Hallo ... Aku peringatkan, cerita ini udah lebih dari 50 bab di Fizzo dan aku up tiap hari disana. Tapi perkataannya di filter.
Vote and coment 🙏
Happy reading guys 🥰❤️
.
.
.Raka langsung berubah raut wajahnya. "Tugas? Puasin El? Emangnya Lo beneran make tuh cewek?" Tanyanya yang langsung tertuju pada El.
Lelaki tampan dengan alis tebal bermata elang itu menggeleng pelan dengan senyuman tipis di sudut bibirnya. "Kalian nggak perlu tau cewek itu siapa. Udahlah, kalian itu disini tugasnya untuk nyemangantin gue. Fokus aja sama tugas kalian."
"Iya tuh bener. Jangan mentang-mentang tuh cewe cakep, Lo haid tanyain mulu," sahut Fandy.
Raka hanya menghela nafas panjangnya, jujur sebenarnya dia bukan Melihat karena wajahnya yang cantik, walaupun sebenarnya gadis itu memang cantik. Tapi, Raka curiga kalau El melakukan sesuatu terhadap gadis tadi. Karena tadi ia melihat dari jarak kejauhan kalau El sempat mendorong gadis itu hingga terjatuh, bahkan ia bisa mendengar suara keras dari El walaupun terdengar samar.
*****
Beberapa menit kemudian, kini telah menunjukkan pukul 23.00. Luna baru saja sampai di rumahnya. Ia segera membuka gerbang rumahnya dan berjalan masuk ke dalam sana.
Prang!
Baru saja ia masuk ke dalam rumah, ia sudah melihat sebuah gunci di ruang depan di banting oleh Papahnya.
Syok. Jelas, jantungnya langsung berdegub kencang, serta pandangan matanya pun tertuju pada kedua orangtuanya yang berdebat. Perlahan, Luna pun berjalan mendekati mereka.
"Terus kamu pikir ini semua salah aku? Kamu mikir Pah, jelas-jelas kamu yang salah!"
"Semuanya aja kamu salahkan ke aku, Mah!"
"Ya memang ini semua salah kamu!" Bentak Mamah Luna
Sekilas, papahnya melihat kearah Luna yang sudah berdiri tak jauh dari mereka. "Terus kamu juga akan menyalahkan aku, kalau anak kamu itu pulang sampai larut malam begini iya?!"
Deg.
Mendengar perkataan tersebut, membuat Luna tertegun. Ia langsung menyangka penyebab pertengkaran kedua orangtuanya sekarang ini, adalah dirinya?
"Iya, semuanya salah kamu. Kamu tidak pernah ada di rumah, kamu hanya senang dengan pekerjaan kamu dan jabatan kamu. Kamu tidak pernah peduli dengan aku dan juga Luna."
"Justru, aku bekerja terus menerus itu untuk kalian berdua! Harusnya kamu sebagai ibunya yang mendidik Luna. Kenapa bisa Anak perempuan pulang sampai Selarut ini."
"Sekarang, kamu membalikkan kalau aku yang salah?!"
Mendengar perdebatan kedua orangtuanya, membuat Luna pusing sendiri. Ia berusaha untuk memisahkan keduanya.
"Pah, Mah ... Udah. Kalau memang ini salah Luna. Luna minta maaf ... Iya Luna yang salah."
Berkali-kali, Luna mencoba untuk memisahkan keduanya, tapi tetap saja. Kedua orangtuanya yang bertengkar, tak mempedulikannya. Justru kini sang papah malah memecahkan lagi benda yang ada di ruang depan itu, hingga lagi-lagi membuat Luna terperanjat kaget.
"Terus saja, Pah! Terus .... Kalau perlu hancurkan aja sekalian rumah ini Pah!"
Sungguh, Luna tak tahan mendengar pertengkaran ini hampir setiap hari. Ia tak tahu lagi, apa yang harus dilakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
EL Luna
Teen FictionBagaikan burung dalam sangkar emas, merasa terperangkap namun enggan untuk pergi. Hal tersebut, sama seperti yang di alami oleh Ersya Aluna Mahendra, yang menjalani hubungan toxic dengan kekasihnya, Elvano Pranadipta. "El, aku sakit." "Gue nggak ped...