𓊈31𓊉 Hampir Mati

10 2 0
                                    

*Iren POV

Adzan maghrib sudah berkumandang sejak tadi. Abahku pergi ke masjid dekat rumah, tepatnya ada di depan gang masuk. Sementara Umi sedang melaksanakan shalat maghrib. Adik kecilku yang berumur lima tahun, Afika sedang ikut belajar shalat dengan Umi. Karena sehabis shalat, ia mulai belajar mengaji.

Hari ini aku tidak melaksanakan shalat, karena sedang halangan. Aku duduk di atas tempat tidur sambil bersender di jendela. Karena tempat tidurku berdempetan dengan jendela.

Aku melihat story teman-temanku di Ig. Teman-teman yang ku temui di benteng tadi sore. Mereka mengupload video dan foto-foto mereka di tempat itu.

Aku jadi kembali teringat dengan kejadian yang menimpa Agam tadi. Kira-kira dia gimana ya? Apa sudah sadar.. atau belum? Kasihan sih dia, padahal itu kali pertamanya datang ke sana. Jadi merasa bersalah.

Tek.. Tek..

Aku seketika mengernyit. Suara ini membuyarkan lamunanku. Seperti suara kaca yang di ketuk dengan kuku. Di mana asalnya? Aku mulai mengangkat wajahku dari ponsel dan mengedarkan pandangan keseluruh sudut kamar, namun dengan tubuh yang kaku.

Tek.. Tek.. Tek..

Suaranya makin menjadi dan terdengar jelas. Aku yakin ini berasal dari kaca jendela yang sedang ku sender dengan punggungku ini. Mana tadi aku lupa menutup tirainya. Siapa kira-kira yang ada di belakangku di jam segini?

Perasaan was-was mulai menghantuiku. Terlebih lagi ini waktu maghrib, biasanya banyak setan yang keluar kan? Ah, membayangkannya saja sudah membuatku takut dan merinding.

Aku menenggak ludah. Dengan perlahan dan tegang, aku mulai membalikkan tubuhku. Kenapa ini? Tubuhku Bergetar sekali. Aku takut. Dan jantungku terasa berdetak kencang.

Sayup-sayup aku melihat ke arah jendela yang menghadap ke hutan tanpa penerangan apa pun. Mataku melebar dengan ragu, mencari ke sisi kiri dan kanan bagian luar.

Yang terlihat hanyalah beberapa pohon besar. Pandanganku terbatas, karena di luar sana sangat gelap.

Tiba-tiba kaca jendelaku berembun. Tentu aku meniliknya dengan seksama, seperti habis di sembur oleh nafas seseorang. Sesuatu terukir, membuatku tersentak dan bergeser mundur beberapa langkah dari tempat tidur dengan kaku. Aku kaget, kedua mataku terbelalak. Aku tak melihat apa-apa di luar sana, tapi kenapa ia bisa melakukan ini?

Huruf mulai terukir, dan ia menulis terbalik, karena posisinya dari luar sementara aku di dalam. Aku mengartikannya perlahan dalam keadaan takut setengah mati. Pupil mataku melebar namun sangat bergetar. Hampir-hampir aku tak bisa mengontrol tatapanku sendiri. Aku mulai membaca. Ukiran jari pada kaca berembun tersebut yang

bertuliskan...

"Jangan..."

"Ikut..."

"Campur?" Aku mengeja. Seketika aku mengernyit heran. Baru saja bermaksud untuk menerjemahkannya, tiba-tiba..

BUGH!!!

Tubuhku terperanjat dan hampir melompat. Sesuatu benda berwarna putih jatuh dari atas dan menampar kuat kaca jendela yang sedang ku pandangi dan secara reflek aku memejamkan mata dan menutup tirai. Aku ketakutan sekali!! Tubuhku bergetar hebat, dan kakiku tak bisa di gerakkan sama sekali. Aliran darahku tiba-tiba saja terasa berhenti.

"UMI!!! ABAH!!!!" Pekikku yang tanpa sadar telah meneteskan air mataku. Aku takut sekali. Tubuhku gemetar hebat. Aku mau lari, tapi aku hanya terpaku di atas tempat tidur bak ada yang menahan tubuhku. Aku takut menoleh ke belakang, aku takut nanti tiba-tiba dia telah masuk dan berada di belakangku.

"UMI!!! ABAAAAH!!!" Jeritku lagi sambil menangis kencang.

Brak!!

Bunyi suara yang membuatku terperanjat. Aku menutup mata dan menangis sejadi-jadinya. Aku berdzikir di dalam hatiku terus-menerus. Tiba-tiba aku merasakan tubuhku di peluk sesuatu, dan ketika membukanya, aku melihat benda putih di hadapanku.

【 COPY K.U.N 】ADGAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang