𓊈2𓊉 Berhenti atau Teruskan?

23 2 0
                                    


Setelah menyetujui tantangan Maxim, aku berjalan cepat keluar dari dalam ruangan tersebut. Entahlah, aku merasa sangat tidak suka berada di dalam sana. Desakan yang mereka lakukan terus memaksaku untuk menuruti sesuatu yang tidak aku inginkan. Baik di sekolah lama atau pun sekolah yang baru, aku selalu saja mendapatkan musuh meskipun aku tidak pernah melakukan apa-apa dan tidak pernah mencari gara-gara pada mereka.

Aku yang telah berada di luar ruangan di buat kaget ketika seseorang menarik tanganku dari belakang. Ia berusaha memutar paksa tubuhku agar dapat menghadapnya. Aku tak melawan, dan menuruti bahasa tubuh yang ia inginkan. Ku lihat seorang perempuan dengan rambut yang lurus bervolume dan hitam menatapku dalam ketika kami bertemu pandang.

Bibir bawahnya bergetar, terlihat seperti orang yang sedang ketakutan akan sesuatu. Mata bulat besarnya yang indah membuatku merasa iba ketika melihatnya begitu. Aku menundukkan kepalaku, membalas tatapannya.

"Kenapa?"

"Gam.. batalin dong tantangan itu.." Ucapnya tiba-tiba. Membuatku meringis dan seketika mengalihkan pandanganku darinya.

"Siapa ya?"

"Aku Bella, kelas XI ips 3." Aku terdiam. Dia kakak kelasku? Aah, terlalu cantik dan imut untuk jadi senior.

"Kamu harus batalin ya... yah.." Desaknya sambil terus memandangiku.

"Udah sore.." Ucapku sambil berbalik dan berniat untuk meninggalkannya. Namun lagi-lagi ia segera berlari memutar dan berdiri di hadapanku lagi.

"Please dong, Gam. Ini tuh serius!! Kamu gak boleh ikut tantangan itu." Aku melipat kedua tangan ke dadaku dan sedikit membungkukkan tubuh untuk menyejajarkan wajah kami. Ku lihat wajahnya nampak memerah. Dia malu?

"Kenapa?"

"Karena di sekolah ini punya pantangan, dan pantangan itu belum ada satu orang pun yang berani melanggarnya." Ucapnya hingga membuatku sedikit tertarik dengan cerita yang ingin ia sampaikan.

"Tadi Maxim udah jelasin kan, kalau di sekolah ini ada tempat yang angker.. ya! Itu gudang di lantai tiga."

"Terus di sana juga ada sebuah lukisan keramat yang gak kalah angkernya. Kata OB di sini, setiap ngebersihin gudang, mereka gak pernah berani nyentuh lukisan itu. Apalagi sampai mencoba melakukan sesuatu sama lukisannya.. itu kan ngeri banget.." Aku mengangkat sebelah alisku sambil tetap menatap Bella.

"Dan beberapa tahun yang lalu, gosipnya ada seorang OB yang meninggal di dalam gudang. Bunuh diri katanya, sebelum itu dia sempet penasaran sama lukisan yang ada di dalam sana. Terus sama pantangan yang bilang kalau gak boleh masuk ke dalam gudang malam-malam, apa lagi sekitar jam dua belas malam tepat.."

"Tapi karena OB itu gak percaya gosip, dia mau ngebuktiin dengan masuk ke dalam gudang malam-malam, jam dua belas. Katanya, dia mati di depan lukisan itu, sambil berdiri dengan lidah yang menjulur keluar. Tulang lehernya patah, katanya juga.. dia menyekik lehernya sendiri sampai mati.. dan itu terjadi tiga hari setelah dia utak-atik lukisan itu. Jadi jangan ya Gam, kamu gak boleh pergi ke situ.."

"Gosipnya?" Ucapku hingga membuat Bella mengernyit.

"Iya.. tapi rumor itu bener kok katanya. Cuma di tutupin aja, karena gak mau bikin pelajar dan orang tua pelajar di sini panik." Aku tersenyum mendengarnya, hingga membuat Bella terlihat sedikit kesal dengan sikapku.

"Kok senyum sih?! Aku kan serius!"

"Lu percaya cuma dengan denger cerita orang aja?" Bella terdiam.

"Bel, cerita yang kayak gitu gue rasa di semua sekolah ada kok."

"Sekolah ini dulunya bekas mahkam loh, bekas rumah sakit loh.. katanya lagi, ada yang bunuh diri loh. Itu Cuma rumor, udah dari Sd gue denger yang kayak gitu." Ucapku lagi hingga membuat wajah Bella memerah. la langsung saja memukul perutku hingga membuatku terkejut. Ya pukulan dari tangan mungilnya tentu tidak akan menyakitiku. Itu hanya mengagetkanku saja.

【 COPY K.U.N 】ADGAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang