplikasi trading waktu itu bersama cristian, michaell, dan samuel dengan dosen pembimbing kita Mr. Richard" ucap han mencoba mengembalikan ingatan lisa

"Astaga kamu gadis aneh itu hahahahah...maaf aku tidak mengenalimu... aku minta maaf tidak mengingatnya begitu jelas, tapi sekarang kamu sangat berubah, aku tidak menyangka" ucap lisa yang masih terkekeh

"Apa aku masih terihat aneh sekarang?" ucap han tersenyum dan menatap mata lisa

"Tidak kamu berkembang sangat baik, ini luar biasa, dan sekarang aku tidak menyangka jika kita menjadi rekan bisnis" ucap lisa karena dulu han dikenal sebagai gadis aneh dan kutu buku, oleh karena itu han tidak terlihat menonjol dibanding teman-temannya

"Silahkan diminum lisa" ucap han memberikan gelas berisi whiskey

"Akh ya terimakasih han" lisa meneguk gelas whiskey yang diberikan oleh han

Setelah meminum whiskey yang diberikan oleh han mendadak lisa merasakan panas disekujur tubuhnya, ia mulai melonggarkan dasi yang ia anggap mencekik lehernya

"Lisa kamu kenapa" han bertanya

Namun lisa tidak menjawab pertanyaan han karena pandanganya mulai kabur, ia berhalusinasi jika ia sedang berhadapan dengan ruby istrinya, dengan mata yang memerah ia menghampiri han yang masih duduk didepannya dan pergumulan itupun terjadi

Meja ruangan han adalah saksi bisu betapa panasnya dua orang yang saling mendesah, merintih dan berteriak tanpa menghiraukan apapun

"Ohhh... mama kamu sungguh liar sekali malam ini" lisa sedikit menarik rambut han yang tergerai

"Lisa lepas...." Han mencoba mendorong tubuh lisa namun lisa sudah lebih dulu menindih han diatas meja dan memasukan miliknya kedalam celah kenikmatan milik han

"Call me papa..." malam itu tanpa adanya kesadaran lisa menggila dengab ilusinya...

To be continue....

AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang