05. Seperti Pohon Mati

6 1 0
                                    

"Mama tidak ingin hidup kita seperti dalam cerita dongeng," kata Mama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mama tidak ingin hidup kita seperti dalam cerita dongeng," kata Mama.

"Hidup seperti dalam cerita dongeng?" tanya Zila menyembulkan kepalanya ke arah mama.
Mama malah tertawa seraya memperhatikan pipi chuby Zila dengan senang. Tawanya mengudara begitu renyah. Sementara Zila bingung mengapa dia di tertawakan

Zila terlalu menggemaskan akan tingkah lakunya, jemari mama terlurur mengelus pipi chuby Zila. Anak perempuan kecil itu menikmati kehangatan itu, betapa nyaman berada di dekat Mama.

"Iya," kata Mama.

"Karena cerita-cerita dongeng yang sering Mama bacakan, semua hanya khayalan dan tidak ada dalam kehidupan nyata," tambah Mama.

Zila bingung saat Mama senyum-senyum dengan wajah masam.

"Mengapa begitu?"

"Karena itu, kebahagiaan dalam cerita hanya fiktif dan itu tidak nyata."

"Tidak nyata?"

"Iya."

"Jadi, sedihnya juga tidak nyata?"

"Tidak nyata."

"Hah?" Zila malah ternganga, tak pernah mengerti apa yang di maksud Mama.

Mama lagi-lagi tertawa. Zila tidak pernah mengerti mengapa Mama selalu berbicara hal demikian. Padahal, Mama selalu membacakan dongeng setiap kali mau tidur dengan suara yang lebih lembut dan indah, lebih dari siapapun di dunia ini. Bagaimana Mama menjelaskan tentang kebahagiaan sang tokoh-tokoh dalam dongeng dengan suara yang indah itu, yang selalu membuat tidur nyenyak bagi Zila. Dan setiap hari, ketika Zila terluka, menangis karena dimarahi Papa, atau tidak ada teman yang mengajak bermain. Mama selalu ada. Mengobati luka, menghapus air mata, menghibur dengan membacakan dongeng, dan menciptakan tawa. Zila bahagia dan lupa kalau ia pernah terluka.

Lalu suatu hari, ketika Zila masih diusia tiga tahun, dia pernah bertanya lagi. "Mengapa Mama tidak ingin hidup seperti dalam cerita dongeng padahal mereka begitu bahagia."

Mama menjawab dengan lembut, "Mama ingin menciptakan kebahagiaan dengan cara sendiri. Zila adalah akar dari pohon kehidupan Mama dan Papa punya. Jika akar itu tidak ada, atau dibiarkan, bagaimana pohon itu akan tumbuh dengan sempurna? Dan jika Zila tidak ada dalam hidup Mama, bagaimana Mama dan Papa bisa merasakan kebahagiaan? Zila adalah kebahagiaan Mama yang tidak bisa dijabarkan dalam bentuk tulisan apapun, jadi itu bukan sesuatu yang fiktif, melainkan nyata ada."

Mendengar itu, Zila terharu dan menangis di pelukan Mama. Memeluknya erat dan tidak ingin melepaskan.

Iya, Mama pernah bilang bahwa Zila adalah akar kebahagiaan dalam hidupnya. Zila selalu berharap bahwa kebahagiaan dan kasih sayang Mama dan papa tidak akan pernah berhenti. Zila selalu ingin berada di samping mereka, mendengarkan setiap kata dalam dongeng membacakan dongeng, atau mendengarkan detak jantung Mama dan Papa berirama indah. Setiap hari.

Melangkah Bersama SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang