jangan khawatir

800 119 0
                                    

Semalam anak-anak Grifindor berpesta merayakan kemenangannya yang kedua. Jelas ini bukan berita baik untuk para pembenci Grifindor, padahal mereka yakin Grifindor akan kalah telak dengan hadirnya Snape di tengah lapangan sebagai wasit pertandingan.

Tapi sebenarnya bukan itu yang ingin Snape lakukan. Kehadirannya di tengah lapangan bukan sebagai penghalang Grifindor mencapai kemenangan, dia di sana untuk melindungi Potter. Kalau di ingat lagi saat pertandingan pertama di botak lah yang memantrai sapu Potter, Snape yang ingin mematahkan mantra itu di salah artikan oleh si bocah sok pintar.

Dari sana aku yakin kehadiran Snape di pertandingan untuk memastikan si botak satu itu tidak lagi mengancam the choice one. Ingat si gondrong ini the half blood prince, dia pintar, cerdik, dan berani jadi tidak mungkin pria seperti itu ada di tengah lapangan itu hanya karna rasa bencinya. Aku tahu Snape memang membenci Potter tapi ingat dia juga memiliki jiwa kesatria.

Grifindor yang berpesta tidak menghalangiku untuk kabur di malam hari dan malam ini aku duduk di atas dahan pohon di taman.

Aku tidak bisa tidur dan akhir-akhir ini aku memikirkan Tommy. Aku rasa aku hampir mendekati bagian di mana the golden trio memasuki sistem kemanan gedung tua ini, dan itu membuatku berpikir apa Tommy akan baik-baik saja.

Aku ingat pengaruh Voldemort akan menyebar pesat di kementrian sihir, hampir semua orang penting kementrian sihir anggota Deathliy Eater. Lalu bagai mana dengan Tommy? Apa dia akan baik-baik saja, apa dia akan tergabung dalam sekte Valdemort?

Aku terus memikirkan hal itu-

"Apa yang kamu lakukan di sini?" Aku terkejut bukan main mendengar seseorang memergokiku, saking terkejutnya aku sampai terjatuh dari atas pohon dan menimbulkan suara benturan yang cukup kencang, tentunya karna tempat ini begitu sunyi.

"Kenapa kamu masih melakukan ini?" Aku makin terkejut lagi saat aku mendapati kepala asramaku lah yang memergokiku. Ya, si anak jurig! "Apa aku harus memberikanmu hukuman yang lebih agar kamu jera?"

"Jangan!" Kataku spontan. Hah, bagai mana ini apa aku akan di bawak ke hutan terlarang dengan Haigrid? Aku ini takut gelap dan hal-hal mencekam lainnya.

"Aku yakin kamu tahu jelas peraturan di sini." Lihat lah tatapannya, dia benar-benar marah. Apa hari ini dia mengalami hari yang buruk? Apa jangan-jangan ada hubungannya dengan pertandingan tadi pagi?

"Maaf." Ucapku lirih. Aku bangkit berdiri sambil menepuk-nepuk bajuku. Semua peraturan itu boleh di langgar selama belum ketahuan.

"Apa yang kamu lakukan di atas sana? Kamu ini seorang perempuan."

Heh, maaf ya aku tumbuh di kampung jadi sedikit bolang.

"Aku tidak bisa tidur, akhir-akhir ini aku memikirkan sesuatu."

"Bukan urusanku, kamu tetap akan di hukum."

Eh, si bangke! bener-bener ya lu ga ada jiwa-jiwa gurunya amat.

"Apa menurut anda, anda tahu siapa, akan kembali?" Sedikit terasa aneh saat menyebutkan you-know-how dengan bahasa sendiri.

"Apa?" Aku lihat dia sedikit mengerutkan keningnya, apa dia mencoba meneliti ku?

Aku tahu kamu mendengar apa yang aku katakan, aku tidak akan mengulanginya lagi.

"Saya tidak percaya sepenuhnya kalau dia sudah tidak ada. Aku mengkhawatirkan itu." Aku ingin tahu reaksi apa yang akan dia berikan padaku, aku tahu dia tahu Valdemort belum benar-benar berakhir dan aku ingin tahu bagai mana dia menanggapi pertanyaanku. Apa saat ini dia sudah bergabung sebagai pengikut si pesek itu? (Ah, tidak! Dia lebih dari pesek)

Bocah Hogwarts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang