"Tak semua orang bisa menjadi teman baik seperti kalian, yang bisa melihat ku lebih dalam dari sekedar penampilan di luar."
Langit di atas SMA Trikula sudah mulai menjingga. awan-awan putih menghiasi suasana sore itu, bersama dengan dua orang siswa yang kini tengah berjalan bergandengan tangan melewati koridor yang sepi.
"Aku lihatin dari tadi wajah kamu kayaknya happy banget," ucap Arthur memulai obrolan
"Hehehe, soalnya hari ini aku senang banget diajak jalan sama kamu, udah nggak sabar pengen lihat danau yang kamu ceritain."
Arthur hanya tertawa kecil menanggapi perkataan Sekar barusan, perempuan ini memang anak yang periang dan penuh dengan semangat. tapi kadang Arthur juga penasaran, apakah Sekar tidak lelah harus bersikap seceria ini? Kadang ia penasaran juga apakah Sekar bisa menangis? Karena selama ini, yang ia tahu bahwa Sekar adalah perempuan manis yang penuh dengan kebahagiaan.
"Sekar, aku boleh tanya sesuatu?"
"Boleh, kamu mau tanya apa?"
"Aku penasaran, kamu selama hidup pernah menangis nggak?"
Sontak Sekar langsung tertawa mendengar pertanyaan Arthur.
"Hahaha, ya pernah dong. aku pas bayi menangis kok, bahkan ketika udah sebesar ini aku masih sering menangis."
"Oh ya, apa saja hal yang pernah bikin kamu menangis?"
"Apa ya? Mungkin kalau baru-baru ini, kamu yang pernah bikin aku menangis."
"A-aku?" Tanya Arthur terbata
Arthur bingung sekaligus terkejut. memang apa yang ia perbuat hingga membuat bunga mawar nya ini menangis? Kesalahan apa yang Arthur pernah lakukan pada anak ini?.
"Jangan salah paham ya, aku menangis bukan karena kamu buat salah kok, Thur. kadang aku suka kepikiran aja tentang kamu yang suka nyakitin diri sendiri."
"Itu selalu buat aku sedih, setiap kali ngelihat tangan kamu yang dipenuhi luka, aku selalu menangis. tentang betapa gagal nya aku buat bikin kamu bahagia." jawab Sekar sedikit lesu.
Arthur langsung menunduk menatap ke bawah. ia langsung berpindah ke memori masa lalu, dimana setiap kali dia melakukan hal-hal menyakitkan pasti ada Sekar di sana. dan ternyata secara tak langsung itu juga menyakiti perasaan kekasihnya.
"Maafin aku ya Kar, aku juga selalu gagal bikin kamu bahagia," ucap Arthur dengan nada sedih.
"Udah nggak usah dibahas lagi, aku mau kita senang-senang sore ini, ayo senyum dong."
Arthur mengangguk dan mulai memberikan senyum termanis nya untuk Sekar ketika sudah sampai di Danau Asri, suasana tenang dan menyejukkan langsung memendam semua keluh kesah dalam hati keduanya.
"Tunggu dulu di sini ya, aku mau ke sana sebentar," tunjuk Arthur ke deretan toko di pinggir Danau.
Sekar mengangguk dan menunggu Arthur kembali, sambil menikmati cahaya senja yang terlukis indah di langit. tak berselang lama, Arthur kembali dengan dua buah ice cream di tangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEKASI DI TAHUN 2016
Roman pour AdolescentsBekasi, sebuah kota kecil yang menyimpan luka besar bagi seorang anak laki-laki bernama Arthur Wiratama Yudhistira. Nama yang cukup indah untuk seorang siswa SMA yang sehari-harinya disiksa oleh semesta. Hidupnya pilu, semuanya rancu. setiap hari di...