Setiap hari yang aku jalani denganmu setiap itu juga kebahagiaan ku selalu mengalir, bahkan bumi pun bersaksi jika aku sangat bahagia denganmu. Kamu, Abim ku
****
"Assalamu'alaikum" ucap Abim yang berdiri di depan pintu rumah Ledis di pagi hari untuk menjemputnya pergi ke puncak
"Wa'alaikumsalam" sahut ibun yang berjalan mendekati pintu dari dalam rumah
"Eh Abim, masuk nak" ajak ibun saat membuka pintu, melihat Abim yang berdiri sambil menadahkan tangan untuk mencium tangan ibun
"Iya ibun"
"Tunggu ya, ibun panggil Ledis dulu" ucap ibun sambil tersenyum dan berjalan ke arah kamar Ledis
Tok!! Tok!! Tok!!
"Kakak di depan udah ada Abim tuh" ucap ibun setelah mengetuk pintu kamar Ledis dan membukanya
"Oh iyaaa bun" balas Ledis sambil menyandangkan tas ransel miliknya
Setelah Ledis selesai bersiap-siap ia pergi ke ruang tamu untuk menemui Abim yang menunggunya
"Hai" sapa Ledis saat melihat Abim yang duduk di kursi ruang tamu sambil menunggunya
"Hai, udah siap?" tanya Abim sambil tersenyum dan menaikkan kedua alisnya
"Udah" jawab Ledis sambil mengangguk
"Izin ibun sudah?" tanya Abim lagi untuk memastikan ibun tidak khawatir mencari Ledis
"Sudah" balas Ledis sambil tersenyum
"Yauda kalau gitu, panggil ibun dulu gih" pinta Abim dan di balas anggukan oleh Ledis
Ledis kembali berjalan menuju dapur untuk memanggil ibun ke depan karna di minta Abim untuk berpamitan
"Sudah mau berangkat?" tanya ibun sambil berjalan mendekati Abim yang berdiri di ruang tamu
"Iya ibun, Abim sama Ledis izin pergi ke puncak sebentar ya bun?" ucap Abim meminta izin kepada ibun
"Iyaa sok, hati-hati yaa jangan pulang kemaleman. Sore tuh pulang dari puncaknya biar ga terlalu malam sampe rumah"
"Iyaa ibun. Doain kita sampai tujuan ya bun" ucap Abim lalu mengambil tangan ibun dan mencium tangannya
"Iyaa Abim, ibun titip Ledis ya"
"Siap ibundaa" balas Abim sambil tertawa, mendengar Abim memanggil ibunnya Ledis ibunda. Ledis dan ibun ikut tertawa
****
"Ledis, semalam kamu bisa tidur?" tanya Abim saat di perjalanan
"Bisa" jawab Ledis sambil menaruh dagunya pada bahu Abim dan memeluknya
"Aku ga bisa" balas Abim saat mendengar jawaban Ledis
"Kenapa?" tanya Ledis
"Karna aku sudah tak sabar menikmati momen berdua denganmu saat di puncak" ucap Abim sambil tersenyum dan melirik Ledis dari kaca spion motornya
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu Dan Bandung : Di kala itu [END]
Roman d'amourIni hanya cerita tentang aku dan kamu yang menjadikan kota Bandung sebagai saksi bisu kita berdua. Aku tak akan pernah bisa melupakan Bandung, setiap tempat di Bandung selalu ada cerita kita. Kalau di tanya "kenapa harus Bandung?" jawabannya karna B...