𓊈67𓊉 Ketahuan?

7 0 0
                                    

*Tante Arsya POV

Aku kembali menatap wajahku di cermin. Rasa hatiku sama seperti hari-hari biasanya. Sepi dan tak pernah merasakan arti dari kasih sayang yang sebenarnya.

Aku menghela napas panjang, lima menit lalu anakku telah berangkat ke sekolah, dan sekarang aku kembali sendirian saja di rumah.

Apa hari ini aku tak masuk lagi ke kantor? Badanku rasanya kurang enak. Aku terdiam cukup lama, memandang pantulan wajahku sendiri di dalam cermin kamar yang sedikit berdebu.

Aku melamun sejenak sebelum akhirnya mendengar suara ketukkan pintu rumahku. Aku mengernyit, siapa tamu yang datang sepagi ini?

Ketukkannya semakin menjadi bak penagih hutang yang siap menyita rumahku. Aku setengah berlari dari kamar menuju ruang tamu.

"Tunggu sebentar.." Ucapku seraya menarik tangkai pintu, menampakkan wajah lelaki rupawan yang tak asing bagiku. Apakah aku sedang bermimpi? Atau ini kenyataan?

Aku tak percaya dan lebih memilih menepuk wajahku sendiri dengan kuat, dan rasanya sakit. Artinya... aku tidaklah bermimpi.

Ku kucek mataku dengan kasar lalu kembali menilik lelaki di hadapanku ini. Melakukannya berkali-kali sampai aku yakin, kalau ini bukanlah halusinasi.

"Agam?" Tanyaku tak percaya. Ia hanya terdiam dengan wajah tampannya yang dingin dan mendatar. "Kamu tau rumah tante dari mana?" Tanyaku, namun ia enggan menjawab dan langsung mengalihkan pertanyaan.

"Punya waktu sebentar?" Tanyanya hingga membuatku menilik jam yang ada di tangan. Sudah hampir jam tujuh, kenapa dia belum berangkat juga ke sekolah? Dan apa yang mau ia katakan padaku sebenarnya?

"Silahkan masuk." Ujarku sambil membukakan pintu rumah. Ia diam saja sambil melongos masuk dan tak menatapku sedikit pun. "Duduk." Lanjutku ketika kami telah berada di ruang tamu. Aku duduk di sofa peach-ku, dan ia pun menurutinya.

"Agam mau minum apa?"

"Makasih basa-basinya, tapi saya datang bukan untuk meminta minuman." Balasnya angkuh hingga membuat perasaanku tak menentu. Apa ia marah padaku? Pasti Dinda sudah menceritkan hal yang buruk dan tidak-tidak mengenaiku.

"Oh, iya.." Sahutku dengan senyum yang kaku.

"Anda ini punya hubungan apa dengan ayah saya?" Tanyanya langsung hingga membuatku terkesiap kaget. Ia sampai tak sempat basa-basi sedikit pun, dan langsung saja menanyakan apa yang ingin ia tanyakan. Benar-benar tak berubah sama sekali, sangat mirip.

"Dengan ayah kamu?" Aku bingung ingin menjawab apa padanya, wajahnya serius sekali, membuatku sedikit gentar dan takut.

"Kami.. sahabat lama sejak SMA, kami cuma berteman.. dan tante minta bantuan ayah kamu untuk suatu urusan." Jawabku ragu namun sepertinya ia enggan percaya. Rahangnya mengeras dan ia nampak menatap sadis sesekali ke arahku.

"Bukannya mantan, ya?" Ujarnya hingga membuat jantungku ngilu dan terjeda sesaat. Dari mana dia tahu kalau aku adalah mantan ayahnya? Dinda benar-benar tidak dewasa sejak dulu, ia menceritakan hal tak penting ini pada Agam? Kalau sampai Agam membenciku, aku tak akan memaafkannya.

"Dari mana kamu tau, nak?"

"Gak penting kan, yang penting jawab aja. Iya." Balasnya hingga membuat perasaanku terasa tercabik-cabik. Aku terdiam lumayan lama, kalau ku bilang iya, tentu ia pasti akan semakin membenciku, dan menganggap aku ingin merebut ayahnya. Tapi kalau ku bilang tidak, ia juga pasti akan membenciku, karena aku tak jujur padanya. Pilih yang mana pun rasanya sulit sekali.

Tiba-tiba ia mendengus senyum, ia seolah meremehkan dan mengejekku. Apa yang membuatnya tertawa? Apa ada yang lucu?

"Takut ya.. kalau saya akan marah atas jawaban ya atau tidak?" Terkanya hingga membuatku kembali tersentak. Sudut hatiku terasa memanas dan aku mengerjapkan mataku dengan cepat. "Jangan salah paham tante, karena mau tante tak menjawab pun, saya akan tetap membenci tante, yang sudah menghancurkan keluarga saya." Tukasnya hingga membuat sambaran petir terasa menggelegar di dalam hatiku. Memecahkan seluruh isinya. Napasku terasa berat dan tertahan mendengar ucapannya barusan. Hatiku kalang kabut, tapi yang bisa ku lakukan kini hanyalah terdiam membisu, dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

【 COPY K.U.N 】ADGAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang