2

12.3K 505 8
                                    

Mic yang diberikan Roni masih tergeletak santai di meja Salma, hingga panggilan suara seseorang membuyarkan lamunannya. Sang empunya, si Roni sudah duduk manis dan meminum kopi yang sudah dipesan poul.

"Oke kakak, boleh silahkan maju kedepan, dan para pengunjung cafe, mari kita dengarkan suara cantik seperti paras kakaknya yang cantik" Ucap vokalis band meramal.

Yah, bagaimana tidak?
Salma masih belum pernah bernyanyi dan vokalis band ini berkata suaranya cantik hanya karena paras wajahnya cantik. Ih padahal emang iya, hahahaha

Salma yang tak mau malu pun maju kedepan dengan membawa mic yang tadi diberikan. Banyak pasang mata yang kini melihat ke arahnya seakan-akan bernyanyi merdu menghibur mereka dan berharap sesuai dengan pilihan lagu yang mereka inginkan.

Salma berkata selirih mungkin, mendekati vokalis itu dan mencoba membuka percakapan.

"Maaf mas, suara saya habis"

"Oh, iya kak gapapa, mungkin lain waktu" Jawab vokalis itu dengan cepat dan mengambil mic yang Salma berikan.

Ternyata ada baiknya juga Salma berparas cantik, bahkan ia hanya sedikit berkata dan sedikit mengerlingkan mata sebelah kanannya, hahaha

"Ternyata kakak cantik suaranya habis, mungkin kita bisa mendengarkan dilain waktu... Kalau begitu langsung saja kita lanjut ke request..... "

Kini Salma berjalan hendak kembali ke kursinya tanpa mendengarkan lagi perkataan dari vokalis band tersebut.

Melewati kursi yang mereka duduki tentu saja, dan itu kesempatan untuk Salma. Diliriknya Roni yang sibuk memainkan handphone dan tangannya sedikit sibuk seperti mengetikkan sesuatu. Roni yang duduk di sebelah jalan memudahkan Salma.

Salma berhenti sejenak disebelah Roni, ia mengambil ponsel Roni, dengan tangan Roni yang mematung seakan-akan masih memegang ponsel.

"Kenal aja nggak, malah bikin emosi" Ucap Salma kemudian mengembalikan ponsel Roni ke tangannya, dan berlalu menjauh.

Roni yang merasa handphonenya sudah kembali ditangannya melanjutkan aksi mengetiknya dengan senyuman merekah yang tidak bisa disembunyikan, dan tak diketahui Salma.

"Sebenarnya gua agak takut kau kurang sehat si Ron?" Ucap poul dengan sedikit menggeser kursinya menjauhi Roni.

Salma kini sampai di mejanya, ia mendudukkan pantatnya dikursi dan berpura-pura sibuk dengan ponselnya tanpa memperdulikan bulpoin dan bukunya, karena moodnya kini sudah rusak.

Terlihat seberang kursi bergerak, mereka sedang membereskan barangnya hendak pergi, Roni berjalan mendahului

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlihat seberang kursi bergerak, mereka sedang membereskan barangnya hendak pergi, Roni berjalan mendahului. Salma yang awalnya sedikit melamun mencoba mengambil secangkir kopi yang tadi dipesan dan menyeruputnya sedikit. Salma sedikit mengintip dari balik cangkir yang ia minum, dan Roni sedikit melirik ke arah Salma sebelum keluar dari pintu cafe. Tanpa sengaja tatapan mereka bertemu.

Rumah di PerantauanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang