Satu tahun berlalu begitu cepat. Mengantarkan Kai dan teman seangkatan pada hari pengumuman kelulusan bangku sekolah menengah atas.
Aula SMA Perdana Khatulistiwa kini terbuka lebar, menyambut siswa-siswi yang mengenakan seragam putih abunya untuk hari terakhir bersekolah. Barangkali, ini akan menjadi kenangan paling bersejarah.
Bagi mereka yang berniat mengakhiri masa studi mereka hanya di jenjang ini, maka hari ini menjadi momentum yang akan selalu diingat. Sementara itu, bagi sederetan siswa yang berniat melanjutkan studi, pengumuman kelulusan ini akan menjadi awal dari perjuangan mereka di bangku perkuliahan.
Bagi Kai, masa-masa SMA menjadi masa yang paling penting dalam hidupnya. Selain masa-masa sekolah menjadi bukti semangatnya dalam mengejar impian, Kai juga belajar banyak hal tentang kehidupan. Salah satunya, tentang keikhlasan.
Barangkali, ada beberapa titik yang sempat membuat Kai jatuh. Namun, dari kejatuhan itulah, ia berulang kali belajar caranya untuk kembali bangkit.
Tidak ada yang banyak berubah dari tahun terakhir Kai di kelas 12 kemarin. Pertemanannya dengan Sana masih awet seperti sedia kala.
Setelah mempertimbangkan beberapa sisi, Kai menceritakan semua hal yang ia lalui kepada Sana. Sebagai seorang teman dekat, Sana tentu terkejut. Sana merasa takjub dengan Kai yang mampu menyembunyikan semua luka yang dialami. Di sisi lain, Sana merasa tidak cukup peka untuk mengetahui kondisi Kai saat itu.
Hubungan Kai dengan Sean juga semakin dekat. Keduanya sering pergi dan pulang bersama saat ke sekolah. Awalnya, hanya Sana yang mengetahui kedekatan keduanya. Hingga perlahan, kedekatan dua insan tersebut mulai terendus oleh teman sekelas, bahkan teman seangkatan.
Kai pikir, ia akan mendapat banyak komentar negatif tentang kedekatannya dengan anak basket sekolah. Sebaliknya, hubungan keduanya mendapatkan dukungan. Hanya saja, Kai dan Sean belum segera meresmikan hubungan mereka. Barangkali, tengah menunggu waktu yang tepat.
Menginjak kelas 12, Kai mengundurkan diri dari segala macam olimpiade. Dirinya hanya ingin fokus belajar untuk persiapan ujian akhir. Kabar baiknya, gadis itu mendapatkan kuota SNBP dan lolos di program studi yang telah lama menjadi impiannya, Psikologi. Tidak hanya itu, Kai juga mendapatkan beasiswa penuh untuk masa studinya.
Berbeda halnya dengan Sean. Setelah lelaki itu menyelesaikan perlombaan basket terakhirnya di awal kelas 12, Sean mengundurkan diri dari tim basket dan mulai serius belajar dibantu Kai. Rencananya, Sean akan mengambil jurusan bisnis digital, sesuai dengan impian lelaki itu yang ingin memulai bisnis sendiri. Karena namanya tidak terdaftar dalam kuota SNBP, Sean harus berusaha lebih keras untuk SNBT.
Seperti Sean, Sana juga mempersiapkan dirinya untuk mengikuti SNBT. Gadis yang awalnya tidak mempunyai rencana kuliah itu tiba-tiba bertekad ingin mengembangkan hobi menggambarnya melalui jurusan DKV.
"Selamat pagi, Murid SMA Perdana Khatulistiwa!"
Sapaan dari pak Januar disambut meriah oleh para anak didiknya.
"Tiba saatnya, saya harus kembali merasakan perpisahan dengan anak-anak angkatan 24 yang sudah saya anggap seperti anak saya sendiri. Rasanya, 3 tahun lalu, saya baru menjabat sebagai kepala sekolah. Menyaksikan kalian semua yang masih mengenakan seragam putih biru untuk mengikuti masa orientasi sekolah. Tiba-tiba, hari ini, kalian sudah akan lulus dari sekolah ini."
Seisi aula seketika menjadi hening. Suara percakapan antar teman yang tadinya terdengar kini meredam. Memilih mendengarkan kata-kata yang disampaikan oleh kepala sekolah mereka.
"Aku jadi mau nangis dengar kalimat pak Januar. Mana bapak baik banget," bisik Sana kepada Kai.
Kai menyetujui apa yang disampaikan oleh Sana. Sebagai kepala sekolah, pak Januar selalu mendukung dan memfasilitasi murid-muridnya untuk berkembang menjadi lebih baik. Jabatan tingginya tidak membuat ia haus hormat. Pak Januar adalah satu-satunya kepala sekolah yang mampu menghafal sebagian besar murid dan menyapanya ketika bertemu di koridor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flawed Perfection
Teen Fiction[ Cerita ini diikutsertakan dalam Festival Menulis Fiksi Rasi ] Kehidupan itu rumit. Terkadang, apa yang terlihat oleh mata tidak sepenuhnya dapat dipercaya. Sama seperti halnya dengan kehidupan yang dimiliki Kaianna Victoria. Orang-orang menyebutn...