Apartemen EL

348 14 0
                                    


Cerita ini udah ada di Fizzo dengan lebih dari 40 bab. Tapi disana ada beberapa perkataan yang di filter. Jadi aku tetap up ceritanya di wp.

Vote and coment 🙏
Happy reading guys 🥰❤️

.
.
.

Luna terdiam, ia menatap El dengan mata berkaca-kaca dari spion motor itu.

"Kamu nyalahin Aku? Jelas-jelas kamu yang salah, El. Kamu ngebut di jalanan, dan aku udah peringatin kamu berkali-kali tapi kamu nggak mau dengerin aku. Sekarang, kamu malah nyalahin aku?"

Mendengar ocehan dari Luna, membuat El pun dengan cepat membuka helm full face yang di kenakan dan menaruhnya di spion motornya, lalu menstandarkan motornya itu.

Sontak saja, Luna pun langsung turun dari kendaraan tersebut.

El memposisikan dirinya tepat didepan gadis cantik itu, ia menatapnya tajam. "Lo bilang apa tadi, hah?! Gue yang salah?" Tanyanya dengan nada tinggi.

Dengan langkah kaki yang terus maju ke depan, hingga membuat Luna pun mundurkan langkahnya ke belakang seraya menatap El.

"Lo bilang apa Luna?! Gue yang salah? Hah?!"

Pertanyaan El dengan nada tinggi, makin membuat Luna takut, hingga detak jantungnya berdetak kencang ketika El terus membentaknya seperti itu.

Apalagi El terus melangkahkan kakinya kearah diirinya dengan tatapan tajam dan rahang yang mengeras. Gadis dengan rambut kecoklatan itu terdiam.

"Jawab Lun, jadi gue yang salah gitu? Hah?!"

Bentakan El yang berkali-kali dilontarkan, membuat Luna benar-benar takut. Hingga perlahan, ia pun menunduk dengan bibir yang gemetar menahan tangis. Sebisa mungkin ia tak meneteskan butiran bening itu di pipinya.

Tak mendapat jawaban dari sang kekasih sedikit pun, membuat El emosi. Hingga ia menarik lengan Luna dengan kasar.

"Jawab Luna?!"

"Aw! El, sakit ...." Lirihnya.

"Jawab Lun?! Lo nggak budeg, kan?! Jawab? Jadi semua ini salah gue, gitu kan yang lo maksud?!"

Luna tak bisa menjawab pertanyaan tersebut, karena El benar-benar mencengkram erat lengannya hingga membuat gadis dengan rambut di urai itu meringis kesakitan. El, yang sedari tadi terbawa emosi, membuatnya pun kesal hingga mendorong Luna begitu ia melepaskan Cengkraman tangannya.

"Akh!" Pekik Luna ketika El melakukan itu padanya, dan hampir membuatnya terjatuh.

Perlahan, ia pun memegangi lengannya yang di cengkram oleh El tadi, merasa sakit akan hal itu.

Banyaknya kendaraan yang berlalu lalang di sekitaran jalan itu, membuat El pun menghelah nafasnya sejenak. Ia mengatur nafasnya beberapa kali, lalu Melihat kearah Luna yang masih berdiri pada posisinya Sambil memegangi legan tangannya yang di cengkram olehnya tadi.

"Sakit?"

Pertanyaan itu, membuat Luna perlahan melirik kearah lelaki itu, namun ia tak menanggapi ucapannya.

Perlahan, El berjalan mendekatinya, membuat Luna takut dan sedikit menghindar dari lelaki itu.

"Lo kenapa ngehindarin gue? Takut?" Tanyanya dengan terus menatap sang kekasih.

Luna yang masih melihat kearah El, mengusap kedua matanya yang hendak mengeluarkan butiran bening itu. Namun sebisa mungkin ia menahannya.

"Aku mau pulang, El." Jawabnya dengan nada gemetar.

EL LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang