𓊈43𓊉 Pencarian

9 2 0
                                    

Aku berdiri di tempat tanpa bergerak sedikitpun. Bukan hanya karena gelap yang membuatku tak dapat beranjak, tapi karena perkataan Kun barusan. Apakah perkataan Zaki itu membuat hantu di sini marah? Padahal aku tahu, Zaki hanya bercanda dengan ucapannya.

Apa karena ini pak wanto menyuruhku mengajak semua teman-teman pulang? Kun juga bilang, kalau kekuatan mereka akan bertambah besar di beberapa waktu, termasuk di waktu petang sampai maghrib.

"Ayo, Gam. Kita juga pulang." Ajak Kun padaku. Sepertinya aku memang harus pulang, dari pada nanti terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Aku meraba ponsel di saku celanaku. Setidaknya aku butuh penerangan untuk keluar. Pintu di tengah badan auditorium tak cukup bagus untuk memberikanku penerangan lebih, jelas saja.. semua pintu tertutup, dan hanya satu pintu yang terbuka di ruangan sebesar ini.

Ku nyalakan senter ponselku, dan tubuhku tersentak ketika cahaya ponselku menangkap sesosok perempuan berambut panjang. Ia menatap tajam ke arahku dengan bibir yang terkatup rapat. Ia berdiri sejajar berhadapan denganku. Pandangannya tak dapat ku mengerti.

"Dara?" Gumamku heran sambil menatapnya.

Kenapa dia masih berdiri di tengah ruangan depan sambil menatapku dengan tubuh yang kaku dan terpaku.

Di saat semua orang berlari ketakutan dan keluar dari dalam ruangan, ia malah terdiam di sana, padahal ruangan ini cukup gelap.

Tapi... bukannya aku juga sama? Tak berlari bersama teman-teman yang lain, dan malah terpaku di tempat.

Lalu, ini bukan kali pertama gadis ini tak takut di saat semua orang ketakutan. Saat di kantin pun ia seorang yang tersisa ketika semua orang lari tunggang-langgang.

Aku merasa dejavu sekarang. Kenapa gadis ini begitu misterius? Terus terang saja, aku paling benci di buat penasaran oleh orang lain. Dan gadis ini, berhasil membuatku membenci ulahnya.

Aku menatap sadis ke arahnya seraya melompat kemudian melangkahi pembatas panggung dan berlari. Bahkan aku tak membutuhkan tangga untuk turun dari atas sana.

"Gam?!" Sentak Kun, kelihatannya ia kaget ketika melihatku berlari bak orang kesurupan. Dan Dara pun menunjukkan reaksi serupa. Ia segera berlari ketika tahu aku hendak menghampirinya.

"Dara!!" Pekikku ketika ia berlari kencang bak orang yang baru saja melihat pembunuh.

Ia masih terus berlari untuk menghindariku, dan dalam langkahnya, sesekali ia menoleh ke arahku. Dia berlari luwes tanpa menabrak apa pun, karena penerangan di tanganku pun cukup membantunya. Kami berlari keluar gedung auditorium dan melewati beberapa teman-teman kami yang lain.

"Ngapain sih dia lari?!" Keluhku sambil terus melangkah dan menyalip tubuh teman-temanku. Aku mematikan senter ponselku dan meletakkannya kembali ke saku celana, namun dengan mata yang masih menatapnya lekat.

"Iya lah dia lari, kamu seperti mau membunuhnya begitu." Sahut Kun sambil terbang mengiringi kecepatanku.

Aku terdiam sambil memperlambat langkahku. Membiarkan Dara menghilang di antara keramaian.

Benar juga sih. Kenapa bernafsu sekali aku mengejarnya, apa karena saking penasarannya?

Aku tahu, ia pasti mengetahui sesuatu. Aku hanya ingin bertanya padanya, tapi.. apa ulahku ini malah membuatnya jadi takut??

Tapi untuk apa dia takut kalau ia tak melakukan kesalahan? Bukankah ketakutan berasal dari suatu kesalahan yang kita perbuat, dan ketakutan berikutnya juga bisa berasal dari hantu yang kita rasa kehadirannya.

Jadi.. Ketakutan apa yang ia rasakan padaku?? Mempunyai suatu kesalahan? Atau... apa?

.

.

【 COPY K.U.N 】ADGAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang