𓊈16𓊉 Badai Datang!

8 2 0
                                    

Pagi ini aku bangun tepat waktu, tidak seperti kemarin-kemarin. Setelah bercerita dan menemani Kun nonton anime, aku tak sadar telah terlelap dan melalangbuana ke alam mimpi.

Aku beranjak, melipat sajadahku setelah selesai shalat subuh. Tentu tak ada Kun di sisi ku. Dia pergi. Setiap ada adzan dari jam khusus pengingat adzan yang ada di rumahku, saat aku mulai mengambil wudhu, dan ketika aku shalat, mengaji atau pun berdzikir, ia tak menampakkan bulu matanya sama sekali.

Kadang ia ada, dan mengambil jarak yang lumayan jauh dariku. Katanya sih kepanasan. Ia tak tahan. Makanya ia pergi. Dan aku tak selalu menanyakan kemana ia harus pergi, karena aku tahu ia akan kembali.

Aku mengambil handuk untuk mandi, dan masuk ke dalam kamar mandi setelah membaca doa. Kalian pun harus melakukan itu, karena kamar mandi ini tempat tinggal setan, kalian gak mau kan, aurat kalian dilihat mereka? Apalagi bagi yang perempuan. Dan tidak boleh mandi telanj*ng yaa..

Aku menatap pantulan wajahku di cermin kamar mandi. Cermin yang sudah di ganti ayah karena di pecahkan oleh Kun. Aku mulai mengambil sikat gigi dan mengoleskan pasta gigi di atasnya. Menyikat gigi ku sambil menatap datar ke arah cermin.

Tiba-tiba saja aku bergidik. Tak tahu kenapa, rasanya menjadi panik dan was-was sendiri. Aku mulai menelaah setiap sudut kamar mandi dari dalam cermin.

Menatap sebuah kloset duduk yang tertutup. Shower yang berada tepat di atas kepala ku. Bak mandi untuk berendam. Dinding kamar mandi yang di desain dengan keramik yang terlihat artistik. Dan cantelan handuk yang terpasang di dinding kamar mandiku. Tak ada yang aneh.

Aku pun meludah, lalu berkumur untuk menghilangkan busa dari pasta gigi yang ku pakai. Aku menyeka mulutku sambil kembali bercermin, memastikan tidak ada lagi busa yang tersisa di sisi bibirku. Aku pun meletakkan kedua tanganku di wastafel dan bertumpu di sana.

Setelah melamun sesaat, aku menghadap ke arah kloset. Membuang air seni ku di sana. Setelah benda milikku itu ku simpan di balik celana, aku kembali berjalan ke hadapan cermin dan memutar keran, agar mengeluarkan air pancuran dari shower yang berada di atas. Aku harus segera mandi, karena memang tak di anjurkan untuk berlama-lama di dalamnya.

Namun tak ku rasakan tumpahan air membasahi tubuhku yang membutuhkannya. Aku tak lantas mendongak ke atas, aku lebih tertarik kembali memutar-mutar keran dalam genggamanku.

Tes.. Tes..

Sesuatu menetes pada lenganku, rasanya dingin dan agak pedas, cairan itu pun terjatuh juga di lantai. Aku mengernyit memperhatikan. Cairan kental apa ini? Warna putih susu. Entah kenapa aku merasa bergidik. Bulu kuduk ku merinding, dan pori-pori kulitku merekah.

Tak kalah membuatku panik, tiba-tiba muncul suara cakaran pada langit-langit. Aku menenggak saliva, dan bersiap mendongak ke atas.

Ketika aku mendongak, sesuatu tiba-tiba saja jatuh dan menimpaku. Aku berteriak kencang saking kagetnya. Sesosok makhluk terjerembab bersamaku. Membuat kami terduduk berhadapan dan saling melemparkan pandangan.

"Sawa tewejut! (Saya terkejut!)" Keluh makhluk halus yang tidak lain dan tidak bukan adalah Kun. Ia menatapku heran dengan sebuah sikat gigi di dalam mulutnya. Ia sedang bicara kalau ia terkejut. Aku menggeram kesal. Dia benar-benar seperti setan!! Tapi kan dia memang setan.

"Ngapain lu di atas? Nyakar langit-langit, terus ini?!" Keluhku pada cairan di atas lenganku. Ia menatap ke arah yang ku tunjuk.

"Busa dari dalam mulut lo?!" Pekikku kesal. Kun hanya mengangguk sambil melanjutkan menyikat giginya tanpa memperdulikan aku yang sedang kesal dan merasa jijik akan ludahnya.

"Lu pake sikat gigi siapa?"

"Saya ambil di sana," Tunjuknya pada tempat pasta gigiku yang masih di segel. Cadangan, karena aku selalu mengganti sikat gigi sebulan dua kali.

【 COPY K.U.N 】ADGAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang