Karna keadaan sekolah berantakan, para guru merapatkan soal kejadian ini dan memutuskan untuk mengizinkan semua siswa untuk pulang lebih awal dari biasanya.
****
"Langsung pulang ya anak-anak" ucap wali kelas setelah memberi tahu informasi
"Iya bukk" balas semua siswa/i yang ada di lapangan
Semua siswa-siswi pun pergi ke kelas mereka masing-masing untuk mengambil tas mereka. "Nor temenin ke bi Eem ya" pinta Ledis kepada Nora, Nora mengangguk lalu mereka pun mengambil tas mereka dan pergi ke warung bi Eem.
Ketika Nora dan Ledis sampai di warung bi Eem, keadaan warung bi Eem sudah sangat ramai di penuhi semua teman-teman Abim
"Abim" panggil Ledis saat ia dan Nora tiba di depan warung bi Eem
Semua teman-teman Abim termasuk Abim pun menoleh ke arah Ledis dan Nora yang berdiri di depan warung bi Eem. Nora dan Ledis berjalan mendekati Abim dan teman-teman yang lainnya yang sedang duduk di depan warung bi Eem.
"Gimana Cik?" tanya Ledis ketika tiba di hadapan Abim dan yang lain
"Aman Dis, biru dikit doang" balas Ciko sambil mengacungkan jempolnya
"Kenapa kamu ke sini?" tanya Abim yang sedari tadi menatap Ledis
"Sekolah ngumumin pulang cepat jadi aku ke sini sama Nora" balas Ledis dan menatap balik Abim
"Yaudah aku antar kamu pulang" ucap Abim lalu berdiri dari duduknya
Ledis mengerutkan keningnya mendengar ucapan Abim, kenapa Ledis harus pulang? kenapa Abim seperti tak ingin Ledis berada di warung bi Eem? apa yang salah? biasanya juga Ledis tetap di sini bersama yang lainnya.
"Kenapa?" tanya Ledis
"Kenapa apa?" tanya Abim balik yang tak mengerti dengan pertanyaan Ledis
"Kenapa aku harus pulang? aku masih mau di sini" ucap Ledis sambil menatap Abim
"Ikut aku sebentar ya" Abim tak ingin teman-temannya melihat mereka berdua beradu argumen, jadi Abim mengajak Ledis ke arah motor karna sepi. Ledis pun ikut saja karna ia di gandeng oleh Abim
Setelah mereka sudah sedikit menjauh dari yang lainnya, Ledis masih terdiam dan menunggu jawaban dari Abim, kenapa Abim menyuruhnya pulang. Abim yang mengerti dengan tatapan Ledis pun berusaha menjelaskannya
"Pulang aja ya, biar lebih aman" ucap Abim lalu mengelus bahu Ledis, Ledis menggelengkan kepalanya
"Bukannya aku selalu aman kalau sama kamu?" balas Ledis dengan ekspresi yang sedikit kesal
"Iyaa, tapi situasinya sekarang berbeda Dis. Nora juga pasti pulang di antar Abram"
"Kenapa? kasih alasan dulu kenapa aku harus pulang?" Ledis masih kekeuh untuk berada di sini
"Tadi kan udah aku bilang sayang, situasinya lagi ga tepat untuk kamu tetap di sini" jelas Abim sambil menatap Ledis
"Kamu mau berantem kan?" ucap Ledis sambil menatap balik Abim dengan sangat serius
Abim terdiam sejenak lalu menggelengkan kepalanya, ia menatap Ledis dan menggenggam tangan Ledis.
"Dis, aku sama yang lain cuma mau bantu Saka. Sebisa mungkin kita ga akan berantem kalau mereka mau di ajak ngomong baik-baik" jelas Abim membuat Ledis menganggukkan kepalanya
"Pulang dulu ya? sampai masalahnya selesai nanti kamu boleh ke sini lagi" bujuk Abim lagi dan akhirnya di setujui oleh Ledis
Abim pun memutarkan motornya lalu mempersilakan Ledis naik ke atas motor, sebelum mereka pergi Abim menegur teman-temannya dulu.
"Aing ngantar Ledis pulang dulu" pekik Abim membuat semua orang mengangguk
"Iyaa, hati-hati Bim, Dis" ucap mereka semua yang ada di sana
"Bareng Bim, aing juga mau ngantar Nora" pekik Abram saat Abim baru saja ingin pergi
"Yuk" ajak Abram kepada Nora, lalu mereka pun pergi bersama.
Saat di jalan Ledis diam saja, ia tak banyak bicara karna sebenarnya ia masih ingin di sana agar bisa mengontrol Abim
"Abim" panggil Ledis membuka obrolan yang sedari tadi hening
"Kenapa Dis?" tanya Abim menjawab panggilan Ledis
"Aku khawatir sama kamu, aku gamau kamu terluka" ucap Ledis dengan wajah yang sedikit sedih dan memeluk Abim
"Insyaallah aku ga akan terluka Dis" Abim menyakinkan Ledis kalau ia akan baik-baik saja walaupun itu hanya kalimat penenang agar Ledis tak mengkhawatirkan dirinya terus menerus.
Bukannya tak ingin di khawatirkan oleh Ledis hanya saja Abim tak ingin Ledis stres dengan memikirkan kondisinya terus-menerus.
Tiba-tiba ada segerombolan anak motor menyusul motor Abim dari belakang, kini Abim berada di tengah-tengah segerombolan itu. Melihat mereka semua Ledis memeluk erat tubuh Abim
"Gapapa Dis tenang" bisik Abim saat mereka di posisi terkepung
Abim berusaha untuk keluar dari kepungan mereka agar mereka tidak bisa mengikuti Abim dan Ledis lagi.
Sebisa mungkin Abim mengendarai motornya dengan sedikit mengebut dan memelankan motornya, Abim memainkan gas motornya agar segerombolan anak motor yang mengikutinya lengah.
Sampai akhirnya Abim berhasil mengecoh mereka dengan berbelok ke jalan lain dan menancapkan gas dengan sedikit kuat, kini mereka lepas dari anak motor itu. Abim pun segera mengantarkan Ledis menuju rumah Ledis
Setelah mereka sampai di depan rumah Ledis, Abim menghentikan motornya dan Ledis pun turun. "Masuk gih" pintah Abim kepada Ledis
Ledis terdiam sejenak menatap Abim dengan tatapan penuh kekhawatiran, Abim mengelus puncak kepala Ledis. "Hey, gapapa Dis sana masuk" ucap Abim membuat Ledis tersadar dari lamunannya lalu mengangguk dan berjalanan mendekati pagar rumahnya
"Ledis" panggil Abim membuat Ledis menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Abim
"Jangan khawatirkan aku, aku baik-baik aja" ucap Abim setelah Ledis menoleh ke arahnya
Ledis mengangguk lalu masuk ke dalam rumahnya, sedangkan Abim langsung pergi kembali ke warung bi Eem setelah Ledis masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu Dan Bandung : Di kala itu [END]
RomantizmIni hanya cerita tentang aku dan kamu yang menjadikan kota Bandung sebagai saksi bisu kita berdua. Aku tak akan pernah bisa melupakan Bandung, setiap tempat di Bandung selalu ada cerita kita. Kalau di tanya "kenapa harus Bandung?" jawabannya karna B...