Aksi Nekat EL

244 11 0
                                    

Hallo ... Aku akan tetap up ELLUNA di wattpad Sampai end Karena beda versi dengan yg di Fizzo. Di wattpad versi asli

Vote, coment, and Share 🙏

Happy reading guys 🥰❤️

.
.
.

Perkataan tersebut benar-benar membuat Luna terdiam membisu dan juga bingung karena menurutnya kedua orang tuanya itu sama pentingnya tidak mungkin ia memilih di antara mereka.

"Mah, kenapa Mamah berbicara seperti itu. jelas Luna memilih Mamah dan papa karena kalian kedua orangtua Luna."

Perlahan, mamanya mengisap air matanya, ia bangkit dari posisinya yang langsung dengan cepat ditolong oleh Luna.

"Luna anterin Mamah ke kamar ya Mah." Ujarnya yang hanya direspon anggukan kecil olehnya.

Keduanya pun berjalan menuju ke arah kamar mamahnya yang berada di lantai bawah.

Setelah mamanya masuk ke dalam kamar, Luna hanya bisa menghelah nafasnya sambil melihat pintu kamar yang sudah ditutup itu.

'Dari kecil Gue memang nggak begitu dekat dengan kedua orang tua gue. Tapi, gue juga nggak rela kalau berpisah,' batinnya.

Luna mengusap seluruh wajahnya, ia berjalan menuju ke arah kamarnya.

Lagi-lagi Luna menghentikan langkahnya tepat di depan kamarnya dan mengatur nafasnya beberapa kali, agar lebih tenang akan kejadian yang baru saja ia alami hari ini.

Setelah itu, ia membuka pintu kamarnya dan langsung menaruh tasnya di atas kasur, bersmaan dengan dirinya yang duduk kasur tersebut.

Pandangannya tertuju ke arah jam yang kini telah menunjukkan pukul 17.30.

Perlahan, Luna membuka resleting tas ransel tersebut dan mengeluarkan semua buku pelajaran, Lalu ia susun di atas meja belajarnya.

Tiba-tiba dirinya terdiam sejenak seperti ada sesuatu yang ia lupakan.

"Kayanya ada yang kurang deh, Tapi apa ya Kok gue kayaknya lupa." Gumamnya sambil berpikir.

Beberapa detik kemudian, Ia mengingat bahwa sepertinya ponselnya tertinggal di tempat tadi.

"Hp gue?"

Dengan cepat, Luna membongkar semua isi dalam tas tersebut mencari ponselnya. Namun, beberapa kali sudah ia cari, ponselnya tetap tidak ada di sana dan ia yakin bahwa tertinggal di tempat markas  El.

Luna menepuk dahinya. "Bodoh. Kok bisa ketinggalan, sih. Aaaa ... Terus gimana dong."

Luna mengeluh pada dirinya sendiri, ia langsung merebahkan dirinya diatas kasur, seraya Menatap langit-langit di kamarnya.

'Apa yang akan El lakuin ke gue besok soal kejadian tadi? Hah. Tuhan ... Kenapa hidup ku begini. Aku punya kedua orang tua yang lengkap, tapi bukan seperti keluarga Cemara yang selama ini aku impian. Melainkan seperti keluarga pohon beringin yang selalu acuh dan dingin.' batinnya.

Perlahan, Luna bangkit dari posisinya lalu  berjalan menuju ke toilet yang berada di kamarnya.

*****

Pukul 19.30. Luna keluar dari kamarnya, ia menuju ke arah ruang makan.

Luna menghentikan langkahnya disana. Ia memperhatikan banyaknya makanan  di meja itu, namun tak ada kedua orang tuanya di sana.

Hal ini sudah biasa ia alami. Dari dulu, sejak dirinya memasuki sekolah menengah pertama, kedua orang tuanya yang sibuk tak pernah ada untuknya, sampai saat ini hal itu telah menjadi kebiasaan baginya.

EL LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang