Ikut ke Area Balapan

288 12 0
                                    

Vote and coment 🙏☺️

Happy reading guys 🥰❤️
.
.
.


Cup.

Tanpa perkataan, lelaki tampan itu mengecup lembut pipi Luna, hingga membuatnya terkejut.

"EL ...."

Lelaki itu tersenyum manis dengan tangan yang masih melingkar di pinggang Luna.

"Kenapa?"

Jujur, sebenarnya Luna juga rindu ketika di peluk El seperti ini. Ia ingin uni lebih lama lagi, namun ia takut kalau El melakukan sesuatu yang tidak diinginkan. Maka dengan cepat, Luna langkah sedikit menghindar dari sang kekasih dengan melepaskan tangan El yang melingkar di perutnya.

"EL, Maaf. Aku lagi masak," ucapnya seraya berpindah posisi dengan pandangan yang tertuju pada masakannya itu.

Lelaki dengan mata elang itu mendengus pelan. "Es creamnya Nggak di makan?"

"Em ... iya bentar lagi aku makan kok. Tapi aku nyelesain ini dulu," jawabnya dengan pandangan yang masih terfokus pada masakannya.

"Lun," panggilnya lembut.

"Iya. Kenapa, El?" Jawabnya dengan pandangan yang sedikit melirik kearah sang kekasih.

"Nanti malam  kamu temanin aku balapaan, ya."

Luna segera mematikan kompor itu, lalu menoleh kearah sang kekasih.

"Kamu masih balapan?" Tanyanya yang langsung di anggukan oleh El.

"Kenapa sih El. Kan, aku udah bilang sama kamu. Balapan liar itu bahaya. Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa."

"Aku akan baik-baik aja, Lun."

"Tapi, El ..."

"Luna. Bisa nggak sih Lo nggak ngatur gue," sahut El yang berhasil membuat Luna terdiam, dengan rasa pasrah, ia hanya bisa mengangguk kecil.

"Yaudah, itu spaghetti nya udah Mateng, kan. Kita makan duku habis itu mandi, dan siap-siap buat nanti malam," ucapnya sambil mengusap lembut kepala Luna lalu pergi dari dapur itu.

Luna, masih memerhatikan sang kekasih yang berjalan keluar dari area dapur. Ia Menghelah napasnya sejenak, lalu tertuju kearah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya yang kini telah menunjukkan pukul 18.00.

"Jam 6. Gue harus ngasih tau papa sama mamah nih," monolognya.

Dengan cepat, ia segera meniriskan mie tadi dan taruh di dua piring yang sudah ada bumbu dari spaghetti tersebut.

Setelah itu, ia segera berjalan menuju kearah sofa depan dan mengambil tasnya lalu mencari ponselnya disana. Luna pun segera menghubungi nomor sang Mamah.

Grep.

Secara tiba-tiba, seseorang mengambil ponselnya dari belakang. Sontak ia pun langsung menoleh dan melihat El yang mengambil ponselnya itu.

"El."

"Lo ngapain?"

"Aku mau ngasih kabar orang rumah, kalau aku pulang telat."

"Nggak perlu."

"El."

"Mereka aja nggak ada yang peduli sama Lo, kan. Jadi buat apa Lo ngehubungin mereka."

Deg.

Apa yang di katakan kekasihnya itu benar, kedua orang tuanya memang tak pernah peduli padanya, jangankan berbincang dengan dirinya saat berada di rumah. Bertegur sapa saja sangat jarang di lakukan.

EL LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang