uji kemampuan

983 147 12
                                    

"Semua tenang!" Teriak Dombeldor berusaha menenangkan situasi yang ricuh sambil melontarkan kembang api dari tongkatnya untuk menarik perhatian para murid yang panik. "Sekarang semua murid ikut perfek ke asrama masing-masing! Para pengajar ikut aku ke ruang bawah tanah!" Perintah Dombeldor yang langsung di turuti semua orang.

Sofia pernah memberitahuku, Perfek adalah para siswa senior yang di tunjuk untuk mengatur keamanan dan ketertiban, perfek juga orang yang waktu itu membantunya menemukan tempat duduk di kereta. Kalau sepemahaman ku perfek ini sama seperti osis sekolah.

Dan sekarang para perfek dari setiap asrama memanggil para penghuni asramanya untuk mengikuti mereka kembali ke asrama.

"Ayo anak-anak Slytherin ikut aku!" Kata seorang perfek laki-laki berkulit kecoklatan dengan rambut hitam yang tebal. Semua anak Slytherin mengikutinya termasuk aku.

Kami di bawa terus menuruni tangga, ya karna letak asrama kami memang di bagian bawah bangunan ini. Beberapa anak merasa khawatir karna mereka juga mendengar Quirrell mengatakan kalau para troll itu ada di ruang bawah tanah yang bisa di bilang cukup dekat dengan asrama kami.

Aku baru menyadari kepala asramaku tidak ada. Kemana si mata seram itu?

"Semua ayo ikut aku!" Teriak seorang pria ketua asrama Slytherin.

Ah, aku tidak mendengarkan Dombeldor. Jadi ini ya saat di mana ada penyerangan dari makhluk hijau jelek itu. Ah, ini adalah saat yang tepat.

Para murid mulai berlarian mengikuti ketua asramanya masing-masing. Aku melakukan hal yang sama, setidaknya sampai tidak akan ada yang memperhatikanku. Aku punya waktu cukup banyak karna setelah ini para pengajar akan pergi menemui Potter dan teman-temannya di kamar mandi perempuan, aku tinggal pergi ke tempat di mana kemungkinan troll itu berada dan kembali dengan jalan yang tidak perlu melewati kamar mandi perempuan. Itu bukan masalah besar karna ruang santai Slytherin ada di bawah tanah.

Kalau mereka melihat situasi ini sebagi sebuah kerugian aku justru melihat kesempatan dalam situasi ini. Setelah aku merasa ada kesempatan aku memisahkan diri dari rombongan, aku tahu aku nekat berhubungan dengan aku yang sulit mengingat arah tapi aku tidak bodoh, aku memberi tanda dengan meninggalkan sehelai bulu Khonsu di setiap belokan jalan. Bulu-bulu ini akan membawaku kembali ke tempat terakhir aku berpisah dengan mereka.

Aku terus menjelajahi bagian bawah dari bangunan ini dengan penuh waspada, khawatir aku berpapasan dengan para pengajar yang sendang membereskan para troll itu. Aku tidak tahu bagai mana makhluk sebodoh itu masuk ke tempat seaman ini, tapi aku berharap bisa menemukan satu saja dari mereka.

Aku memasuki banyak ruangan bahkan sampai ke ruang kelas ramuan tapi tidak kunjung menemukan makhluk besar bodoh itu. Sampai aku melihat salah satu makhluk berkepala hijau itu masuk ke dalam sebuah ruangan, nah ini dia kesempatanku. Aku ikut masuk ke dalam ruangan itu, dan entah aku yang kecil atau memang makhluk itu yang memang besar dia bahkan hampir menyentuh langit-langit ruangan ini.

Saat aku baru saja masuk ke dalam ruangan itu rasanya aku ingin langsung muntah di tempat ini sekarang juga! Tidak ada yang memberitahuku kalau si bodoh ini ternyata sangat bau! Aku seperti ada di ruangan yang di penuhi kaus kaki olahraga yang tidak di cuci selama sebulan. Aku yakin makhluk ini tidak mengenal kata mandi! (Aku harap kalian tidak sedang makan).

Tapi aku sudah sampai sini, bodoh rasanya kalau aku menyerah hanya karna bau busuk makhluk itu. Akhirnya aku memutus kan untuk menghampirinya. 

"Oy babi ngepet!" Teriakku padanya, hanya saat aku sendiri aku dapat menggunakan bahasa seperti ini. Ah, aku rindu bahasa kasar.

Makhluk hijau besar itu menoleh ke sana kemari mencari keberadaan sumber suara.

"Jir, bodoh parah." Kalau sampai aku kalah darinya itu akan jadi aib seumur hidupku.

Bocah Hogwarts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang