"Setiap kejujuran pastinya diselingi bersamaan dengan kenyataan pahit yang menyakitkan, dan kamu harus selalu siap akan hal itu."
KRIINNG!!!!
Suara bel istirahat kedua telah berbunyi, memekakkan telinga para siswa-siswi Trikula yang tengah bertarung menghadapi tumpukan soal-soal di buku tulis mereka, semuanya bersorak gembira seolah itu adalah suara terompet kemenangan yang memerdekakan mereka dari belenggu tugas yang memusingkan.
"Mas bro!! Lo mau kemana?! Tungguin!" Teriak seorang anak laki-laki bertubuh jangkung kepada temannya.
"Mau ke taman, emang ada apa?" Tanya si lawan bicara sembari menoleh ke arah anak itu yang tengah berlari mengejarnya.
"Gue ikut!"
"Ya udah, ayo cepat"
Kedua anak itu berakhir duduk di bawah pohon mangga yang ada di taman sekolah. awan putih menghiasi langit cerah siang ini, terik matahari terpancar jelas menerangi bumi, menemani mereka berdua yang tengah memakan bekal sambil berbincang hangat.
"Omong-omong perempuan yang kemarin itu siapa Thur? Pacar lo yaa? Ciee," ledek Tyo ketika melihat Arthur dan Sekar tempo hari.
"Mau tahu aja atau mau tahu banget?"
"Hahaha, gue tebak pasti pacar lo, ya nggak?" Tebak Tyo penasaran.
"Mata Lo emang jeli ya, hahaha."
"Udah ketebak sih, siapa namanya?"
"Sekar." jawab Arthur sambil senyum-senyum sendiri.
"Hahaha senyum aja tuh bibir gue lihatin, pasti lagi salting tuh! Ciee!" Ledek Tyo makin jelas pada Arthur.
"Bawel Lo, oh iya Lo sendiri emang belum punya pacar? Nggak mungkin dong anak basket masih jomblo?"
"Jangan ngeledek dong, gue kesinggung nih."
Mereka berdua tertawa bersama, hangatnya melihat pemandangan ini, kedua manusia yang saling berteman tanpa memandang masalah dan latar belakang masing-masing adalah hal paling indah di dunia ini.
"Gue mau tanya sesuatu sama Lo, boleh?" Tanya Arthur sedikit ragu.
"Tanya aja, nggak perlu minta izin segala, gue bukan guru piket kok tenang aja."
Arthur terkekeh pelan sebelum melanjutkan kembali kata-katanya.
"Maaf kalau pertanyaan gue sedikit menyinggung perasaan Lo, tapi gue penasaran, apa Lo benar-benar serius jadi teman gue?"
"Ya serius lah mas bro! Ya kali gue bercanda, pertanyaan apa kayak begitu?" jawab Tyo sambil merangkul pundak Arthur.
"Kalau Lo serius temenan sama gue, berarti Lo siap kan terima kekurangan gue?"
"Kekurangan apa sih? Udah deh Thur santai aja, Don't act like an old man bro."
Arthur hanya diam dan menatap Tyo dalam-dalam, Tyo menangkap tatapan serius dari mata Arthur dan berhenti bercanda. ia tahu kalau pembicaraan ini sudah menuju ke jalur yang lebih berat, dan mungkin kepercayaan Arthur padanya akan di pertaruhkan di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEKASI DI TAHUN 2016
Novela JuvenilBekasi, sebuah kota kecil yang menyimpan luka besar bagi seorang anak laki-laki bernama Arthur Wiratama Yudhistira. Nama yang cukup indah untuk seorang siswa SMA yang sehari-harinya disiksa oleh semesta. Hidupnya pilu, semuanya rancu. setiap hari di...