02 - Katanya, Beruntung

38 14 15
                                    

Jika ada hari paling menyeramkan seantero jagat raya, maka hari Senin adalah jawabannya. Rupanya, kebenaran tersebut tidak hanya berlaku di kebanyakan orang, namun juga berlaku bagi semua murid 11 IPA 1.

Bagaimana tidak, jika jadwal pelajaran pada hari ini benar-benar mematikan. Jam pelajaran pertama dipotong karena upacara bendera, jam kedua dan ketiga fisika, dilanjutkan pada jam keempat dan kelima setelah istirahat pertama pada pelajaran matematika, serta diakhiri pelajaran keenam dan ketujuh oleh kimia.

Benar-benar tidak ada kesempatan untuk sekadar me-refresh otak dari rumus-rumus yang memuakkan.

Semua murid selalu mengeluh untuk hari pertama pembuka minggu yang baru tersebut, kecuali Kai yang barangkali sudah terbiasa hidup berdampingan dengan pelajaran-pelajaran tersebut.

Jika pelajaran fisika diampu oleh guru muda nan killer, maka matematika sebaliknya. Guru yang mengajar sudah cukup berumur.  Rumornya, akan pensiun dalam beberapa tahun ke depan. Pak Bambang tidak killer. Meski begitu, matematika tetaplah menyeramkan di tangan beliau.

Saat mengajar, beliau tidak banyak berbicara. Masuk ke kelas, menuliskan rumus di papan tulis, memberikan waktu untuk mencatat, menjelaskan 5 menit, lantas meminta beberapa murid untuk maju ke depan guna menjawab soal. Dilanjutkan dengan latihan soal yang diambil dari buku paket dengan tebal 300 halaman.

Siklusnya selalu begitu, hingga semua murid harus menyiapkan mental yang kuat sebelum ditunjuk oleh Pak Bambang.

Beruntung, dari sekian jumlah murid di kelas IPA 1, ada Kai yang menjadi penyelamat ketika teman-teman di kelasnya menyerah untuk menjawab soal.

"Kai, bagi tips pintar em te ka, dong," bisik Sana, teman sebangku Kai sejak berada di kelas 10.

Berbeda dengan Kai, gadis dengan rambut sebahu itu selalu angkat tangan jika berurusan dengan pelajaran yang berbau matematika dan rumus. Namun, gadis tersebut sering mendapatkan nilai sempurna dalam pelajaran bahasa.

Mendengar bisikan Sana, Kai menuliskan sesuatu di sticky notes, merobeknya, lantas memberikan kepada Sana.

Sana menerima sticky notes itu dengan perasaan senang, sebelum kedua bola matanya resmi melihat apa yang dituliskan Kai.

Tips cepat pintar MTK.
1) Tuliskan rumus-rumus MTK di selembar kertas.
2) Bakar kertas dengan menggunakan gelas sebagai wadah.
3) Tuang air mineral sebanyak 100ml, kemudian larutkan abu kertas.
4) Minum setiap bulan purnama.

Sana memutar bola matanya, merasa menyesal sudah antusias menerima tips dari Kai. Sementara itu, Kai berusaha mengulum senyumnya.

Kai kembali menyodorkan sebuah sticky notes kepada Sana.

Bercanda, San. Jangan marah.
Kalau kamu mau belajar, kabari aja. Nanti kita belajar bareng.

Sana tersenyum membaca tulisan itu, lantas kembali berisik pada Kai. "Beneran, Kai?"

Kai hanya menganggukkan kepala, namun Sana senang bukan main.

"Otewe say goodbye to nilai merah matematika."

🌟

Sesuai dengan kesepakatan Kai dan Sana, mereka akan belajar bersama di hari Minggu, tepatnya di rumah Kai. Awalnya, Kai menyarankan untuk belajar di kafe. Akan tetapi, Sana yang belum pernah ke rumah Kai membujuk Kai untuk belajar di rumah gadis itu saja. Dengan beberapa pertimbangan, Kai menyetujuinya.

Seingat Kai, kesepakatan mereka adalah pada jam 4 sore. Namun, jarum jam baru menunjukkan ke angka 3 saat Sana menekan bel rumah Kai.

"Ini kali pertama aku ke rumah kamu setelah kita setahun berteman. Lagian, aku sengaja datang lebih awal, biar bisa lebih banyak rumus yang kita pelajari," ujar Sana memberi penjelasan ketika Kai bertanya.

Flawed PerfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang