"Setiap hati manusia memiliki ceritanya masing-masing dan tak seorangpun tahu akan seperti apa alurnya."
Sebenarnya apa sih yang terjadi pada Sekar kemarin hari? Apa yang dikatakan oleh anak laki-laki itu sampai membuat hati kecilnya menangis? Pertanyaan ini pasti terus berputar di kepala kalian bukan? Hari ini aku akan menceritakannya kepada kalian.
Bermula dari Sekar yang tengah mengurus persiapan organisasi siang itu, langkah kecil nya terlantunkan menuju sebuah ruangan berdinding hijau di pojok Trikula. biasanya sih tempat itu dipakai untuk rapat atau sekedar mengadakan pertemuan bagi para anak OSIS.
"Siang semuanya! Hehe, udah ramai nih kelihatan nya. sorry ya gue telat, ada urusan dulu sebentar."
Semua anak tertawa mendengar celotehan Sekar yang khas, wajahnya yang lucu dan manis mampu menghipnotis semua orang yang ada di ruangan itu.
"Nggak apa-apa kok Kar, jadi ada tujuan apa Lo ngumpulin semua anak OSIS di sini?" Tanya Kevan, salah seorang teman Sekar di OSIS.
"Oke, pertanyaan bagus. jadi begini, mulai hari Jum'at nanti kita mau adakan kegiatan penggalangan dana di Trikula, tujuan nya untuk membantu siswa-siswi yang kurang mampu di sekolah ini."
Semua mata mulai fokus melihat ke arah Sekar, mendengarkan setiap kata yang ia ucapkan dengan baik.
"nah gue mau minta masukan sama kalian, kira-kira ide kita bakal di terima nggak sama anak-anak disini?"
Tanya Sekar pada seluruh anggota OSIS yang hadir.Semua anak merenung, memikirkan ide dari Sekar, cukup masuk akal bagi OSIS untuk melakukan penggalangan dana demi membantu mereka yang tidak mampu. satu persatu anak OSIS mulai buka suara mengenai pendapat mereka masing-masing, rata-rata dari mereka ada yang setuju dan ada juga yang masih ragu.
Setelah dispensasi selama dua jam, akhirnya rapat itu selesai dan Sekar berhasil mendapatkan dukungan serta titik tengah dari permasalahan yang terjadi. ia keluar ruangan bertepatan dengan bel istirahat kedua yang menggema sangat keras, sebelum kaki nya hendak berjalan kembali ke kelas, tak sengaja dirinya berpapasan dengan seorang siswa berwajah masam, tanpa ada senyuman, terlintas sebuah nama di benaknya, 'Panca'.
🍜🍜🍜
"Hoi! Panca! Mau kemana?" Tanya Sekar sambil berlari-lari kecil mengikuti anak laki-laki itu di belakang nya.
"Kantin, kenapa? Mau ikut?" Tanya nya dengan nada dingin.
Selalu saja begini, kenapa akhir-akhir ini anak itu berubah ya? Padahal dulu dia sangat baik pada Sekar, nada bicaranya saja sangat berubah, tak seperti Panca yang ia kenal dahulu, tak seperti Panca yang ceria dan dewasa, kenapa ia berubah sedemikian rupa? Pikiran-pikiran itu terus melayang-layang memenuhi alam bawah sadar Sekar.
"Mau ikut! Kita makan bareng yuk di kantin."
Anak itu hanya mengangguk mengiyakan tanpa bilang sepatah kata apapun. niat Sekar untuk mengajak anak itu makan bersama di kantin adalah untuk memperbaiki atau sekedar merekatkan kembali hubungan pertemanan mereka yang sempat melonggar, siapa tahu Tuhan memberikan kesempatan? Coba-coba berhadiah siapa tahu beruntung, kan? Setidaknya itu yang dipikirkan Sekar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEKASI DI TAHUN 2016
Teen FictionBekasi, sebuah kota kecil yang menyimpan luka besar bagi seorang anak laki-laki bernama Arthur Wiratama Yudhistira. Nama yang cukup indah untuk seorang siswa SMA yang sehari-harinya disiksa oleh semesta. Hidupnya pilu, semuanya rancu. setiap hari di...