18. Study Pariwisata

133 12 0
                                    

Hari ini adalah hari ini adalah hari yang akan aku lalui dengan sangat bersemangat, aku akan pergi ke tempat yang sudah sangat aku nanti-nantikan.

****

"Sudah siap semua kak?" tanya ibun melihat Ledis sedang memakai sepatu kets miliknya

"Sudah bun" balas Ledis sambil fokus mengikat tali sepatunya

"Ga ada yang tinggal kak?" tanya ayah yang berdiri di depan pintu rumah melihat Ledis masih duduk memakai sepatunya di kursi luar rumah

"Ga ada ayah, udah semua"

"Yasudah kalau gitu berangkat kita" balas ayah, lalu Ledis pun berdiri dari duduknya dan menyandangkan tas ransel miliknya

"Ibun panggil Rara dulu ya, sekalian ambil tas" ucap ibun lalu pergi ke dalam rumah, Ledis dan ayah pun berjalan duluan ke arah mobil

"Abim ikut?" tanya ayah dan di balas anggukan oleh Ledis

"Ikut kok"

"Oh, dia langsung kesekolah atau mau jemput kamu?" tanya ayah lagi

"Tadinya mau jemput kakak, tapi kakak bilang ga usah nanti dia jadi dua kali pergi kalo jemput kakak" ucap Ledis sambil berjalan menuju mobil di iringi ayah

"Abim itu, pacar yang siaga ya kak. Siap Antar jaGA" ucap ayah sambil tertawa, karna mendengar ucapan ayah barusan Ledis pun ikut tertawa

Ayah dan Ledis pun masuk ke dalam mobil, sambil menunggu ibun dan Rara yang masih di dalam rumah, ayah kembali bertanya-tanya tentang Abim

"Selama kakak pacaran dengan Abim, apa yang kakak rasakan?" tanya ayah sambil menatap Ledis

Ledis tersenyum mendengar pertanyaan dari ayah, karna yang Ledis rasakan adalah bahagia, bahagia, bahagia terus bahagia. Jika ada alat hitung kebahagiaan maka bahagia Ledis sudah tak terhitung saat bersama Abim. Caranya yang sederhana membuat Ledis semakin mencintainya.

"Abim itu selalu buat kakak tertawa, dia punya caranya sendiri untuk bikin kakak ketawa yah. Dia ga pernah bentak kakak, dia ga kasar, dia selalu bikin kakak bahagia. Dia juga pernah rela berantem demi melindungi kakak" Ledis menceritakan semua tentang Abim yang membuatnya bahagia

"Berantem demi melindungi kakak, maksudnya gimana?" tanya ayah yang tak mengerti bagian penjelasan Ledis itu

"Jadi waktu itu beberapa hari kakak baru pindah, ada segerombolan anak motor yang ngejar-ngejar kakak. Terus kakak lari dan akhirnya ketemu Abim sama temen-temennya, dari situ Abim bantuin kakak. Wajah Abim sampe lebam biru karna mau nyelamatin kakak"

"Siapa yang ngejar-ngejar kakak?" tanya ayah sedikit panik

"Anak sekolah lain, yang suka ganggu anak sekolah kakak" balas Ledis

"Terus sampe sekarang masih suka ganggu?"

Ledis tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Engga ayah, udah aman"

"Syukurlah kalau gitu" keheningan datang setelah ayah mengucapkan itu dan akhirnya ayah kembali membuka pembicaraan

"Dari awal ayah kenal Abim itu, anaknya lucu sekali. Dia bisa buat ayah tertawa sama candaannya, baru sekali ayah ketemu dia tapi ayah udah suka sama dia. Makanya ayah setuju kakak pacaran sama dia, tapi waktu itu kakak belum mau sama dia" ucapan ayah ini membuat Ledis tertawa malu.

Aku Kamu Dan Bandung : Di kala itu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang