SENYUM DI BALIK LUKA

11 2 0
                                    

"Luka di tubuh tak sebanding dengan sakitnya luka di hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Luka di tubuh tak sebanding dengan sakitnya luka di hati."
-Arthur Wiratama Yudhistira-

"Aduuh! Sakit! Pelan-pelan dong! Lo mau bunuh gue ya?!"

Rintihan itu keluar dari mulut seorang laki-laki yang kini tengah terbaring lesu di ruang UKS. Tubuhnya penuh lebam, seragamnya lusuh tak karuan, darah kental sesekali masih menetes dari hidungnya.

"Tahan dong! Lemah Lo! Laki-laki bukan sih?!" Seorang teman perempuannya terlihat tengah sibuk mengoleskan obat merah di beberapa luka.

"Coba Lo tukeran posisi sama gue!"

"Ogah! Lagian ada apaan sih? Kok Lo bisa sampai bonyok begini?"

Laki-laki itu hanya terdiam, matanya hanya melirik ke arah Sekar yang tengah terduduk di luar UKS. selepas kejadian di kantin, Sekar masih saja termenung di sana, entah apa yang tengah ia pikirkan di kepala.

"Lo dipukul sama Sekar? Mampus! Hahaha!"

"Heh! Nggak gitu ya bodoh! Gue lagi sakit begini malah di ejek, sialan!"

"Ya makanya, kalau ngomong yang jelas! Gue bukan dukun yang bisa baca pikiran orang, apalagi segala lirik-lirik begitu, malah bikin tambah bingung."

"Payah! Nggak peka! Perempuan bukan sih?!"

"Sialan! Gue guyur luka Lo pake obat ini ya!"

"Eh, jangan!"

Kedua orang itu malah sibuk beradu argumen di dalam ruang UKS, sementara Sekar masih terduduk di luar, menghadap ke sebuah ruangan yang ada tepat di seberang lapangan sana. Ia tahu akan ada seseorang yang keluar dari ruangan itu, keluar bersamaan dengan ribuan luka dan jutaan rasa sakit.

"Nama Lo, Sekar, kan?"

Tiba-tiba saja seorang laki-laki bertubuh jangkung datang menghampirinya, anak itu duduk di sebelah Sekar dan ikut menatap ke ruangan yang sama dengannya.

"Lo pasti khawatir sama Mas bro, ya kan?"

Sekar masih tak mengucapkan sepatah kata apapun, semua ketakutan dan kekhawatiran yang belum pernah Sekar perlihatkan, kini terpampang jelas di wajahnya.

"Sudah berapa lama Lo pacaran sama dia?" Lanjut laki-laki itu lagi.

"Belum lama, tapi rasanya... Gue udah seperti kenal dia sangat dekat, bahkan jauh sebelum kita pacaran," jawab Sekar yang akhirnya mau berbicara dengan anak itu.

BEKASI DI TAHUN 2016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang