menara

750 114 5
                                    

Ramuan itu memang manjur, amat manjur. Semalam aku sampai bermimpi belajar di atas kasur sambil di nontonin Baron berdarah, menyeramkan sekali! Bulu kudukku sampai berdiri setiap mengingatnya. Aku tidak ingat Baron berdarah se-menyeramkan itu dalam film.

Tapi itu bukan satu-satunya kesialanku hari ini karna pagi ini ada yang lebih membagongkan lagi dari mimpi malam itu.

Dari awal aku salah melihat jadwal ujian!

Gila betul! Ini paling menyebalkan sih. Ternyata ujian sejarah sihir di hari terakhir ujian sedangkan hari ini ujian mantra dan ramuan. Ditambah keduanya ujian praktek.

Si nini-nini McDonald itu menyuruh kami mengubah tikus menjadi kotak tembakau, bersyukur aku bisa mengubah makhluk kecil itu menjadi kotak sepenuhnya, tanpa tertinggal ekor, kumis, atau kupingnya.  Sedangkan si bapak iblis memberikan kami ujian membuat ramuan lupa, sebelum ramuannya di buat saja aku sudah lupa! Di tambah dia selalu saja patroli dari satu meja ke meja lainnya, kalau begitu bagai mana aku tidak grogi?

"Profesor mengerikan." Komentar salah satu dari kami yang baru saja keluar dari ruang ujian profesor Snape.

"Aku setuju, kenapa dia harus melakukan itu sih? Apa dia ingin bertamu ke setiap meja, menanyakan: 'permisi apa ada yang bisa mengadakan pesta teh?'" seperti biasa Patrick memulai perjulidan ini.

"Hey, kita masih di depan ruangan ujian. Kamu jelas tidak mau profesor memergoki mu kan." Aku memperingatkannya mengingat mata pria itu ada banyak bahkan di balik rambut gondrongnya.

"Hah, iya iya. Kamu jelas melalui ujian ini dengan mudah kan, aku lihat kamu melakukannya dengan baik tanpa keraguan."

Pala lu, gak tau aja nyawa gua hampir copot pas dia tiba-tiba ada di belakang gua.

"Jangan bahas ujian aku muak apa lagi dengan mantra. Jangan tanya!"

"Memangnya ada apa dengan ujian mantranya?" Bisik Patrick pada Anabel.

"Dia belajar sejarah mati-matian tanpa sedikitpun belajar mantra."

Seketika tawa Patrick pecah. Tawanya lebih mengerikan dari toa BK yang tiba-tiba menyebut namaku.

"Ternyata kamu masih saja payah ya. Aku jadi makin mempertanyakan, sebenarnya kamu ini pintar apa bodoh?" Katanya sambil terus tertawa.

Berisik sekali!

Hari-hari ujian setelahnya belajar cukup terkendali tidak seperti hari pertama, dan untuk sejarah jadi terasa cukup mudah karna sebelumnya aku sudah mempelajarinya dengan cukup baik. Sayangnya pena yang kami gunakan di ujian terdapat mantra anti nyontek, gila ada lagi mantra aneh, aku juga memang tidak berniat menyontek sih.

Ujian sudah berakhir dan tidak ada yang bisa aku lakukan, sekarang aku hanya bisa harap-harap cemas dengan hasil ujian. Aku benar-benar tidak yakin dengan hasil nilai ujian mantraku.

Aku sedang bermasalah dengan Mcgonagall dan nilaiku tidak meyakinkan di ujiannya. Kecerobohanku ini benar-benar hebat ya, kita lihat kecerobohanku mana lagi yang akan membuatku makin gila tinggal di kastil tua ini.

Aku menonton Helen dan Delia bermain catur di ruang rekreasi, aku tidak bisa bermain catur. Aku tahu bagai mana jalan setiap bidak tapi aku tidak handal menyusun strategi, satu-satunya strategi yang bisa aku susun adalah strategi dalam game RPG online.

"Yup skakmat." Kata Helen menyelesaikan permainan.

Aku tidak paham kenapa tiba-tiba mereka berhenti bermain, padahal bidak catur Delia masih lebih banyak di banding milik Helen.

Bocah Hogwarts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang