LEMBAR KEDUA

8 0 0
                                    

"Rasa takut kini kulepaskan bersamaan dengan angin segar yang perlahan menerpa kehidupanku yang fana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rasa takut kini kulepaskan bersamaan dengan angin segar yang perlahan menerpa kehidupanku yang fana."

"Huaaa!! Akhirnya selesai juga, setelah satu minggu yang panjang akhirnya ujian ini selesai juga."

Itulah kata-kata pertama yang diucapkan Tyo setelah ia keluar dari ruang ujian, hari ini adalah hari jum'at sekaligus hari terakhir bagi para siswa-siswi Trikula terutama mereka yang berada di kelas XII dalam menjalani ujian kelulusan. Nilai mereka dan semuanya dipertaruhkan dalam satu minggu ini.

"Waduh-waduh keren juga lo, gue kira bakal memakan waktu lama buat menunggu lo keluar."

Tyo menoleh dan mendapati Panca tengah meledeknya habis-habisan.

"Sorry tapi kalau urusan Bahasa Inggris gue jago nya, tapi mungkin tidak buat si Arthur."

Panca hanya mengintip ke arah ruang ujian di depan nya. Ia melihat Arthur tengah menatap kertas ujian lekat-lekat, matanya melotot memperhatikan deretan soal yang bahkan sama sekali tidak ia mengerti.

"Anak itu nggak pernah berubah ya, selalu sama dari dulu," ucap Panca.

"Tapi gue yakin kalau Arthur sudah punya banyak perubahan, gue yakin dia akan berhasil kali ini," sambung Tyo.

Saat tengah asyik berbincang-bincang, tiba-tiba ada suara perempuan yang mengagetkan mereka dari belakang. Itu adalah Sekar dan Nirmala, duo usil yang penuh dengan jenaka.

"Serius banget sih kalian, memang nya kalian melihat siapa sih sampai fokus sekali kayak begitu?" Tanya Nirmala penasaran.

"Siapa lagi kalau bukan si Jago." Jawab Panca.

"Tumben dia belum keluar. biasanya dia yang paling awal keluar dari ruang ujian, kenapa hari ini berbeda?" Tanya Nirmala lagi.

"Jago sih jago, tapi hanya dalam hal hitung-menghitung. soal bahasa sepertinya diluar ekspektasi kita," jawab Sekar.

"Jangan meledek Mas bro terus dong!! Kalian harusnya mendukung dia!" Gerutu Tyo yang tidak terima Arthur diolok-olok oleh teman-teman nya.

"Iyaa deh iyaa, khodam nya marah tuh hati-hati saja deh." Ledek Panca.

Sekar dan Nirmala hanya tertawa, sekitar sepuluh menit berlalu dan akhirnya Arthur keluar dari ruang ujian dengan wajah yang lesu dan sendu.

"Gue nggak yakin nilai ujian kali ini bakal berada di atas rata-rata." Ucap Arthur lesu.

Panca segera meninju lengan Arthur pelan, ia lalu menepuk-nepuk pundak Arthur sembari tersenyum.

"Sudahlah, hidup lo nggak akan berakhir di satu angka doang kan? Lebih baik kita ke kantin, siapa cepat dia dapat cireng gratis dari gue!!"

Setelah Panca mengatakan hal tersebut Tyo segera mengambil langkah seribu nya sembari berteriak kencang di sepanjang koridor sekolah.

"Yang nggak menepati janji, mata nya bisulan!!"

BEKASI DI TAHUN 2016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang