Oiya aku sekalian mau ngasih tau nih, sama kalian. Kalau ceritaku yg berjudul Om Alex (My Cold Husband) Bentar lagi mau terbit ...
Yg belum tau ceritanya silahkan baca ya 😉
Happy reading guys 🥰❤️
.
.
."Em. Gu-gue ... Nggak papa kok, Cla. Gue, baik-baik aja disini," ucapnya terbata-bata.
Clara terbelalak, ia tak habis pikir kenapa Luna tidak berkata jujur.
Clara langsung berdiri tepat di depan Luna dan menyentuh kedua lengannya hingga membuat sang empunya bangkit dari posisinya.
"Luna, nggak papa bilang aja kalau Lo merasa terk*rung disini. Lo nggak perlu takut." Ucapnya tegas.
Luna masih bingung, lagi-lagi ia takut ketika melihat lirikan tajam dari sang kekasih, hingga membuatnya melepaskan kedua tangan Clara di bahunya dan berkata dengan sedikit agak tegas.
"Nggak kok, gue baik-baik aja disini. Beneran Cla, gue nggak papa."
Jelas Clara tahu, kalau kalimat tersebut bohong, Luna terpaksa mengatakan itu karena ia takut pada El. Gadis cantik berambut sebahu itu menghelah nafasnya dengan gusar.
"Lo denger sendiri kan, Luna baik-baik aja. Mendingan sekarang Lo silahkan pergi dari sini." Usir El secara halus.
Pandangan Clara tertuju kembali pada Luna. 'Maafin gue ya Cla, tapi jujur. Gue takut El marah kalau mengatakan yang sejujurnya.' batin Luna.
Clara Melihat kearah El kembali. El pun mengangguk kecil dan mempersilahkan Clara untuk pergi.
Clara pun hanya bisa pasrah, ia berjalan perlahan menuju kearah pintu. Dan Luna hanya bisa melihatnya dengan rasa tak enak hati pada temannya tersebut.
Tiba-tiba, Clara langsung memutar tubuhnya dan berlari menarik tangan Luna, namun dengan cepat El yang sadar dengan sigap menarik tangan Luna yang satunya hingga membuat sang empunya memekik.
"Lepasin Luna, El!"
"Harusnya lo yang lepasin tangan Luna."
Clara yang memang bisa berkelahi, ia langsung menginjak kaki El yang sakit, hingga membuat sang empunya pun kesakitan, spontan langsung melepaskan pegangan tangan Luna.
Dengan cepat, Clara pun langsung menarik Luna untuk pergi dari tempat itu. Tapi, El yang menyadari hal itu langsung berlari kecil, mencegah mereka untuk keluar, membuat keduanya menghentikan langkahnya sejenak.
"Lo nggak berhak bawa Luna pergi."
"Gue berhak bawa Luna pergi, karena gue temannya. Dan gue nggak mau dia merasa terkurung disini dengan Lo cowok stres kaya Lo."
Mendengar perkataan tersebut, sungguh itu membuat El emosi, hingga ia pun memelotot dan makin berjalan mendekati Clara.
Luna yang berada disana pun takut terjadi sesuatu pada mereka berdua, maka dengan cepat ia berdiri tepat di tengah-tengah keduanya.
"El, please. Kamu jangan marah ya, aku tahu Clara nggak serius ngomong kaya gitu," Ucap Luna yang membujuk agar sang kekasih tak marah pada temannya.
Tapi, El yang memang sudah tersulut emosi ia terus berjalan mendekati Clara hingga menyingkirkan Luna yang berdiri ditengah-tengah mereka.
"Kenapa? Lo marah dengan ucapan gue barusan yang bilang kalau Lo stres?! Tapi ucapan gue itu Bener El, Lo nggak lebih dari cowo stres di luaran sana yang sering kasar sama cewek terutama Luna, pacar Lo sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
EL Luna
Teen FictionBagaikan burung dalam sangkar emas, merasa terperangkap namun enggan untuk pergi. Hal tersebut, sama seperti yang di alami oleh Ersya Aluna Mahendra, yang menjalani hubungan toxic dengan kekasihnya, Elvano Pranadipta. "El, aku sakit." "Gue nggak ped...