PROLOGUE

113 10 1
                                    

"Orang-orang hanya memandangku dari sudut pandang mereka sendiri, mereka bahkan tidak tahu bagaimana rasanya menjadi aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Orang-orang hanya memandangku dari sudut pandang mereka sendiri, mereka bahkan tidak tahu bagaimana rasanya menjadi aku."

Bekasi, 11 Maret 2024

Pagi hari ini sangat cerah, aku buka kembali buku diary ku, mengingat kembali kisah yang pernah aku tulis di sana. kisah memilukan dari seseorang yang kehidupan nya tak di inginkan oleh semesta.

Di Kota ini, pada tahun 2016 yang lalu. aku mulai menuliskan ceritanya. cerita yang selalu aku tutup rapat-rapat, dan tak pernah ku ceritakan pada orang lain selain diri nya. tapi sebelum itu ada yang ingin aku tanyakan terlebih dahulu pada kalian.

Coba kalian pikirkan, satu kata yang akan di ucapkan ketika melihat seseorang hendak melakukan aksi bunuh diri. Jangan! Stop! Berhenti! Dan pasti kata ini pernah terbersit di kepala kalian.

"Bodoh", ya memang bodoh jika kuingat lagi. bodoh rasanya merasa semuanya akan baik-baik saja setelah aku melakukan nya, bodoh rasanya membuat orang lain menangis karena diriku yang lemah ini.

Aku tahu aku bodoh, aku tahu aku lemah, aku juga tahu aku pantas untuk di hina oleh kalian semua. namun aku ingin kalian melihat aku dari sudut pandang berbeda.

Hukum nya penyelamat akan selalu di agungkan, dan sang penjahat akan mendapat hukuman, begitu kan?.

Namun bagaimana kalau penjahat ini ternyata memiliki sisi lain yang tak terlihat sebelumnya. bisa saja ia adalah pahlawan yang mempunyai caranya sendiri untuk membela kebenaran.

Tidak semua hal bisa di lihat oleh mata dan pikiran kalian sendiri, ada kala semua itu bisa berubah ketika kalian melihat yang sebenarnya.

Hai perkenalkan, Namaku Arthur Wiratama Yudhistira. panggil aku sesuka kalian saja, melalui tulisan ini aku hanya ingin menceritakan kisah ku.

Kisah yang akan kalian lihat dari dua versi berbeda, namun pada akhirnya akan menjelaskan semuanya. semua ketidak adilan semesta pada hidupku yang fana.

Andai kala itu aku tidak melakukan kecerobohan, pasti malaikat maut akan datang menjemput ku. mengapa setiap kali aku ingin mengakhiri semua ini semesta seolah ingin menggagalkan nya, mengapa semesta seolah masih belum puas melihat aku tersiksa.

Aku lelah, aku sakit, aku selalu berandai-andai bagaimana rasanya menjadi kalian semua. bisa tertawa dan berkata tanpa beban di pundak.

Aku selalu dengar dan melihat berita akhir-akhir ini sedang marak aksi bunuh diri, apakah aku harus ikut serta didalamnya?.

Apakah aku harus mengikuti jejak mereka agar ikut terbebas dari ini semua? tapi bagaimana dengan yang aku tinggalkan, adik-adikku? Apakah mereka akan baik-baik saja jika tak ada aku?.

Entahlah, aku selalu bingung ketika melihat seutas tali yang tergeletak di pinggir gudang sekolah. katakanlah kalau hari ini aku mati, maka selanjutnya bagaimana? Apakah akan ada akhir bahagia?

BEKASI DI TAHUN 2016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang