Pagi itu aku bangun membuka kedua mataku berharap jika semua yang terjadi hanyalah mimpi. Namun, harapan itu hilang saat aku sadar tak ada telfon darimu.
****
"Selamat pagi kakak" sapa ibun saat melihat Ledis keluar dari kamarnya
Ledis berjalan menuju meja makan dan duduk di sebelah ayah, Ledis masih termenung dengan tatapan lamunan yang sangat dalam. Bukan nyawa Ledis yang belum terkumpul, tetapi memang separuh dirinya hilang bersama Abim.
"Kak, sarapan dulu atau mandi dulu?" tegur ayah membuat Ledis sadar dari lamunannya
Ledis menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis ke arah ayah. "Kakak..." ucap Ledis terpotong karna kembali melamun
"Kak?" panggil ibun saat sadar bahwa Ledis masih di fase trauma akan kejadian kemarin
"Kakak mandi dulu yah, bun" ucap Ledis lalu berdiri berjalan ke arah kamar mandi
Orang tua mana yang tidak sedih melihat anaknya tak bersemangat lagi menjalani harinya. Kejadian itu benar-benar sangat memukul mental Ledis, di tambah lagi orang yang ia sayang terluka parah sekarang.
Setelah selesai mandi Ledis berpakaian sekolah dengan rapi, Ledis menatap dirinya dari cermin di kamarnya. Ia melihat seragam yang ia gunakan, mengingatkannya dengan kejadian kemarin.
Tok!! Tok!!
"Kak, yuk sarapan" suara ketukan pintu kamar Ledis berbunyi, ternyata itu ibun yang mengajak Ledis untuk sarapan.
"Kakak mau bawa bekal ga?" tanya ibun kepada Ledis saat mereka semua berada di meja makan
"Ibun masak macaroni saus nih" tawar ibun kepada Ledis
Mendengar macaroni saus membuat Ledis berhenti mengunyah roti yang ada di mulutnya. Pandangan Ledis menuju ke arah kotak bekal yang ada di tangan ibun.
"Abim suka macaroni saus ibun..." ucap Ledis pelan sambil menelan paksa roti yang ada di mulutnya
Ibun terdiam mendengar ucapan Ledis, ayah menoleh ke arah Ledis. Melihat Ledis dengan keadaan sekarang membuat ayah sangat sedih, anaknya begitu sangat mencintai Abim dalam kondisi apapun.
"Kalau begitu bawa nak, makan untuk Abim" ucap ayah sambil mengelus kepala Ledis
Ledis mengangguk mendengar ucapan ayah, lalu ia mengambil kotak bekal yang di pegang ibun. "Ledis aja ya bun yang isi" ucap Ledis kepada ibun dan di balas anggukan oleh ibun
Setelah selesai mengisi kotak bekalnya, Ledis pun memasukannya ke dalam tas ransel miliknya. "Sudah siap?" tanya ayah kepada Ledis dan Rara
"Udah" jawab Rara dengan cepat
Kini mereka pun pergi ke sekolah di antar oleh ayah. "Dadah ibun" Rara melambaikan tangan pada ibun yang berdiri di depan pintu
Ledis yang baru slesai memasang tali sepatunya pun hendak berjalan menuju mobilnya, namun sebelum itu Ledis mencium tangan ibun untuk berpamitan
"Kak, semangat ya sayang" ucap ibun setelah Ledis mencium tangannya
Ledis mengangguk lalu tersenyum tipis kepada ibun. "Ibun sayang sama kakak, semangat ya nak" ibun memeluk tubuh Ledis dengan erat
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu Dan Bandung : Di kala itu [END]
RomanceIni hanya cerita tentang aku dan kamu yang menjadikan kota Bandung sebagai saksi bisu kita berdua. Aku tak akan pernah bisa melupakan Bandung, setiap tempat di Bandung selalu ada cerita kita. Kalau di tanya "kenapa harus Bandung?" jawabannya karna B...