Randy membela Luna

199 12 2
                                    

Cerita ini ada di Fizzo dengan judul dan cover yang sama. Udah lebih dari 60 part namun versi yg berbeda dengan yg di wattpad.

Vote and coment 🙏☺️

Happy reading guys 🥰
.
.
.

'Duh ... nggak bisa dibiarin, nih. Kalau kayak gini gue harus menghubungin Arsila. Siapa tahu dia tahu di mana Luna.' batinnya.

||Arsila

["Ar, Lo tahu di mana Luna hari ini? Dia nggak masuk sekolah. Dia juga susah dihubungi."]

Setelah mengirimkan pesan tersebut, Clara kembali menaruh ponselnya di dalam laci meja lalu ia pun memfokuskan kembali pandangannya pada mata pelajaran dan tugas yang diberikan oleh guru tadi.

Kring ....

Bel istirahat berbunyi yang menandakan Sekarang pukul 10.00. Seluruh murid pun bergegas keluar dari dalam kelas mereka masing-masing begitupun juga dengan kelas Clara.

Dengan cepat, Ia pun langsung mengambil ponselnya yang berada di dalam laci meja dan cepat-cepat menghubungi temannya yaitu Arsila untuk menanyakan Luna.

"Duh ... Angkat dong, Ar ... Masa iya lo juga ikut-ikutan ngilang sih kayak Luna." Gumamnya.

Setelah dua kali, ia mencoba untuk menghubungi Arsila namun panggilannya tidak juga diangkat oleh gadis dengan rambut bergelombang itu.

"Argh ... Kok nggak diangkat juga sih. Kan di SMA Karya Bangsa jam segini juga udah istirahat." Monoiognya.

Gadis cantik dengan rambut sebahu itu mencoba untuk menghubungi temannya kembali. Namun, tetap saja tidak diangkat oleh Arsila. Hingga Ia pun keluar dari kelas tersebut dan memilih untuk duduk di bangku yang berada di sekitaran koridor sekolah dan masih mencoba untuk mengirimkan pesan serta menghubungi Arsila.

"Ih ... Arsila. Lo kemana sih? Kenapa tiba-tiba juga susah dihubungin sama kaya Luna. Jangan-jangan Arsila juga nggak masuk sekolah sama kayak Luna atau ini ada hubungannya tentang keluarga mereka." Monolognya yang masih fokus pada layar ponselnya tersebut.

Randy, yang saat itu baru saja keluar dari dalam kelas. Dirinya secara tak sengaja mendengar dengan jelas saat Clara bergumam pada dirinya sendiri yang menyebut nama Luna. Maka perlahan, Randy pun mendekati Luna dan berdiri tepat di dekatnya.

"Luna yang Lo maksud, Luna anak baru kan?"

Pertanyaan tersebut mampu membuat Clara pun mengalihkan pandangan matanya dari ponsel dan tertuju ke arah Randy yang sudah berdiri tepat di dekatnya.

Gadis cantik dengan rambut sebahu itu pun menganggukkan kepalanya pelan lalu Randy pun langsung duduk tepat di sampingnya.

"Gue tadi pagi sempat berangkat sekolah sama Luna. Tapi, tiba-tiba aja di jalan kita dihadang sama El. Dan akhirnya dibawa sama El dan gue nggak tahu itu ke mana."

Penjelasan yang dilontarkan oleh Randy mampu membuat Clara pun terdiam sejenak karena bingung.

"Bentar-bentar, Jadi lo sempat bareng sama Luna dan lo bilang sekarang Luna dibawa sama El?" Tanyannya yang langsung dianggukan oleh lelaki tampan dengaan alis tebal itu.

Tanpa berpikir panjang, Clara langsung bangkit dari posisinya dan hendak pergi dari tempat itu namun dengan cepat dicegah oleh Randy.

"Lo mau kemana?" Tanyanya.

"Gue mau nemuin El." Jawabnya cepat, lalu langsung melanjutkan langkah kakinya untuk mencari keberadaan Elvano Pranadipta.

Tanpa basa-basi, Randy pun juga mengikuti langkah Clara untuk mencari keberadaan El.

EL LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang