Hogwarts lagi

857 133 0
                                    

Tommy memang meminta maaf setelah gagal mewujudkan malam natal yang menyenangkan untukku, tapi aku masih saja merasa kesal akan kejadian itu bahkan setelah aku kembali duduk di kasur di kamar Slytherin rasa kesal itu masih ada. Aku bahkan tidak membuka hadiah natal dari Tommy dan membiarkan kotak itu di bawah kasurku di rumah.

Aku melamun mendengar cerita teman-teman kamarku tentang perayaan natal di rumah mereka. Terdengar menyenangkan, mereka berkumpul bersama, bernyanyi, makan bersama dan berbagai macam aktivitas menyenangkan lainnya. Sedangkan malam natalku hanya di temani se-toples kue kering dan acara malam di TV, aku baru melihat Tommy keesokan harinya.

"Bagai mana malam natalmu, Emily?"

Ah, pertanyaan yang aku hidari. Kenapa kamu harus menanyakan itu, Anabel?

"Aku tidak melakukan apapun."

"Wow, apa yang terjadi? Kamu baik-baik saja kan." Sekarang Delia bertanya seolah aku gagal merayakan natal karna masuk rumah sakit.

"Aku tidak apa-apa hanya saja malam itu ayahku 'sangat' sibuk." Kataku sambil menekankan kata 'sangat' untuk menyindir orang yang bahkan tidak ada di sini. Aku harap dia tersedak makanannya.

"Bagai mana dengan keluargamu yang lain? Ibumu? Saudaramu?"

"Anabel!" Delia menegur Anabel sambil berbisik.

"Apa?"

Aku tidak keberatan, memang suasana hati ku sedang tidak baik belakangan ini.

"Aku anak tunggal, dan ibuku tiada beberapa bulan yang lalu."

Anabel tampak terkejut dan membisikkan maaf untuk ku. Tidak masalah, kan sudah aku bilang suasana hatiku memang sudah buruk dan tidak mungkin bisa lebih buruk lagi.

"Ayahku, dia bekerja di kementrian sihir, dia Auror." Kataku berusaha mengalihkan topik.

"Auror?" Delia tampak cukup terkejut. Memangnya ada apa dengan Auror? Apa dia semacam hakim atau ajudan negara? Atau jangan-jangan Aurora itu semacam dewan penting dalam kementrian sihir.

"Iya, memangnya kenapa?"

"Ah, pantas saja kamu ahli merapalkan mantra. Ayahmu seorang Auror." Anabel juga terlihat faham, sepertinya hanya aku yang tidak tahu tentang apa itu Auror.

"Jadi apa ada yang bisa menjelaskan apa itu Auror?"

"Hah, kamu ini sebenarnya pintar atau bodoh sih?" Kini Delia bertolak pinggang sambil menatapku rendah.

Maaf ya, ingatanku memang buruk lagi pula aku kan tidak berasal dari dunia ini.

"Auror itu anggota penegak hukum di kementrian sihir, mereka yang bertugas menangkap dan mengurus semua kejadian yang berhubungan dengan sihir hitam. Orang-orang yang terpilih sebagai Auror adalah penyihir-penyihir yang hebat dalam berduel sihir, yang pasti hebat dalam merapalkan mantra."

Wow, aku tidak pernah tahu Tommy sehebat itu. Dia tidak pernah menceritakan apapun tentang pekerjaannya.

"Sebaiknya kita tidur sekarang." Kata Anabel yang sudah ada di atas kasurnya. "Besok kita sudah mulai bersekolah seperti biasa."

Aku juga sebisa mungkin tidur cepat hari ini. Setelah perjalanan panjang dan melelahkan aku tidak ingin tertidur di kelas si hantu itu.

Aku sudah tidur secepat yang aku bisa tapi aku tetap saja tertidur di kelas profesor Binns. Hantu itu bahkan tidak menghiraukan ku yang tertidur, sepertinya dia sadar kelasnya amat melelahkan.

Bocah Hogwarts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang