77

9.7K 556 25
                                    

Pagi ini, pagi ribut!
Salma mengobrak orang rumah dengan suara teriakannya, setelah badannya enakan dan tenaganya pulih, aktifitasnya kembali normal

Sesuai janji Roni jika Salma sehat, dirinya akan diizinkan menengok toko, maka dari itu tidurnya semalam benar-benar diatur

"RONIIII BANGUUN!"
"IAN AYO BANGUN! KAMU SEKOLAH!"

Salma berteriak dengan melanjutkan menyiapkan sarapan

"... Ian bener-bener replika omnya"

Ceklek!

"Ian ayo bangun, mandi, sarapannya udah siap, kamu sekolah sayang"

"Iya onty"

"Tolong dibantu bi, saya bangunkan Roni dulu"

"Baik non"

Dikamar lain, kamar Roni dan Salma

"Rooon! Bangun!" Salma menggoyangkan badan Roni

"... Yank bangun! Kamu antar Ian"

"Ehmmm" Roni menggeliat dan sekedar meregangkan otot

"Ayo! Kamu antar Ian!"

"Gak mau ah, kalau ngantar ontynya aku mau"

"Kamu gimana sih! Bangun gak!"

"Aw! Sakit yank, kok dicubit sih" Roni mengusap tangan bekas cubitan

"... Tenang aja, bentar lagi supirnya dateng kok"

"Supir apaan?"

"Tunggu aja dulu" Roni kembali memejamkan mata dengan tangan yang melingkar dipinggang Salma

"... Kamu udah sembuh?"

"Udaah"

"Bohong, badan kamu aja masih hangat, istirahat dulu sampai bener-bener pulih" Jawab Roni setelah mengecek suhu badan Salma dibalik baju yang dipeluknya

"Istirahat gimana sih yank? Kemarin itu udah termasuk istirahat loh"

"Yang sama akukan belum" Roni menarik badan Salma sebagai tanda agar mengikuti

Salma kembali ikut berbaring, keduanya saling berhadapan, bunyi ponsel terdengar dari milik Roni

"Halo"

"...."

"Iya bawa aja mobil gua, nanti gua pakai mobil Caca"

"...."

"Yoi, Hati-hati" Dihadapan Salma, Roni menaikkan alisnya sebagai tanda tugasnya terlaksana

Dari nada bicara sepertinya Salma kenal, Tangan Salma ditarik Roni dalam dekapan dan kembali memejamkan mata

"Semua sudah terlaksana nyonya"

"Sopir yang kamu maksud, Poul?"

"Hehehe iya" Roni membuka mata dan membalas tatapan Salma

"Kamu nggak kasihan?"

"Kasihan gimana siih? pagi ini dia janji mau nganter Nabila kekampusnya juga"

"Biasanya kamunya males yang kena getahnya dia"

"Itu juga" Jawab Roni lirih

"Ronii bener-bener kamu yah"

"Ontyy, omii" Gedoran pintu terdengar nyaring

Roni menghela nafas "Kenapa Ian?"

"Ian sekolah dulu yah"

"Iy-"

Rumah di PerantauanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang