the next half blood princess

820 117 3
                                    

Kenapa dia selalu muncul di saat yang tidak tepat begini sih. Bagai mana ini, apa dia akan menghukum ku? Aku mulai merasa dia juga membenciku walau tidak se-benci dia pada Potter. Bagai mana aku tidak berpikir demikian, dia bahkan mengurangi poin asrama karna aku melakukan pelanggaran, coba saja anak lain yang melakukannya pasti tidak akan dia berikan hukuman apapun.

"S– saya harus belajar." Kataku mencari alasan. "Tolong jangan marah dulu, saya punya alasan, jadi saya hukuman kalau nilai saya jelek kali ini poin Slytherin akan di kurang." Kenapa aku harus menceritakan itu padanya, dia pasti sudah tahu soal itu. "I– intinya saya harus banyak belajar, saya tidak bisa tidur sekarang."

Ah, sialan. Lihat lah wajahnya saat ini! Dia mengerutkan keningnya sedikit dan menatapku rendah, dia seperti seekor lama yang akan meludah padaku. Apa aku akan ada dalam masalah?

"Ikut aku!" Katanya sambil berjalan keluar ruang rekreasi.

"Saya tidak bisa pergi sekarang."

"Kamu menolak keluar asrama saat aku menawarkannya." Katanya sambil sedikit menoleh ke arahku. "Tapi kamu keluar dengan senang hati saat hak itu menjadi sebuah larangan keras. Apa kamu seorang kriminal, nona Emily."

Dih, apa dah bocah. Bawa-bawa kriminal segala, orang paling bener lu?

Mau tak mau aku mengikuti si rese satu ini, entah kemana dia akan membawaku.

"Profesor, kemana kita akan pergi?" Kataku sambil berbisik, entah alasan apa aku berbisik, aku harap si jangkung di depanku mendengarnya. "Kalau anda mau menghukum saya karna saya belum tidur, anda tahu itu tidak bisa di lakukan. Yang di larang adalah keluar asrama dari jam yang di tentukan–"

"Lucu sekali, seorang gadis kecil yang sering melanggar waktu malam mengajarkanku tentang apa yang sering dia langgar." Katanya pelan tapi cukup menusuk, seolah sebuah tombak menusuk tepat di dadaku.

Ah, si rese! Kan gua ngingetin doang. Salah mulu gua di mata lu pindah lah gua ke lutut.

"Profesor harus mengerti! Saya harus belajar ini sangat mendesak, lagi pula saya memiliki masalah dengan waktu tidur." Percuma dia tidak mendengarkan ku dan terus saja berjalan seolah aku tidak ada.

Apa aku kabur saja ya, sepertinya dia juga tidak akan sadar. Aku hanya tinggal diam dan membiarkannya pergi sendiri. Baiklah, ini tidak akan sulit.

"Jangan pernah coba-coba." Katanya sambil terus berjalan.

Apa?! Yang benar saja aku belum ada 2 detik berhenti mengikutinya. Ah, sekarang aku mengerti kenapa rambutnya gondrong begitu, ada mata ketiga di lehernya. Pasti begitu, kalau tidak bagai mana bisa dia tahu aku berusaha kabur.

Ternyata dia memintaku mengikutinya ke ruang kelasnya, kelas ramuan. Apa ini? Apa aku akan di berikan kelas privat? Wow, ternyata dia baik juga.

Dia berdiri di balik meja dengan kuali yang mendidih dan mulai menyibukkan diri dengan kuali itu dan beberapa bahan yang dia masukkan.

Oh, sepertinya dia menyuruhku memperhatikan apa yang sedang dia lakukan untuk aku catat– tunggu dulu, aku kan tidak membawa buku catatan.

Saat aku akan sibuk memperhatikan si gondrong tiba-tiba sosok menyeramkan yang tak pernah terbayangkan di benakku, muncul dari dinding.

Sosok itu tinggi kurus menggunakan pakayan abad pertengahan lusuh yang di penuhi noda darah. Wajahnya, wajah yang aku harap tak pernah aku lihat tapi ke sialan apa yang sedang menimpaku, aku melihatnya. Wajah itu pucat hampir putih dan kurus, matanya menatap datar kosong terlihat sangat hampa, wajahnya di penuhi bercak darah yang mengerikan seolah darah itu akan terus menetes sampai akhir dunia.

Sosok itu tak lama muncul di ruangan ini. Aku sempat bertukar pandang dengan hantu menyeramkan itu, dan hantu itu pun pergi sebagai mana dia datang. Tapi keterkejutan ku belum pergi, wajah mengerikannya masih terbayang-bayang tak mau pergi, bulu kudukku berdiri aku menggigil dan terpaku seperti patung sakit takut dan terkejutnya. Apa dia The bloody–

Suara jatuh buku mengejutkanku, melepaskan ku dari kekakuan. Aku terkejut bukan main sampai aku rasa bisa saja aku pingsan saat itu juga, tapi syukurlah itu tidak terjadi karna kalau sampai terjadi itu akan jadi hal paling memalukan sepanjang karir Hogwarts ku. Aku lihat salah satu buku di rak ruangan ini jatuh.

"Letakkan kembali buku itu!" Perintah Snape yang tidak sedikitpun melepaskan pandangnya dari kuali itu.

Untuk beberapa saat aku terdiam menatap dsi gondorng itu. Apa dia baru saja berbicara padaku? Permisi ya bapak, kalau boleh saya ingatkan ada yang namanya 'tolong' siapa tahu anda lupa dengan kata tolong, apa perlu di translate ke bahasa bapak? Please. Put the book back in its place, 'please'.

Dasar, dia tidak lihat apa aku habis terkejut bukan main tadi. Akhirnya aku mengeluarkan tongkatku dan menggunakan matra untuk meletakkan buku itu kembali pada tempatnya. Pamer sedikit tidak apa kan.

"Pemalas." Bisikkan dapat aku dengar.

Si bangke, di bantuin minimal makasih, kolot!

Sepertinya aku tahu ramuan yang sedang dia buat, dia membuat cairan wormwood dan memasukkan akar asphodel. Tak lama dia selesai memasukkan ramuan berwarna menyeramkan itu ke dalam botol kaca kecil.

"Minumlah!" Katanya sambil memberikan botol itu padaku.

Hah, tunggu! Dia menyuruhku meminum cairan ini, apa dia gila!?

"T– tapi profesor, ramuan itu saya tidak bisa meminumnya. Bagai mana kalau saya tertidur larut dan melewatkan ujian besok?"

"Aku akui kehebatanmu karna dapat menebak apa yang aku buat,"

Aku tersenyum bangga saat dia memujiku, ini momen langka. Kalau ada kamera aku ingin memotretnya dan memasukkannya ke koran, judulnya akan akan jadi seperti ini: 'Snape guru yang terkenal galak memuji murid kesayangannya, Emily'

"Tapi juga bodoh di waktu yang bersamaan."

Ah, si tahi. Gak bisa apa buat gua bangga bentar.

"Kamu tidak lihat kalau aku memasukkan bubuk bazoard sebelum membuat cairan wormwood dan memasukkan serpihan sisik naga setelahnya. Itu akan mengurangi pengaruh obat tidurnya, dan kamu pasti tahu apa artinya."

Artinya ramuan itu aman akhirnya aku mengambil ramuan itu dari tangannya, dan dia pun pergi tanpa mengatakan sepatah katapun.

Dasar, males banget sih lu ngomong. Minimal 'saya pergi dulu ya' ato 'semoga ramuannya membantu, selamat malam.' Bocah freak!

Apa dia baru daja membuatkan obat penenang? Seperti obat penenang saat seseorang sulit tidur, aku yakin ramuan ini juga berkerja dengan cara yang sama. Tapi dengan adanya serpihan sisik naga aku hanya perlu meminumnya sekali dan efeknya akan jadi berhari-hari.

Wooooow!

Ternyata aku genius karna bisa menebak kegunaan ramuan ini. Aku the next half blood princess!

Bocah Hogwarts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang