kelas ramuan

1.1K 161 6
                                    

Ini gila! benar-benar gila! Sekolah mana lagi yang baru masuk sudah langsung belajar?! Yang benar saja? Apa mereka tidak menyediakan MOS atau semacamnya? Ini sekolah besar, terkenal dan sudah lama pula, kenapa mereka tidak membuat sistem MOS, masa orientasi siswa! Siswa baru jelas butuh hak tersebut, seminimal 3 hari.

Kenapa mereka pelit hari sekali sih? Tanggal 1 masuk sekolah tanggal 2 sudah belajar, dasar Dombeldor tua gila! Apa dia tidak memikirkan kaum remaja jompo sepertiku? Kakiku belum pulih sepenuhnya tahu!

"Kamu sakit?" Tanya Sofia. Dia mengatakan begitu mungkin karna melihat aku kurang bersemangat di hari pertama.

Hari ini asrama Slytherin dan Ravenclaw baru saja selesai dengan kelas profesor Quirrell si sorban ungu. Profesor itu gila, lebih gila dari Dumbledore. Dia tidak bisa mengajar  dengan benar, dia gagu dan kikuk. Aku tidak tahu apa dia benar-benar takut vampir atau hanya sekedar membuat alasan, karna yang di takuti sebenarnya adalah Valdemort di kepalanya.

Ya, walaupun aku sudah lama tidak menonton film ini setidaknya aku masih ingat sedikit alur ceritanya.

"Aku cuma masih lelah." Jawabku, aku tidak menyangka sekalipun kami berbeda asrama aku dan Sofia masih dapat berteman. Ya, walau pun aku pikir ini tidak akan lama karna tampaknya dia cukup populer di asramanya, sedang kan aku belum mengenal siapapun.

Semalam aku dan keempat gadis lain yang sekamar denganku tidak melakukan obrolan apapun, mereka terlalu lelah dan mengantuk karna perjalanan panjang dan kekenyangan. Sedangkan aku tidak bisa tidur sampai pukul 2 pagi, tentu saja karna biasanya aku tidur paling cepat pukul 3 pagi, aku ini nokturnal setengah diurnal. Malam aku bermain game sampai puas paginya aku kuliah seperti orang biasa. Aku tidak tahu dari mana aku mendapatkan kemampuan itu mungkin aku ini titisan Batman, aku pikir aku akan manjadi the next Batman ternyata aku malah menjadi penyihir.

Dan seperti yang aku katakan sebelumnya seiring berjalannya waktu aku dan Sofia mulai menjauh, dia sibuk dengan teman-teman barunya dan aku mulai malas mendekatinya. Tentu saja karna statusku sebagai anak Slytherin, teman asrama Sofia mengira bahwa aku akan membawa pengaruh buruk pada anak manis itu. Dasar otak udang, pemikiran mereka kekanak-kanakan sekali sih.

Karna itu aku malas mendekatinya lagi, lagi pula kelas Slytherin dan Ravenclaw berada di kelas yang sama hanya pada pelajaran perlindungan sihir hitam dan astronomi saja. Aku bahkan tidak yakin Sofia merasa kehilanganku, dia punya banyak teman sekarang. Walau pun aku sekarang tidak memiliki teman tapi aku tidak keberatan, pelajaran di sini sangat menarik membuatku lupa kalau aku membutuhkan teman.

Seperti saat ini di kelas ramuan. Kelasi ini terletak di bawah, mungkin bawah tanah, bisa ku bilang dari semua kelas yang ada di Hogwarts kelas ini adalah kelas paling mengerikan yang ada, karna aku merasa ruangan ini terlihat suram sedikit gelap dan lembab, belum lagi tabung-tabung yang menghiasi dinding-dinding ruangan ini, aku melihat beberapa tabung berisi cairan berwarna aneh dan potongan tubuh hewan. Kalau seseorang mencari ruangan untuk syuting film trailer inilah tempat yang cocok.

Entah aku datang terlalu pagi atau memang profesor Snape suka terlambat, aku butuh waktu yang cukup lama bagiku dan beberapa anak lain menunggu kelas di mulai, aku bahkan sempat memperhatikan Malfoy dan kedua anak buah gendutnya bermain dan bercanda, aku jarang bertemu dengannya di ruang santai Slytherin.

Baru beberapa saat aku mulai memperhatikan Malfoy tiba-tiba Potter dan Weasley masuk dengan terburu-buru, sepertinya mereka sempat tersesat, aku yakin aku juga akan mengalami hal yang sama kalau saja aku tidak membuntuti teman-teman Slytherin ku ini.

Tak lama dari kehadiran 2 bocah itu si tokoh utama dalam kelas ini akhirnya muncul, profesor bermata seram itu memasuki kelas dengan gaya khasnya, siapa sih yang tidak tahu gaya berjalan profesor Snape yang khas itu. Entah bagai mana si mata seram itu membuat atmosfer di ruangan ini jadi mencekam, hawanya benar-benar buruk.

Si mata seram memulai kelas dengan mengabsen para murid satu persatu, sama seperti yang di lakukan profesor pendek di kelas mantra, maaf aku lupa nama karna memang ingatan aku sangat buruk. Dan aku juga melihat jelas bagai mana dia menatap Potter saat menyebutkan nama anak itu, kebenciannya terlihat terlalu jelas entah dia sengaja atau memang dia tidak pandai berpura-pura.

Mata seram memulai kelasnya dengan pidato singkat, aneh, dan cukup sarkas untuk anak kecil. Jelas dia sama sekali tidak memiliki ketertarikan dengan anak-anak dia saja menatap para muridnya seperti menatap sesuatu yang rendah dan hina, untunglah aku dengar anak-anak Slytherin adalah anak emasnya jadi aku tidak perlu terlalu khawatir. Ah, aku sedikit bersyukur profesor paling menyeramkan di sekolah ini adalah kepala asramaku.

"Potter!" Katanya tiba-tiba. "Apa yang akan kamu dapatkan jika aku menambahkan bubuk akar asphodel ke cairan wormwood?"

Ah, si gila! Kita kan baru mulai kelas pertama hari ini, bagai mana bisa dia memberikan pertanyaan seperti itu, ke seorang The chosen one pula.

Granger mengangkat tangannya tinggi-tinggi, tapi diabaikan oleh profesor Snape, pria itu hanya memberikan si gadis muda lirikan tajamnya. Dasar pria gila, dia tidak pantas menjadi guru.

Potter kembali di hujani dengan beberapa pertanyaan lain yang aku pun tidak tahu jawabannya, padahal beberapa malam ini aku sudah menyempatkan diri untuk membaca tentang ramuan tapi tetap saja kemampuan mengingatku amat buruk.

Seperti perkiraanku dan aku yakin Snape pun berpikir demikian, Potter tidak bisa menjawab satupun pertanyaan yang Snap berikan. Wajar saja ini kan hari pertama kami dikelasnya, apa dia lupa beberapa dari kami berasal dari keluarga Muggel? Tidak seharusnya dia melakukan itu, apa lagi dia terlihat jelas sedang mengintimidasi Potter. Dia benar-benar menyebalkan aku bisa saja mengadukan hal ini sebagai penindasan pada murid, tapi sayangnya aku tidak berada di dunia milenial, aku tidak bisa melakukan hal itu seenaknya.

"Saya tidak tahu." Kata Potter. "Tapi sepertinya Hermione tahu. Kenapa anda tidak bertanya padanya?"

Wow, aku beri Potter satu pion. Dia berani melawan Snape dengan kata-katanya. Jelas si mata seram tidak terima dia memberikan Potter tatapan tidak sukanya, kalau aku jadi dia aku pasti sudah tidak tahan, pria itu benar-benar menyeramkan. Aku tidak bohong!

"Agar kau tahu, Potter, campuran asphodel dan wormwood akan menghasilkan obat tidur yang sangat kuat–"

Ah, ini dia. Saat nya mencatat, atau kamu dapat teguran dari pria itu. Aku mencatat semua yang keluar dari mulutnya, hanya aku yang mencatatnya yang lain masih sibuk memperhatikan pria serba hitam itu.

"Nah, kenapa kalian tidak ada yang mencatat?" Katanya saat aku sudah meninggalkan penaku.

Tidak mencatat? Jelas dia tidak melihat ke belakang sini, aku baru saja selesai mencatat semua yang kau katakan. Seharusnya kamu tidak terlalu terpaku pada anak itu.

Semua akan menunduk untuk mencatat saat Snape mengatakannya, dan hanya menyisakan aku duduk tegak. Aku kan sudah mencatatnya jadi untuk apa aku ikut menduduki, awalnya aku berpikir seperti itu sampai Snape berbalik dan melihatku dengan mata hitam gelapnya.

Oh shit, dia melihat ke sini. Sepertinya lebih baik aku berpura-pura menulis, tapi apa yang harus aku tulis?

Aku mendengar suara langkah pria itu mendekat. Ah sialan, apa dia akan menghampiriku? Jangan aku mohon jangan! Aku tidak ingin terlibat masalah dengannya, dia guru gila, kejam, jahat, the real villain.

Aku terkejut bukan main saat mendadak seseorang menarik bukuku, siapa lagi kalau bukan snape. Saking terkejutnya aku sampai merasa jantungku hampir lepas dari tempatnya, sepertinya aku bisa saja mati di saat itu.

Aku tidak berani mengangkat kepalaku saat Snape tepat berada di depanku, sialan kenapa aku harus duduk di depan sih?!

Ah, apa jangan-jangan dia ingin memujiku, dia tahu aku pura-pura menulis. Dan begitu dia tahu aku sudah menulis semua yang dia katakan dengan amat lengkap dia pasti akan memujiku. Ya tentu saja, aku ini kan anak Slytherin, anak emas Snape.

"Sepertinya kamu harus kembali belajar menulis, Hormen." Katanya saat mengembalikan bukuku.

Apa?!

Aku bisa mendengar hampir seluruh kelas berusaha mati-matian menahan tawanya, sedangkan aku hanya bisa diam membeku. Dasar kurang ajar, berani-beraninya dia mempermalukan ku di depan satu kelas, dia pikir mudah apa menulis dengan pena bulu? Awas saja kamu semoga kamu menderita selama sisa hidupmu, semoga kamu segera mati di gorok Valdemor, semoga kamu tidak akan bertemu Lily sekalipun dalam alam baka!

Bocah Hogwarts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang